Follow Me

Tuesday, August 15, 2017

Lucu? Ironis Lebih Tepatnya

Bismillah.


Tentang seseorang yang membantu orang lain namun tidak bisa membantu dirinya sendiri. Aneh kan? Tapi nyatanya ada yang seperti itu. Mungkin ia bodoh, karena tidak tahu prioritas, bahwa menyelamatkan diri sendiri itu harusnya jadi prioritas ketimbang menyelamatkan orang lain. Mungkin lucu, karena ga masuk akal. Mungkin ironis, karena ia tak berdaya untuk dirinya sendiri, meski bisa membantu orang lain.

Tentang ini, mungkin biar lebih kebayang harus pakai contoh. Ibarat dokter, yang bisa bantu pasiennya menyembuhkan penyakitnya, dokter, yang bisa mengoperasi penyakit pasiennya, namun tidak bisa mengoprasi atau menyembuhkan penyakit dalam dirinya.

***

Sebenernya ini ada kaitannya tentang ini dan ini. Tapi kalau yang gatau behind the scene-nya, gatau kenapa dua tulisan itu dan tulisan ini muncul, menyambungkan ketiganya hanya akan membuat kepala sakit.

Mungkin lucu, mungkin ironis, mungkin aneh, mungkin ga biasa, atau kata lain yang bisa mendeskripsikan situasi ini. Tapi kalau ternyata terjadi, harusnya kita bisa mengambil hikmah darinya kan?

Mungkin seseorang yang bisa membantu orang lain namun tidak bisa membantu dirinya, kemampuannya terbatas. Allah yang memampukannya membantu orang lain, Allah yang membuatnya tidak mampu membantu orang lain. Mungkin maksudnya, agar orang tersebut lebih banyak lagi meminta bantuan kepada Allah dan tidak bergantung pada kemampuan yang ia miliki.

Mungkin rezeki X Allah dititipkan lewatnya, sehingga ia bisa membantu X. Sedangkan rezekinya sedang Allah tahan untuknya, mungkin untuk rencana yang jauh lebih baik.

Mungkin lucu, mungkin ironis, mungkin aneh, mungkin ga biasa, atau kata lain yang bisa mendeskripsikan situasi ini. Tapi kalau ternyata terjadi, harusnya kita bisa mengambil hikmah darinya kan?

Jika memang lewat tangannya Allah izinkan membantu orang lain, maka ia seharusnya bersyukur. Mungkin ia memang tidak bisa membantu diri sendiri, tapi setidaknya, Allah izinkan ia membantu orang lain. Semoga bantuan yang tidak seberapa itu bisa sedikit jadi catatan amal baiknya, meski ia tahu, betapa penuh dan sesak catatan amal buruknya.

Jika memang ia bodoh, karena tidak bisa membantu diri sendiri, ia harus mau mengakui kebodohannya, mengakui kelemahannya, mengakui kesalahannya. Kemudian kembali bertaubat, kembali belajar, kembali memperbaiki diri.

***

Terakhir, tulisan ini mungkin kebermanfaatannya justru terbalik dari topiknya. Actually, most of post in this blog, just give benefit to me, and I doubt they give benefit to others. Ya, bisa jadi, tulisan ini manfaatnya cuma untuk diri, bukan untuk pembaca. Tapi hanya karena itu, semoga alasan itu, tidak menjadikanku berhenti menulis. Setiap kali jemari ini bergerak dan merangkai huruf dan tanda baca, sesungguhnya selalu ada harapan, agar manfaatnya tidak hanya untuk diri. Harapan itu harus selalu ada. Yang penting lagi, tulisan tidak bermanfaat itu memang buruk, tapi lebih buruk lagi tulisan yang justru menimbulkan kerugian, menebar kenegatifan, dan bukannya menyemai pahala, tapi justru memupuk dosa. Na'udzubillah.

Semangat menulis untukku, yang bulan Juli-Agustus ini sering memilih tidak menulis, baik di sini maupun di tempat lain.

Semangat menulis, untukmu, untuk siapapun, yang suka menulis, atau punya tugas/kewajiban menulis. Kalau yang tidak suka menulis, dan memang tidak punya tugas/kewajiban menulis, semangat mengerjakan hal lain, yang produktif. Intinya, semangat!

Bye.. See you later or sooner. Maybe, if Allah permit us to meet again.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya