Follow Me

Saturday, April 25, 2015

Metamorfosis Hati


#cerpen

Bismillah.

http://cdn2.gurl.com/wp-content/gallery/dealing-with-change-quotes/change5.jpg
 Maryam menghela nafas pelan, sudah satu pekan, dan Noor suaminya masih belum bisa dihubungi. Setiap telepon dari Maryam selalu tak terjawab atau bahkan di-reject. Begitu pula sms dari Maryam, ia bahkan tidak tahu apakah Noor membacanya. Matanya kembali memanas, lalu bulir-bulir air jatuh satu persatu.

Maryam mengambil air wudhu kemudian membuka mushafnya, dan benar janji-Nya, membaca satu dua ayat-Nya membuat hatinya lebih tenang. 'Ini adalah salah satu ujian dari-Nya, dan aku pasti sanggup melaluinya', batinnya.

Pikiran Maryam melayang ke kejadian satu pekan yang lalu.

***

Saat itu ia ditemani Noor Sang Suami untuk bertemu dengan teman SMA-nya. Saat teman Maryam datang, Noor meminta izin untuk membeli kopi di warung terdekat. Maryam tersenyum dan mengangguk.

Setelah selesai berbincang dengan temannya, Maryam menghampiri Noor yang masih berdiri memegang cup kertas berisi kopi. Maryam menggandeng tangan Noor, "Yuk pulang,". Namun tangan Noor melepas genggaman Maryam dengan kasar, "Jangan sentuh aku!" Lalu Noor berlalu.

"Kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba kamu bersikap kaya gini?", tanya Maryam mengejar Noor, heran. Noor berhenti dan berbalik,

"Kenapa aku kaya gini? Aku baru ketemu teman, dia bilang dia tahu kamu yang dulu kaya gimana."

"Apa?", Maryam tidak mengerti. Namun wajah Noor yang mengeras membuat dia teringat sebuah kesalahan yang ia lakukan saat masih muda.

"Apa yang ia ceritakan?", tanya Maryam khawatir.

"Dia memberitahuku, apa yang seharusnya aku tahu sebelum kita menikah!" suara Noor meninggi, membuat mata Maryam mulai memanas.

"Kamu kan tahu, waktu muda aku belum melaksanakan islam dengan baik. Mengapa kamu melakukan ini?"

Noor tidak menjawab, ia hanya menggelengkan kepalanya pelan dan meninggalkan Maryam sendiri.

***

Tok tok tok.. Ketukan pintu membuyarkan putaran slide demi slide satu pekan lalu.

"Siapa?", Maryam segera menghapus sisa-sisa tangisnya.

"Ini Aisyah, aku boleh masuk?" tanya adik Maryam yang baru duduk di SMP kelas 1.

"Masuklah Aisyah.." Jawab Maryam.

Maryam tersenyum mencoba menjawab pertanyaan dari adiknya. Aisyah bertanya apakah hubungannya dengan Noor akan baik baik saja? Juga bertanya apakah Maryam sesuatu yang buruk pada Noor? Maryam mencoba menjawab sebijak mungkin, Aisyah masih terlalu kecil, Maryam takut kejadian ini membuat Aisyah takut untuk menikah.

"Kamu tahu, kakak sering berkata bahwa membaca Quran akan memberikan kita kebaikan di dunia dan akhirat?" Aisyah mengangguk pelan.

"Kamu tahu, Allah Maha Pengasih dan Pengampun? Allah dapat mengampuni semua dosa kita." Lagi, adiknya mengangguk pelan.

"Terkadang, ketika kita melakukan kesalahan, kemudian bertaubat. Meski Allah sudah mengampuni kita, dosa itu masih dapat mempengaruhi hidup kita" ucap Maryam getir.

"Itu yang terjadi pada Kak Maryam?" Maryam menghela nafas pelan dan mengangguk.

"Maryaam," suara Ibu memanggil. Maryam segera bangkit dan menuju suara tersebut. "Noor di sini," lanjut Ibu. Maryam sejenak menghentikan langkahnya, menarik nafas panjang, memperbaiki kerudung berwarna lembutnya dan melangkah menuju pintu depan rumah.

To be continued.. (baca lanjutannya di Metamorfosis Hati Bagian Terakhir)

*di adaptasi dari sebuah film pendek

2 comments:

ditunggu komentarnya