Bismillah.
Dulu aku pernah ada di fase terkurung dengan sampah pikiran, kerjaan tiap hari overthinking, tenggelam dalam kesedihan dan kekhawatiran. Aku saat itu bertanya-tanya, bagaimana bisa lepas bersihin sampah pikiran? Never would I know, I would find the answer from this book years later.
Ini dinukil dari buku "Yang Belum Usai" - Pijar Psikologi, PT Elex Media Komputindo
***
1. Menulis
Menulis pengalaman yang membuat kita tertekan. Ada tiga hal yang harus diperhatikan:
- fokus pada emosi yang bersentuhan dengan pengalaman yang dialami
- fokus pada apa yang terjadi di pikiran dan emosi saat kita mengalami pengalaman tidak enak
- menuliskan pengalaman sesuai dengan fakta yang benar-benar terjadi.
2. Therapy Notes
Membuat catatan kecil (sticky notes) yang berisikan pikiran dan perasaan yang muncul dalam situasi tertentu.
Terdiri dari respons terhadap pikiran yang mengganggu serta perilaku yang kita tunjukkan.
Tujuan: agar sampah pikiran tidak mendominasi isi kepala kita saat peristiwa itu terjadi
3. Gratitude journal
Berisi semua hal baik yang terjadi, ucapan syukur, serta terima kasih untuk diri sendiri, orang lain, atau hal lain
Tulis 3 hal setiap hari. Baca ulang yang terlah dibuat agar pikiran bawah sadar kita benar-benar turut merasakan pengaruh positif dari tulisan tersebut.
Dengan demikian, sampah pikiran yang kita miliki pun turut terkikis oleh hal-hal baik yang kita alami.
4. Thought Record
Ada 5 kolom
🦋 Apa yang terjadi?
(Apa yang sedang kamu lakukan/sedang kamu pikirkan)
🦋 Bagaimana perasaanmu?
(Apa yang sedang kamu rasakan? Seberapa buruk perasaan tersebut %)
🦋 Apa yang muncul dalam pikiranmu ketika hal ini terjadi
(Apa yang sebenarnya ada di pikiranmu? Seberapa jauh kamu memercayai pikiran tersebut? %)
🦋 Alternatif pikiraan
(Apakah ada alternatif pikiran positif terhadap pikiranmu yang negatif? Seberapa besar kamu memercayai alternatif pikiran tersebut? %)
🦋 Bagaimana perasaanmu sekarang
(Seberapa besar kamu masih memercayai pikiran negatif mu ini saat ini? %
Apakah kamu merasa lebih baik secara emosional sekarang?)
contoh dari buku:
5. Bertanya kepada Diri Sendiri
Apabila sampah pikiran kembali hadir dalam diri kita, coba untuk menanyakan beberapa hal ini kepada diri kita sendiri.
"Apa ini sebuah kebenaran?"
"Apa aku pernah ada di situasi yang membuat aku sadar bahwa pikiran ini tidak benar?"
"Dulu pernah mikir gini juga, apa pikiran baik yang bisa membuatku lebih tenang?"
"Apa ada sisi positif yang bisa aku cari?"
"Apa aku terlalu menyalahkan diriku atas hal yang tidak bisa aku kendalikan?"
Dan berbagai pertanyaan lain, yang bisa membantu kita menegasi sampah pikiran kita. Buat banyak pertanyaan lalu jawablah dengan jujur pada diri kita sendiri.
***
Ada dua cara lagi yang dibahas di buku ini, "menjadi teman baik untuk diri sendiri", dan "kendali ada di diri sendiri". Yang penasaran sama penjelasannya, silahkan baca sendiri di bukunya ya.
Buku ini aku rekomendasikan banget untukmu yang penasara terkait psikologi, dan ingin lebih mengenal diri dan luka tersembunyi, yang barangkali ada di diri kita.
Sekian. Semangat membaca meski sedikit. Jangan ragu juga untuk membagikan insight dari buku-buku yang kamu baca. Barangkali dari sedikit kutipan dan insight yang kamu bagikan, ada yang mendapatkan manfaatnya, pun ada yang jadi ambil buku dan mulai membaca lagi.
Wallahua'lam.
***
Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya