Follow Me

Monday, September 30, 2024

Death is Near

September 30, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

Death is near, even more than life. Kepastiannya lebih besar, daripada kehidupan itu sendiri. Itulah mengapa Allah menyebutkan kematian lebih dulu dari kehidupan. Itulah mengapa Rasulullah mencontohkan kita untuk membaca surat ini setiap malam sebelum tidur.

 

Kita mengira bahwa kehadirannya masih jauh... Aku pikir hanya sakit, nanti akan membaik. Satu, dua hari. Begitu cepat. Kabar itu hadir begitu cepat, lewat suara tangis ibu di ujung telpon.


***

 

It's night, part of me want to sleep and put that on hold. But I can't deny this feeling.

 

It's night, part of me want to escape and drown in distraction. But that's not the right thing to do.

 

So here I am, mengeja rasa dan makna yang mengambang dan tidak berbentuk jelas.


He's the oldest son of my grandma. He did so much good that change the life of his younger sister and brother.


Sulit untuk mengeja dan menceritakan sedikit dari yang kutahu. Imajinasiku mencoba memandang banyak hal dari sudut pandangnya. Aku bertanya-tanya, jika suatu saat kau merasa kematian sudah dekat. Apa yang akan kau lakukan?


Ia seolah sudah merasakan dekatnya kematian, saudara perempuannya pun sudah merasakannya. Tapi mengapa hatiku tidak peka, dan berpikir bahwa semua akan baik-baik saja? Bukankah seharusnya iman, membuat seseorang lebih peka terhadap firasat?


Sulit untuk mengeja dan menceritakan sedikit dari yang kutahu. Imajinasiku mencoba memandang banyak hal dari sudut pandang istri dan anaknya. Mata lembab mereka sore itu. I dind't know it will be the last time I see him. I don't even have courage to say a word, menyapa bahwa aku datang untuk menengok. I didn't have the courage to touch his hand as I supposed to be whenever I met him. The last time I did that was that night, when we all meet for montly gathering. Back then He didn't even looked sick. TT

 

***

 

Death is near... but why... saat berbicara tentang kematian yang sudah terjadi, yang hadir adalah pertanyaan-pertanyaan pengandaian?

 

Bukankah seharusnya kematian membuat kita makin dekat dan berdoa kepada Allah? Bukan justru mengikuti bisikan-bisikan kemungkinan yang tidak mungkin terjadi. Yang sudah tertulis, sudah terjadi, tidak akan bisa berubah. 

 

Sulit untuk mengeja dan menulis lebih banyak. Pikiranku melayang, bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan ibuku sekarang? I wish I am with her now. She's probably praying for her dearest late brother. Semoga Allah memberikan kekuatan dan kesahabaran padanya. 


Kututup tulisan ini. Dengan hadits doa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam saat Abu Salamah radhiyallahu anhu berpulang.


Lalu beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَبِي سَلَمَة، وَارْفَعْ دَرَجَتْهُ في المَهْدِيِّينَ، وَاخْلُفْهُ في عَقِبهِ في الغَابِرِينَ، وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ يَا رَبَّ العَالَمِينَ، وَافْسَحْ لَهُ في قَبْرِهِ، وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ

“Ya Allah, ampunilah Abu Salamah, dan angkatlah derajatnya sehingga dia bertemu dengan mereka orang-orang yang telah mendahului beliau dalam kematian, dan Ya Allah jadilah Engkau sebagai pengganti/menanggung orang-orang yang ditinggalkannya. Dan ampunilah kami, juga untuk beliau, Ya Rabbal ‘Alamin, dan lapangkanlah Abu Salamah dalam kuburnya, dan berilah cahaya kepada beliau di dalam kuburnya.” (HR. Muslim di dalam shahih muslim [1]


Wallahua'lam bishowab.


Keterangan:

[1] https://www.radiorodja.com/50044-doa-untuk-orang-yang-baru-saja-meninggal-dunia/

[2] Ditulis 29 September 2024 11.38 PM, di publish pagi, hari berikutnya.

Tuesday, September 24, 2024

Belajar Bahasa Lagi di Memrise

September 24, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

Sudah lama aku tidak membuka atau main Memrise.

 

Baca juga: Memrise : Menghafal Lebih Mudah dan Asyik 


Saat ada kesempatan untuk buka lagi web Memrise, aku menemukan informasi baru, bahwa memrise memutuskan untuk memisahkan course resmi dari Memrise, dengan course yang bisa dibuat oleh member memrise. Jadi sekarang ada dua alamat web, untuk yang resmi di app.memrise.com, sedangkan yang komunitas di community-courses.memrise.com.



 

Community course berisi kelas-kelas yang dibuat oleh komunitas atau pengguna memrise. Kelas-kelas tidak resmi, tapi banyak juga manfaatnya. Dan ada juga fasilitas untuk buat course sendiri.

 

 

Lalu bulan berlalu, eh ada pemberitahuan lagi, bahwa akan ada pembaruan. Di web resmi memrise. Dan bagus pembaruannya. ada sistem scenarios, sama latihan conversation menggunakan AI via chat.


skenario

latihan percakapan dibantu AI

***

Ada banyak banget fasilitas bagus dan gratis dari memrise, sayang kalau enggak di share. Yang mau serius dan dapat fasilitas full-nya juga bisa berlangganan.


Aku kadang bertanya-tanya, apakah belajar bahasa, masih relevan untukku? Apalagi kalau lebih tertarik belajar bahasa asing lain, yang mungkin gak akan pernah terpakai. Ada banyak excuse yang membuatku ragu untuk sharing, tapi minat belajar bahasa itu masih ada, sayang juga kalau diabaikan. Jadi ketimbang menghalangi diri sendiri, untuk hal yang lebih produktif, ketimbang cuma scrolling dan menjadi konsumer konten, mending belajar, diniatkan untuk hal baik. Semoga kelak, meski sekarang kesannya belum 'berguna', nanti semoga berguna.

***

 

Aku akhiri saja tulisan ini. Sebagian hatiku masih ingin curhat ini itu, tentang kekhawatiranku, tentang pertanyaan-pertanyaanku, tentang angan-angan yang terlalu cepat terbang tinggi tanpa diikuti langkah-langkah kecil yang menyertai. Tapi kucukupkan saja di sini. Belajarlah, banyak hal. Belajar agama tentu, belajar Al Quran juga. Juga, belajar hal-hal yang kamu minati. Semoga setiap ilmu yang dipelajari mengajarkanmu kerendahan hati, dan membuatku mencapai kesimpulan yang tertinggi. Seperti ulul albab yang duduk dan berbaringnya memikirkan bagaimana penciptaan bumi dan langit, kemudian dari ilmu tersebut, mereka berkata, Rabbana ma khalaqta hadza bathila...

 

Begitu pun perbedaan bahasa, yang setiap kali kita mempelajari bahasa yang baru, kita bukan cuma belajar bahasa tersebut, tapi kita juga belajar bagaimana budaya orang-orang yang memakai bahasa tersebut. *teringat podcast Raditya Dika dan Ivan Lanin, yang menjelaskan bahwa kekayaan kosakata suatu bahasa terhadap suatu hal, menunjukkan bahwa hal tersebut adalah hal penting. Seperti kekayaan kosata jenis keju bagi orang-orang eropa, atau kekayaan kosakata alat-alat pertanian, teknik pertanian bagi orang jawa.


Lalu semoga kita tiap pagi, saat terbangun dari tidur kita.. membaca ulang perkataan ulul albab yang Allah abadikan dalam ayat Quran.


Rabbana ma khalaqta hadza bathila, subhanaka faqina 'adzabannar.


Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang terus belajar, yang dengan belajar itu, kami meyakini dengan benar kehidupan akhirat, yang membuat kami tidak berhenti berdoa, agar Engkau selamatkan kami dari api neraka. Aamiin


Wallahua'lam bishowab.


****


PS: Jika ada yang merasa aku loncatnya kejauhan, harap maklum ya, begini aku biasa menulis di sini. Berharap setiap tulisan bukan cuma tentang 'dunia' tapi juga mengingatkan pada-Nya. Berharap sedikit yang kecil ini, bisa menjadi jejak yang kelak menjadi bekalku di kehidupan selanjutnya. Aamiin.

Sunday, September 22, 2024

Ahad Pagi di Alun-alun Purwokerto

September 22, 2024 0 Comments
Bismillah.

Curhat cepat hehe. Pengen upload di story Instagram, tapi teringat kalau aku bukan anak ig wkwkwk.

Pagi ini menyempatkan jalan kaki pagi, meski sudah agak siang. Berangkat jam 8 dari rumah.

Alun-alun Purwokerto ramai seperti biasa. Tapi ada yang berbeda. Beberapa poster besar dan photoboot terlihat menghiasi beberapa sisi, di Alun-alun juga di Masjid Agung Baitussalam.

Acaranya nanti sore.

***

Uniknya lagi, diujung tenggara alun-alun kulihat ada yang menggelar reading corner, baca buku gratis. Saat kutanya dari mana, katanya dari pesantren. Aku tak bertanya banyak, mau ambil foto pun gak enak.

Kuambil saja satu buku, berusaha membaca meski tidak bisa fokus. Hanya skimming beberapa tulisan di dalamnya.

Membaca sekilas buku tersebut membawa pikiranku sejenak pergi lagi ke Bandung. Kok bisa? Karena buku tersebut ditulis oleh santri dari Pesantren yang terletak di Cilembu. Beberapa tulisan berkali-kali menyebut kata Bandung, Kiaracondong, dan beberapa tempat lain saat menceritakan perjalan mereka menuju pesantren.

Sudah agak siang, aku harus beranjak pergi. Tapi sebagian hatiku masih ingin melihat-lihat buku lain. Maka kubuka salah satu buku lain yang menarik covernya. Halaman random, kutemukan kutipan ini:

Satu kutipan tentang pentingnya memulai. Cukup untuk membuatku mengambil gambar, kemudian segera berterimakasih dan pamit.

Buku yang ini aku lupa tidak menghafal judulnya, atau mengambil foto covernya. Tapi bukunya tentang inspirasi dari pelajar di luar negri. Aku mengingat ada beberapa kota, tiga diantaranya Taipe-Taiwan, Kanazawa-Jepang, dan Kazan-Rusia. Dua lagi yang bagian depan tidak kuingat. Yang lebih kuingat adalah desain layout sederhana tapi menarik mata. Warna biru yang cerah di footer, juga ilustrasi bangunan-bangunan ikon luar negri.

Selain dua buku yang kuambil tadi, ada banyak buku lain. Beberapa majalah bobo, buku anak, juga buku populer "The Psychology of Money", "Rich Dad Poor Dad", "The Subtle Art of Not Giving a F***", juga novel-novel Tere Liye.

***

That's all.

Thursday, September 19, 2024

Yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Gratitude Journal

September 19, 2024 1 Comments

Bismillah.

#nukilbuku *Yang Belum Usai* - Pijar Psikologi, PT Elex Media Komputindo 

 

Salah satu cara untuk self healing adalah membiasakan lagi bersyukur dengan membuat gratitude journal. Aku pernah merasakan krisis identitas, saat tiba-tiba menemukan diriku berubah hampir 180 derajat menjadi sisi terburuk diri. Diri yang tidak tahu cara bersyukur, diri yang penuh dengan keluhan, diri yang begitu mudah menyalahkan banyak hal dll. Frustasi sendiri ketika menemukan perubahan buruk itu, dan mulai melabeli sifat buruk itu pada diri sendiri. Bagaimana kalau aku memang orang yang tidak bisa bersyukur? Bagaimana kalau aku memang A, B, C dan label-label buruk lainnya. Sampai aku diingatkan lagi lewat buku, bukan buku yang akan kunukil ini, tapi buku lain. Dari buku tersebut, aku mulai sadar bahwa bersyukur, bersabar juga bisa dilatih. Bahwa kita bisa belajar ulang meski sudah pernah jatuh dan berubah menjadi lebih buruk. Dan salah satu cara belajar bersyukur adalah dengan membuat gratitude journal.

 

Dulu, aku sekedar membuat list 3 hal yang kusyukuri hari ini. Sesederhana itu. Tapi setelah membaca buku ini, aku jadi sadar, bahwa ada prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam membuat gratitude journal.

 

***

 

1. Jujur dengan diri sendiri


Pintu gerbang utama untuk menjadi lebih bahagia adalah mengakui bahwa diri sendiri juga punya kelemahan. Mengakui segala emosi negatif yang kita miliki agar bisa terbuka dengan orang lain. Dengan begitu, kita akan merasa secure dan tidak sendiri saat mengalami pengalaman negatif. Jujur dengan diri sendiri merupakan salah satu cara untuk menjadi open minded dalam mengeksplorasi diri lebih jauh lagi. Sebab, tanpa menjadikan pikiran dan perasaan terbuka terhadap segala pandangan, bersyukur akan menjadi pekerjaan yang sulit.

2. Aware terhadap diri sendiri


Aware terhadap kebutuhan emosi diri sendiri.

Membiasakan diri peduli pada hal-hal yang membahagiakan, membuat hidup kita akan mengasah kemampuan bersyukur itu sendiri.

Oleh karena itu, akan lebih baik jika gratitude journal itu bukan hanya sekedar list, tapi juga deskripsi yang rinci tentang sesuatu yang kita rasakan.
 

 

3. Apresiasi diri


Masa lalu dan masa kini.

Mengapresiasi diri sendiri di masa kini berarti berterima kasih pada kehidupan. Mengapresiasi masa lalu artinya menerima segala kejadian buruk yang pernah kita alami, bahwa kita sudah sampai sejauh ini untuk menghadapinya.

Kaitkan apa yang dialami di masa lalu, dengan kondisi kita di masa kini

 

4. Menyeimbangkan Emosi


Bersyukur bukan meniadakan yang negatif. Melainkan menyeimbangkan yang negatif dan positif.

Dalam menulis gratitude journal kita perlu memaknai hal buruk yang menimpa kita dan mencari sebuah hikmah atas itu.

 

***


Membaca prinsip-prinsip itu, aku jadi menyadari, mungkin memang bukan gratitude journal, tapi aku banyak melakukan 4 hal tersebut saat menulis di blog ini. Selain di blog ini, aku merasa membaca dan menuliskan kutipan-kutipan dari buku-buku bagus membuat pikiranku lebih jernih untuk melihat bahwa ada begitu banyak nikmat yang seringkali kita abaikan, bagaimana fokus pada satu titik hitam membuat hidup kita tidak tenang, padahal yang ada di hadapan kita itu kertas putih.


Untuk siapapun yang sedang butuh membuat gratitude journal, jangan lupa terapkan prinsip-prinsip di atas ya.. Semoga Allah memudahkan kita menjadi hamba yang bersyukur. Karena sungguh, saat kita bersyukur, bukan Allah yang membutuhkannya, tapi kita yang justru sangat membutuhkannya. Semoga kita tidak pernah berputus asa, atau lupa atas sifat Ar Rahman dariNya.


Wallahua'lam bishowab.

 

***


Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Friday, September 6, 2024

Things I Want to Write

September 06, 2024 0 Comments

Bismillah.



 

Ada begitu banyak hal yang ingin kutulis, tapi begitu membuka tampilan menulis pos baru, menulis judul, membuka dengan satu dua kalimat, kemudian aku seperti.... entah pikiran yang terdistraksi dan tidak fokus, sehingga kepikiran ini itu hal lain, atau karena aku bingung harus menulis seperti apa.

 

Writer block? Ya, mungkin karena ada penghalang di otakku. Maka di sinilah aku, mencoba menghilangkan penghalang itu dengan melakukan free writing. Menulis ini sembari teringat draft tugas hari ke sekian yang sengaja tidak kukumpulkan. Padahal mah kumpulin aja, tawaran lain itu, abaikan dulu.


Tapi pengen nulis di blog ini juga. Tapi pengen juga ngelakuin hal lain yang sifatnya konsumtif dan nggak perlu memutar otak. Cuma perlu diam dan menikmati konten buatan orang lain. Tenggelam dalam distraksi. Jadi konsumer lagi dan lagi. Kapan mau bertumbuh kalau puas hanya jadi konsumen dan follower?


Tiba-tiba teringat akun @ibnabeeomar yang menghilang. Penulis dari buku fiqh of social media. Aku mencari kembali akun tersebut karena ternyata instagram punya fungsi "memories" juga, yang muncul saat kita membuka archieve. Tiga tahun yang lalu aku membagikan bahwa aku menyukai membaca review buku dari akun tersebut 3 tahun yang lalu.

 

 

2021. Tahun yang sama aku menyelesaikan draft buku non fiksi "racikan rasa", yang terlalu tipis untuk diterbitkan. Pernah aku share link gdrive-nya di page e-book kirei, tapi aku sembunyikan lagi, karena hendak aku ramu lagi jadi draft yang lebih utuh. Baru 133, dan targetku 300 halaman? I don't even sure about it. Aku cuma mengumpulkan semua tulisan dalam blog ini yang bisa masuk "topik/tema" draft ini. Aku masih berada di tahun 2020, masih ada sekitar 8 tahun lagi di archieve. Semoga cukup.

