Follow Me

Wednesday, August 30, 2017

It's not Meaningless

Bismillah.


Pernahkah kamu merasa ada fase di hidupmu yang kalau kamu potong, kamu hapus tidak akan memberikan efek apa pun? Seolah fase tersebut keberadaannya tidak berarti apapun. Aku.. tidak bisa mengelak, aku pernah mempertanyakan tentang salah satu fase dalam hidupku.

Rasanya, beberapa waktu kemarin aku terus dibuat berpikir, dan membuat memikir, dan tidak berusaha berhenti memikirkannya. Tentang aku.. yang tidak berhak bercerita tentang fase itu. Tentang fase itu, yang mungkin perlu aku tutup rapat-rapat sehingga tidak ada yang tahu. Selesai.

Saat itu.. jujur ada perasaan tidak nyaman. Ya, pastilah tidak nyaman. Bagaimanapun juga, setiap fase dalam hidup kita akan selalu ada, seperti masa lalu yang selalu ada, seperti bayangan yang selalu ada. Mencoba memotongnya, menghapusnya, menyembunyikannya, menutupnya rapat-rapat memang bukan pilihan yang baik. Ya, bukan itu caranya. Meski kamu merasa fase itu kini sudah tidak berarti apapun.

***

Sampai suatu hari Allah seolah ingin menyadarkanku, meluruskan cara berpikirku yang terlalu berkelok tajam salah namun diriku malah membiarkannya makin belok. Lewat sebuah grup, seorang ukhti, dan pertanyaan sederhananya. Singkat cerita, terjadilah percakapan diantara aku dan sang ukhti shalihah, lewat personal kali ini bukan di grup. Akhir percakapan kami diakhiri dengan dua buah doa. Pertama sebuah doa sederhana yang biasa diucapkan ketika kita merasa berterimakasih.

"Jazakillah ya bella.. masyaAllah", ucapnya. Aku membaca doa sederhana itu dengan mata yang terasa semakin lembab.

Lalu doa kedua, sederhana juga, namun somehow menyentuh hatiku yang sedang sensitif dosis tinggi. Tanpa efek suara apapun, meleleh.

Kejadian singkat itu, seolah menjadi pengingat pada diriku. Every phase in your life is not meaningless. Setiap tempat yang kau kunjungi, setiap orang yang kau temui, setiap fase hidup yang pernah kau jalani, semua itu menganduk makna dan arti yang berharga. Mungkin ada saat kau lupa, dan merasa semua itu sudah tidak ada artinya, tapi kalau kau mau saja diam sejenak, beristighfar, memohon petunjukNya, Allah akan memberikan hint-nya padamu. Dari satu 'ayat', kemudian kamu seolah dituntun untuk menemukan satu demi satu makna, arti, hikmah.. dari fase hidup, yang sebelumnya ingin kau potong, hapus, tutup dan sembunyikan.

***

Mungkin tidak mudah prosesnya, menemukan makna dari fase hidup yang ingin kau hilangkan tersebut. Dan memang bukan hal mudah sampai saat kau mengambil satu demi satu makna, arti dan hikmah di baliknya. Tapi 'tidak mudah' itu, cuma satu kata deskripsi yang makin menghalangimu menemukannya, apalagi sampai mengumpulkannya. Percayalah, bahwa pasti ada. Meski saat ini tidak terlihat.

Ingatlah perumpamaan dari ustadz Salim A Fillah. Bahwa untuk meyakinkan seorang buta, bahwa matahari itu ada. Kita tidak perlu memaksanya untuk melihat, saat ia tidak memiliki kemampuan untuk itu. Kita cuma perlu mengajaknya merasakan hangatnya sinar matahari.

Mungkin hangatnya sinar matahari belum terasa, karena malam masih dingin menggigit, lama. Makin dingin lagi karena malam ini berhias bintang-bintang yang cahayanya kecil namun selalu menarik. Saat itu, cobalah yakinkan dirimu untuk menunggu sedikit lagi, ya, sedikit lagi. Suatu saat kau akan merasakan hangatnya mentari, lalu kau jadi yakin, bahwa mentari itu ada.

Kau jadi yakin, bahwa ini semua bukan tanpa arti. That it's not meaningless.

Allahua'lam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya