Follow Me

Friday, September 6, 2024

Things I Want to Write

September 06, 2024 0 Comments

Bismillah.



 

Ada begitu banyak hal yang ingin kutulis, tapi begitu membuka tampilan menulis pos baru, menulis judul, membuka dengan satu dua kalimat, kemudian aku seperti.... entah pikiran yang terdistraksi dan tidak fokus, sehingga kepikiran ini itu hal lain, atau karena aku bingung harus menulis seperti apa.

 

Writer block? Ya, mungkin karena ada penghalang di otakku. Maka di sinilah aku, mencoba menghilangkan penghalang itu dengan melakukan free writing. Menulis ini sembari teringat draft tugas hari ke sekian yang sengaja tidak kukumpulkan. Padahal mah kumpulin aja, tawaran lain itu, abaikan dulu.


Tapi pengen nulis di blog ini juga. Tapi pengen juga ngelakuin hal lain yang sifatnya konsumtif dan nggak perlu memutar otak. Cuma perlu diam dan menikmati konten buatan orang lain. Tenggelam dalam distraksi. Jadi konsumer lagi dan lagi. Kapan mau bertumbuh kalau puas hanya jadi konsumen dan follower?


Tiba-tiba teringat akun @ibnabeeomar yang menghilang. Penulis dari buku fiqh of social media. Aku mencari kembali akun tersebut karena ternyata instagram punya fungsi "memories" juga, yang muncul saat kita membuka archieve. Tiga tahun yang lalu aku membagikan bahwa aku menyukai membaca review buku dari akun tersebut 3 tahun yang lalu.

 

 

2021. Tahun yang sama aku menyelesaikan draft buku non fiksi "racikan rasa", yang terlalu tipis untuk diterbitkan. Pernah aku share link gdrive-nya di page e-book kirei, tapi aku sembunyikan lagi, karena hendak aku ramu lagi jadi draft yang lebih utuh. Baru 133, dan targetku 300 halaman? I don't even sure about it. Aku cuma mengumpulkan semua tulisan dalam blog ini yang bisa masuk "topik/tema" draft ini. Aku masih berada di tahun 2020, masih ada sekitar 8 tahun lagi di archieve. Semoga cukup.

 

***

 

Ada banyak yang ingin kutulis, semoga Allah mudahkan menuliskannya. Semoga sembari menulisnya, niatku tidak berbelok. Semoga di setiap tulisan, terdapat berkah. Semoga tulisan bukan sekedar tulisan, tapi meresap masuk ke hati, menegakkan batang, menghijaukan dedaunan, menumbuhkan bunga dan menghasilkan untaian buah yang manis.

 

I know I'm not young anymore. Nor do my writing skill is excellent. But I still have that dream within my heart, to spread goodness through words I write. Ya, semangat itu masih ada, semoga tulisan ini, bisa menjadi kata-kata baik yang mengubah hidup menjadi lebih baik.

 

Wallahua'lam.

Tuesday, September 3, 2024

Tetap Butuh Negative Thinking

September 03, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

Karena sudah melalui masa-masa saat begitu mudah untuk berprasangka buruk, overthinking, negative thinking, dan jeratan mindset buruk lain yang makin lama membesar seperti bola salju... aku pikir aku sudah tidak membutuhkan negative thinking. Aku ingin selamanya berteman dengan prasangka baik, sampai sebuah pengingat ini kubaca.

 

***

 


 

Tulisan tersebut kuambil #daribuku Berpikir Itu "Dipraktekin" - Tim Wesfix, Grasindo

 

Selain masalah gampang puas, disebutkan juga di halaman-halaman sebelumnya bahwa berpikir negatif membantu kita untuk menghindari hal-hal buruk dan membuat rencana-rencana lain, jika ternyata yang terjadi tidak seindah yang kita pikirkan. Pikiran negatif-lah yang membuat kita membuat rencana dengan penuh perhitungan dan kehati-hatian. 


"...Anda tidak bisa melihat semua hal secara positif. Ada saat di mana Anda perlu melihatnya dari sudut pandang negatif. Terlalu positif bisa menimbulkan sikap sembrono dan berbahaya. Kemampuan Anda untuk melakukan antisipasi pun berkurang.

Berpikir negatif dengan kadar yang wajar bisa menjadi alat untuk mengantisipasi hal-hal negatif di masa depan." - Tim Wesfix


Disebutkan juga dalam buku ini, tentang kita yang tidak boleh anti dengan kata "tidak", "tidak bisa" dan "jangan". Karena jika kita menempatkan kata-kata itu pada konteks yang tepat, akan membuahkan hasil yang positif.


Yang penting kita tidak lantas terlalu cepat dan terbiasa menggunakan kata-kata di atas untuk berbagai hal. Kata-kata tersebut, bisa kita gunakan saat kita sudah mencapai batas maksimal dan tidak bisa melanjutkan. Termasuk keputusan untuk menyerah, bisa jadi keputusan yang benar jika kita benar-benar memahami kemampuan diri kita.



***


Jujur sebagai orang yang belum lama terjerat negative thinking, dan sedang berusaha untuk menjalani hari berteman positive thinking, pengetahuan ini menjadi tantangan sendiri untukku. Bagaimana caranya menjaga kadar negative thinking dalam batasan wajar. Bagaimana agar tidak cepat puas, tapi juga tetap mengapresiasi diri. Termasuk bagaimana aku bisa berdamai pada diri, yang dulu pernah terburu-buru untuk menyerah dan dampaknya sampai sekarang masih kurasakan. Tugasku sekarang adalah fokus pada hal-hal yang bisa aku lakukan dengan baik, menjaga positive thinking tapi juga tidak meniadakan negative thinking. Sulit? Sepertinya iya. Tapi bukankah hidup itu memang sulit? *tiba-tiba teringat salah satu ayat di surat Al Balad.


Terakhir. Tidak apa sulit, asalkan kau tidak bergantung pada diri sendiri. Ya, tidak apa sulit, kita bisa terus menerus minta kemudahan pada Allah, juga minta kekuatan dari Allah untuk bisa menjalaninya. Jadikan sulit ini, bak level di game hard. Sulit tapi membuat kita tertantang dan tetap berusaha untuk menjalaninya. Semoga Allah membantu kita menjaga pola pikir yang sehat, saat positive dan negative thinking bekerjasama dengan harmonis untuk menghasilkan hal-hal baik yang kelak semoga menjadi bekal kita di kehidupan selanjutnya. Sekian.


Wallahua'lam.


***


Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.