 

***

 

Ada banyak yang ingin kutulis, semoga Allah mudahkan menuliskannya. Semoga sembari menulisnya, niatku tidak berbelok. Semoga di setiap tulisan, terdapat berkah. Semoga tulisan bukan sekedar tulisan, tapi meresap masuk ke hati, menegakkan batang, menghijaukan dedaunan, menumbuhkan bunga dan menghasilkan untaian buah yang manis.

 

I know I'm not young anymore. Nor do my writing skill is excellent. But I still have that dream within my heart, to spread goodness through words I write. Ya, semangat itu masih ada, semoga tulisan ini, bisa menjadi kata-kata baik yang mengubah hidup menjadi lebih baik.

 

Wallahua'lam.

Tuesday, September 3, 2024

Tetap Butuh Negative Thinking

September 03, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

Karena sudah melalui masa-masa saat begitu mudah untuk berprasangka buruk, overthinking, negative thinking, dan jeratan mindset buruk lain yang makin lama membesar seperti bola salju... aku pikir aku sudah tidak membutuhkan negative thinking. Aku ingin selamanya berteman dengan prasangka baik, sampai sebuah pengingat ini kubaca.

 

***

 


 

Tulisan tersebut kuambil #daribuku Berpikir Itu "Dipraktekin" - Tim Wesfix, Grasindo

 

Selain masalah gampang puas, disebutkan juga di halaman-halaman sebelumnya bahwa berpikir negatif membantu kita untuk menghindari hal-hal buruk dan membuat rencana-rencana lain, jika ternyata yang terjadi tidak seindah yang kita pikirkan. Pikiran negatif-lah yang membuat kita membuat rencana dengan penuh perhitungan dan kehati-hatian. 


"...Anda tidak bisa melihat semua hal secara positif. Ada saat di mana Anda perlu melihatnya dari sudut pandang negatif. Terlalu positif bisa menimbulkan sikap sembrono dan berbahaya. Kemampuan Anda untuk melakukan antisipasi pun berkurang.

Berpikir negatif dengan kadar yang wajar bisa menjadi alat untuk mengantisipasi hal-hal negatif di masa depan." - Tim Wesfix


Disebutkan juga dalam buku ini, tentang kita yang tidak boleh anti dengan kata "tidak", "tidak bisa" dan "jangan". Karena jika kita menempatkan kata-kata itu pada konteks yang tepat, akan membuahkan hasil yang positif.


Yang penting kita tidak lantas terlalu cepat dan terbiasa menggunakan kata-kata di atas untuk berbagai hal. Kata-kata tersebut, bisa kita gunakan saat kita sudah mencapai batas maksimal dan tidak bisa melanjutkan. Termasuk keputusan untuk menyerah, bisa jadi keputusan yang benar jika kita benar-benar memahami kemampuan diri kita.



***


Jujur sebagai orang yang belum lama terjerat negative thinking, dan sedang berusaha untuk menjalani hari berteman positive thinking, pengetahuan ini menjadi tantangan sendiri untukku. Bagaimana caranya menjaga kadar negative thinking dalam batasan wajar. Bagaimana agar tidak cepat puas, tapi juga tetap mengapresiasi diri. Termasuk bagaimana aku bisa berdamai pada diri, yang dulu pernah terburu-buru untuk menyerah dan dampaknya sampai sekarang masih kurasakan. Tugasku sekarang adalah fokus pada hal-hal yang bisa aku lakukan dengan baik, menjaga positive thinking tapi juga tidak meniadakan negative thinking. Sulit? Sepertinya iya. Tapi bukankah hidup itu memang sulit? *tiba-tiba teringat salah satu ayat di surat Al Balad.


Terakhir. Tidak apa sulit, asalkan kau tidak bergantung pada diri sendiri. Ya, tidak apa sulit, kita bisa terus menerus minta kemudahan pada Allah, juga minta kekuatan dari Allah untuk bisa menjalaninya. Jadikan sulit ini, bak level di game hard. Sulit tapi membuat kita tertantang dan tetap berusaha untuk menjalaninya. Semoga Allah membantu kita menjaga pola pikir yang sehat, saat positive dan negative thinking bekerjasama dengan harmonis untuk menghasilkan hal-hal baik yang kelak semoga menjadi bekal kita di kehidupan selanjutnya. Sekian.


Wallahua'lam.


***


Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.