Follow Me

Sunday, December 22, 2013

Tentang Foto Akhawat : "Awalnya darimana?" (1)


-Muhasabah diri-

Bismillah..

Ijinkan diri mengutip tulisan Burhan Sodiq, perihal fenomena foto akhawat di dunia maya. Dalam buku "Gombal Warning", sebuah bab berjudul "pesona wanita" melontarkan tanya kepada pembaca. Awalnya darimana?

Ya, awalnya darimana sehingga virus merah jambu bisa menjangkiti ikhwan dan akhawat?

***

Pandangan Mata

Kalau ditanya dari mana, jawabannya bisa sangat banya. Pertama bisa berawal dari pandagan mata. Kalau mata sudah memandang yang bening, jidat yang licin, hidung mancung dan juga jalan anggun, pasti mata tidak akan berkedip. Wanita yang cantik akan semakin cantik. Kenapa? Karena dia dihias oleh setan. Itulah kerjaan setan. Dia memoles perempuan dengan polesan terbaik. Ahli make up manapun akan kalah dengan keahliannya.
"Wanita itu aurat, maka bila ia keluar rumah, setan terus memandanginya (untuk menghias-hiasinya dalam pandangan lelaki sehingga terjadilah fitnah)" (HR Tirmidzi)

Indahnya perkataan Nabi shalallahu 'alaihi wasalam yang mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dengan fitnah wanita.

"Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki (melainkan fitnyah yang datang dari) wanita." (HR Muslim)

Jadi dari aspek pandang memandang saja, itu sudah bisa menjadi celah pintu masuknya fitnah ke dalam hati kita. Mengobrak-abrik susunan iman dan ketakutan kita kepada Allah. Mengacak-acak barisan ketakwaan kita. Fitnah itu mengamuk, sehingga membuat kita tak kuasa tuk sekedar bangkit melawannya.
Allah subhanahu wata'ala berfirman, "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.' Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya'." QS An Nur ayat 30-31
Ingat, kita bukan manusia kuat. Kita juga bukan manusia yang bisa dengan percaya diri mengatakan, "Saya tidak akan tergoda oleh pandangan. Saya kuat kok. Saya sealu bisa mengendalikan diri saya". Rasulullah saja memalingkan mukanya dalam rangka untuk menghindari fitnah, lalu kenapa kita dengan mudahnya meremehkan urusan pandangan?

Allahua'lam.


Sumber : Gombal Warning Seson II, Burhan Sodiq

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya