Diambil dari nakindonesia.tumblr.com
Baiklah, versi sederhananya adalah, saya pergi ke Amerika, saya belajar di Sekolah Negeri, SMA Negeri. Mayoritas orang-orang di sekitarku adalah non muslim. Sebenarnya aku tidak kenal satu muslim pun di tahun pertama masa SMA. Aku tidak mengenal seorang muslim pun.
Dan lingkungannya benar-benar berbeda. Bahasanya jauh berbeda. Dan sebagai remaja, secara alami aku memiliki kecenderungan untuk mencoba menyesuaikan diri. Dan tentu saja, hal yang membuatku berbeda dari yang lain adalah Islam. Faktanya, karena kamu pergi ke sekolah 5 hari seminggu, bahkan di hari Jumat kamu tidak bisa meluangkan waktu untuk pergi shalat Jumat. Aku tidak. Aku tidak shalat Jumat selama 2 tahun, saat aku di SMA.
Maka perlahan kamu mulai berteman. Dan semua temanku non muslim. Dan tentu saja, apabila mereka bukan muslim, gaya hidup mereka dan segala hal tentang mereka tidak ada hubungannya dengan agama. Dan jadi aku mulai meniru apa mereka lakukan, dan orang tuaku tidak mengira kalau aku berubah. Jadi aku menjadi anak baik di rumah dan menjadi orang lain saat aku pergi ke sekolah.
Aku pikir hingga hari ini, dan aku pikir ini tidak hanya terjadi di Amerika. Menurutku banyak nilai-nilai yang kita genggam erat dalam islam, yang tidak diajarkan dengan cukup, atau dengan baik, bahkan dalam komunitas muslim. Aku pernah berpikir sebelum aku bepergian keluar Amerika, yang aku alami merupakan sesuatu yang, spesifik untukku, dan tidak dialami orang lain. Namun faktanya , hal ini dialami jutaan orang bahkan hingga hari ini.
Dan tiba masanya dimana, kamu merasa bersalah saat kamu menjalani hidup yang bertentangan dengan ajaran agamamu. Dan kamu benci itu.. tak ada orang yang suka merasa bersalah. Jadi pada akhirnya kamu harus memutuskan, apakah kamu akan menerima agama. Atau kamu akan, kamu tidak ingin merasa bersalah lagi, dan kamu tinggal menyingkirkan hal yang membuatmu merasa bersalah. Bunuh saja nuranimu, dan lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Dan itu adalah jalan yang aku pilih saat itu.
Hal ini mengingatkanku pada sebuah hadits, “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Aku benar-benar jauh dari Islam. Bahkan di awal perkuliahan. Dan aku bertemu… Allah telah menetapkan ini, dan Dia melakukan apa yang Dia inginkan. Aku secara tidak sengaja bertemu seorang pemuda yang sedang menempelkan pamflet untuk Muslim Student Association/MSA (Rohis/LDK).
Dan aku bertanya padanya, perihal pamflet itu. Dan aku berpikir, jika mereka asosiasi mahasiswa muslim, mereka pasti memiliki pesta terbaik, karena mereka pasti mengumpulkan muslim dari seluruh negara di pesta mereka. Jadi aku bertanya padanya, “apakah kalian berpesta?” dan dia menjawab, “Ya, ya, kami berpesta”. Namun ketika aku pergi ke sana, hanya ada dua orang pemuda. Dan mereka berdiskusi sesuatu tentang Al Quran atau apalah itu.
Aku berpikir ini bukan tempatku. Tapi orang-orang ini benar-benar baik padaku, mereka mulai meluangkan waktu bersamaku. Mereka mengantarkanku pulang, dan perlahan namun pasti -aku masih belum shalat atau apapun- Namun suatu hari, salah satu teman tersebut, dia berhenti di jalan untuk shalat, dan aku jadi merasa tidak enak, dan akupun shalat karenanya.
Dan aku baru merasakan bagaimana rasanya shalat lagi, dan tanpa sadar aku telah mendirikan shalat lima waktu lagi. Dan kembali belajar bagaimana cara shalat. Aku bahkan tidak ingat ada berapa rakaat dalam maghrib, dan apa yang kamu baca saat kamu duduk dalam shalat, aku harus mempelajari lagi semua hal itu dari awal. Namun aku berhasil melakukannya, alhamdulillah. Aku mensyukuri itu semua, Allah telah menjauhkan teman teman lamaku sehingga bisa melakukan itu.
Salah satu pesan penting yang aku pikir bermanfaat untukku , dan aku harap bermanfaat untuk muslim lainnya adalah, yang pertama, tak ada orang yang tak punya harapan. Karena kamu tahu, jika kamu melihatku sewaktu kuliah dan kamu adalah orang yang religius, dan kamu baru selesai shalat, dan kamu melihatku sewaktu SMA. Kamu akan memandangiku dan berkata, “Astaghfirullah al ‘adzim, lihatlah orang-orang ini”. Aku salah satu dari mereka, namun kemudian seseorang memutuskan untuk tidak menghakimiku. Dan hanya berpikir tentangku sebagai manusia yang memiliki kebaikan dalam dirinya.
Dan kita harus melakukan itu untuk orang lain, kita harus memiliki kesabaran kepada mereka, dalam mengajarkan Islam pada mereka. Dan hal itu tidak akan terjadi dalam satu malam. Dan teman yang aku bicarakan ini, salah satu sahabat terbaikku dalam hidup, dia tidak pernah benar-benar memberiku dakwah menuju islam. Dia tidak pernah benar-benar menyuruhku shalat, dia tidak pernah memberitahuku tentang Quran, dia hafal al quran, dan aku bahkan tidak tahu itu. Aku tidak tahu. Dan dia adalah orang yang, hanya dengan persahabatannya, sedikit demi sedikit demi sedikit. Dan itu merupakan proses panjang yang baik yang dia lakukan untukku.
SubhanAllah, aku kembali pada Islam.
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS An-Nur 35)
***
Well, The simple
version of that is, when I went to the united states, I went to public
school, I went to high school. Majority of the
people around me were non muslim. Actually I didn't know any muslim for the
first year of high school. I didn't know any muslims. And the environment
is completely different. The language is completely different. And just the
natural tendency for a young person is to try to fit in. And of course the
thing that make me different from everybody else is islam.
As a matter of fact,
because you have five days of public school, even on fridays you don't take
time off to go to jumu'a. i didn't. I didn't pray jumu'a for 2 years, when I
was in high school. So slowly you start
making friens. And all my friend were non muslims. And of course if they're not
muslims, their life style and everything about them has nothing to do with
religion. And so I start
adopting what they do, and my parents don't expect me to change. So I was kind
of someone else at home and someone else when I left home for school.
I think to this day,
and I don't think it's just in America. I think that a lot
of these values that we hold dear in Islam, they're not even promoted enough,
or properly enough, even in muslim society. I used to think,
before I travelled outside of US, what I went through is something, it's
specific to me, it doesn't happen to other people. As a matter of fact,
it's happening to millions of people even today.
You know? and a
point came where, you know, you feel guilty when you're living a life that is
against the teachings of your religion. And you hate, nobody
likes to feel guilty. So eventually you have to decide, either you're going to
accept the religion, or you're going to,
you don't want to feel guilty anymore. And just get rid of the thing that make
you feel guilty. Just kill you
cinscience, and just do what you want to do. And that's the road I chose to
take at one point.
It reminds me of a
hadith, "one imitates his close friend, so watch carefully who you choose to be your friend". I was
completely away from Islam. Even early on in
college. And i happend to meet, "Allah has decreed this, and He does as He
will." I just happend to meet this young person who was putting up a flyer
for the muslim student association. And I asked him,
what that was about. And I thought, you know, if it's a muslim student
association, They must have the
best parties, because they must get muslims from all the countries at their
parties.
So I asked him,
"do you guys party?" and he said, "Yea, yea, we party"
But when I went, it
was just these two guys. And they're discussing something about the quran or
something, I thought this is not the place for me. But these guys were
really nice to me, and they started spending time with me. They're giving me
rides home, and slowly, but surely I still wasn't praying or anything. But one day, one of
those friends, he just pulled over to pray, and I just felt bad, and I prayed
just because he was there.
And I just got a
taste of it, and before I knew I was praying five times a day again. And
relearning how to pray. I didn't even remember how many rakaat there were in
magrib, And what do you
recite when you are sitting qu'od, I had to go through all of that all over
again. But I did, alhamdulillah. I tributed entirely, allah made my friends
away to do that.
One of the most
important messages I think that benefited me, that I hope other muslims can
benefit from is, number one, there is nobody
who's hopeless. Because you know, if
you saw me in college and you were religious, and you just came out of salah,
and you saw me walk by in high school. You would look at me
and say, "Astaghfirllah al 'adzim, look at these people". I was one of those
guys, but then somebody decided not to judge me. And just think of me as just a
human being who has some goodness in them.
And we have to do
that for other people, we have to have some patience with them, in giving them
Islam. And it's not going to happen over night. And this brother
that I'm talking about, one of my best friend in life, he never actually gave
me dawah to islam. He never actually
told me to pray, he never told me about the quran, "he memorized the
quran, and I didn't even know". I had no idea. And he's the one
that, just through his company, little by little by little. And it was a good
year long process that he did this with me for, SubhanAllah, that I came towards the deen.
QS An-Nur 35.
( 35 ) Allah is the Light of the heavens and the earth.
The example of His light is like a niche within which is a lamp, the lamp is
within glass, the glass as if it were a pearly [white] star lit from [the oil
of] a blessed olive tree, neither of the east nor of the west, whose oil would
almost glow even if untouched by fire. Light upon light. Allah guides to His
light whom He wills. And Allah presents examples for the people, and Allah is
Knowing of all things.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya