Follow Me

Sunday, November 15, 2020

SS Week 2 - Masih Belajar Tentang Dakwah

Bismillah.

#guidelight #batch3 #lightseeker




Menulis dan berbagi tentang dakwah bagiku rasanya berat. Meski sudah mengenal dunia dakwah sejak lama, tetap saja, aku merasa hanya memiliki sedikit hal yang bisa dibagikan. 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam diberi amanah nubuwah, menjadi salah satu utusan untuk menyampaikan kebenaran dan mengajak kaumnya menyembah Allah semata. Rasulullah dipilih untuk berdakwah kepada kaum yang ghafilun (lalai), yang belum pernah ada nabi lain yang diturunkan kepada mereka (QS Yasin ayat 6). Tidak sekedar lalai, bahkan ketika kebenaran sudah disampaikan pada mereka, mayoritas mereka tidak akan beriman (QS Yasin ayat 7). Tidak cukup di situ, di ayat berikutnya disebutkan pula bahwa keadaan mereka ibarat seseorang yang terbelenggu tangannya di leher, depan dan belakang mereka tertutup dinding, dan mata hati mereka tidak dapat melihat, sehingga ada atau tidaknya peringatan sama saja bagi mereka. Tapi yang menarik, meski Allah menggambarkan fakta-fakta yang berat tersebut, Rasulullah tetap diperintahkan untuk memberi peringatan, untuk melaksanakan tugas dakwah. Mengapa demikian? 

Pertama Allah menjelaskan bahwa tugas Rasulullah adalah untuk menyampaikan peringatan saja. Sedangkan mereka beriman atau tidak, hal itu ada dalam kekuasaan Allah. Kedua, Allah juga mengingatkan bahwa meski mayoritas dari kaumnya tidak beriman, aka ada sebagian kecil yang mau mengikuti dakwah Rasulullah (membenarkan, dan mengikuti kebenaran tersebut). 

Hal ini dikuatkan lagi pada perumpamaan yang Allah berikan di ayat-ayat selanjutnya. Bahwa ada Rasul lain yang diutus ke suatu negeri, bukan cuma satu Rasul, tapi tiga. Namun meski dakwah sudah dilakukan, penduduk negeri tersebut masih tidak beriman. Seolah kita yang membaca ayat-ayat tersebut ditekankan untuk tidak lupa, jika kita hendak atau sedang terjun dalam dakwah, bahwa tugas kita hanya menyampaikan sebaik-baiknya. Sedangkan hasilnya ada di tangan Allah. Karena Allah-lah yang berkuasa menghidupkan iman di dalam hati seseorang. 

Aku pribadi sebagai seseorang yang ingin berdakwah lewat tulisan harus sering-sering mengingatkan diri. Bahwa jumlah pembaca, jumlah like dan komen tidak boleh menjadi fokus kita dalam berdakwah. Jangan sampai kita menjadi loyo hanya karena kita merasa ‘dakwah kita sia-sia’. Aku juga harus mengingatkan diri, bahwa meskipun kewajiban kita hanya menyampaikan, bukan berarti kita lupa untuk mengevaluasi kinerja dakwah kita. 

Karena aku ingin fokus dakwah melalui tulisan, artinya aku harus banyak membaca buku, agar tulisan yang dihasilkan berkualitas. Selain itu aku juga harus belajar teknik menulis yang baik, bagaimana merangkai kata menjadi tulisan yang menarik untuk dibaca. Belajar bagaimana menyampaikan amar ma’ruf dan nahi mungkar dalam story telling, agar pembaca tidak merasa digurui, dll. 

Satu lagi, dan yang terpenting, aku pribadi juga harus terlebih dahulu terus menerus menjaga imanku. Jangan sampai aku menjadi seorang yang bermuka dua, yang menulis tentang A, namun di balik layar justru mengamalkan negasi dari A. Bagian ini sebenarnya yang paling berat dari dakwah. Itulah mengapa kita harus membarengi usaha kita dengan doa, karena sungguh tidak ada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali kekuatan berasal dari-Nya. Begitu pula meninggalkan kemaksiatan, sesungguhnya kita selalu membutuhkan bantuan dari Allah. La haula wala quwwata illaa billah. 

Terakhir, dakwah memang bukan hal yang mudah, tapi kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya seharusnya menggerakkan lisan kita untuk berkata, seperti hal-nya seorang laki-laki yang disebutkan dalam ayat 20, “Wahai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu”. Semoga Allah menguatkan kita di jalan cinta para pejuang, semoga sedikit dakwah yang kita lakukan bisa menjadi pahala jariyah yang terus mengalir. Aamiin.

Allahua’lam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya