Follow Me

Friday, August 9, 2019

QJ Hajj Day 3: Segenap Penjuru Menjawab Seruan-Nya

Bismillah.
#quranjournal

وَأَذِّن فِى ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًۭا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍۢ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍۢ

Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,
[Surat Al-Hajj (22) ayat 27]

***

Dalam Tafsir Al Jalalain dijelaskan, bahwa Allah memerintahkan agar menyeru manusia untuk mengerjakan haji. Kemudian Nabi Ibrahim naik ke puncak bukit Abu Qubais, lalu ia berseru, "Hai manusia! Sesungguhnya Rabb kalian telah membangun Baitullah dan Dia telah mewajibkan kalian untuk melakukan haji, maka sambutlah seruan Rabb kalian ini." Lalu Nabi Ibrahim menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri serta ke arah Timur dan ke arah Barat. Maka menjawablah semua orang yang telah ditentukan baginya dapat berhaji dari tulang-tulang sulbi kaum lelaki dan rahim-rahim kaum wanita, seraya mengatakan, "Labbaik allaahumma Labbaika", artinya: Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu, Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu.

Kemudian, dari seruan itu, mereka datang kepadamu dengan berjalan kaki. Lafal Rijaalan adalah bentuk jamak dari lafal Raajilun; artinya laki-laki, wazannya sama dengan lafa Qaaimun yang bentuk jamaknya adalah Qiyaamun; artinya berjalan kaki. Dan dengan mengendarai unta yang kurus, mengapa disebutkan unta yang kurus? Karena lamanya perjalanan. Lafal Dhamirin (unta yang kurus) mencakup unta jantan maupun betina. Mereka (orang-orang yang memenuhi seruan haji) datang dari segenap penjuru yang jauh.

***

Ayat ini mengingatkanku bahwa mekkah merupakan tempat beribadah yang selalu ramai. Allah mengundang orang-orang terpilih untuk berhaji. Dan hatinya yang diundang Allah, akan menemukan jalan menuju baitullah. Baik itu dengan jalan kaki, naik pesawat, naik kapal. Ayat ini mengingatkanku kisah hamba yang terkenal di langit namun tidak dikenal di bumi, yang menggendong ibunya dari Yaman menuju Mekkah. Keinginannya untuk memenuhi permintaan ibunya membuat ia berlatih menggendong anak sapi, berhari-hari, dari kondisi anak sapi masih 'kecil' sampai beratnya bertambah dan bertambah.

Ayat ini juga mengingatkanku sebuah kisah di facebook yang baru-baru ini saya baca. Tentang seorang muslim di ghana, sebelumnya ia tinggal di desa yang melarangnya untuk shalat, kemudian ia berhijrah, kemudian ia menjalani hidup sebagai petani. Sampai ketika sebuah drone milik wartawan Turki jatuh di sekitar rumahnya. Saat wartawan tersebut menemukannya, dan ia mengembalikan drone tersebut, ia bertanya apakah ada yang lebih besar, agar ia bisa pergi haji. Wartawan tersebut mengabadikan foto laki-laki tersebut, dan menjadi berita, sampai akhirnya pemerintah Turki memberangkatkan laki-laki itu untuk naik haji. Sungguh rezeki yang tidak diguga, seperti janji Allah di salah satu ayatNya untuk orang yang bertakwa. Wayarzuqhu min haitsu la yahtasib. 

Ayat ini juga mengingatkanku peristiwa tahun gajah? Apa hubungannya? Karena Allah menyeru manusia untuk berhaji, dan banyak orang yang mendatangi baitullah untuk thawaf. Melihat itu, salah seorang raja ingin juga membuat tandingan rumah peribadatan. Tapi ternyata tidak mungkin bisa manandingi baitullah di mekkah. Oh ya, detail cerita ini juga aku dapatkan dari video animasi dari channel yang sama kaya sebelumnya.


Seperti yang digambarkan di ayat ini, kalau kita melihat dokumentasi haji, kita akan melihat begitu banyak orang dari segala penjuru datang dan berthawaf bersama. Lintas negara, lintas ras, lintas bahasa, semuanya datang memenuhi undangan Allah ^^

Menulis ini jadi membuatku merindukan baitullah, harapan untuk ke sana mengufuk kembali. Kalau tidak menulis ini, mungkin aku lupa tentang impian dan keinginan tersebut. Kadang memang begitu, menjadi manusia artinya menjadi makhluk pelupa. Kesibukan sering membuat kita hanya menjalani rutinitas saja. Lupa bahwa ada banyak mimpi yang masih belum terwujud, ada visi yang dituju. Kadang kita lupa mana yang merupakan distraksi yang harus diabaikan. Harus sering-sering membaca quran memang, bukan sekedar membaca lafalnya saja, tapi juga mempelajari dan merenunginya.
"This is the gift of Qur'an. It puts things in perspective, it gives us a sense of priority. What should I worry about and what shouldn't I worry about. What should I make a big deal of in my life, and what can I maybe take to the side, and I can work on it, little by little." - Nouman Ali Khan, Revive Your Heart
Semoga Allah menjadikan kita mencintai Al Quran, sehingga kita menikmati setiap interaksi dengan quran, baik tilawahnya, menghafalnya, mempelajari bahasanya, maupun saat merenungi hikmah di setiap ayat-ayatNya. Aamiin.

Allahua'lam.

***

Keterangan: In syaa Allah kedepannya ngikutin jadwal dari QJ Challange di bawah ini. Semoga bisa rampung.



Struktur QJ-nya: (1) Ayat dan arti dari lafzi (2) keterangan penjelasan dari tafsir jalalain (3) trus tambahan tulisan dari penulis. Setiap bagian dipisah dengan "bintang tiga" J.

Kalau ada yang salah, jangan sungkan untuk mengoreksi. Masih belajar.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya