Follow Me

Sunday, August 4, 2019

Dua Ukhti Penghafal Quran

Bismillah.

#hikmah

Aku pernah berkenalan dengan dua akhawat shalihaat, yang keduanya sama-sama rampung menghafalkan quran. Yang satu, sudah kenal lama. Satu lagi belum lama kenal. Tapi ada satu hal yang berkesan dari interaksiku dengan keduanya. Mindset positif, optimis dan kalimat yang baik. 

***
"Masih tiga hari"
Begitu jawabannya, saat aku mengadukan bahwa Ramadhan tinggal tiga hari dan target banyak yang belum tercapai. Kalimat sederhana itu menunjukkan mindset posutif yang dimilikinya. Betapa ia tetap optimis dan berprasangka baik, bahwa tiga hari bukan waktu sisa. Masih tiga hari, untuk memaksimalkan ikhtiar kita memenuhi target Ramadhan. Masih tiga hari, ya kita masih punya tiga hari untuk memperbanyak amal shalih dan memohon ampunanNya. Masih tiga hari.

***
"Alhamdulilah nambah tujuh ayat, semoga pekan depan nambah"
Sama. Mindset positif yang melahirkan sikap optimis. Bahwa yang kita capai mungkin tidak sesuai target. Tapi hasil itu.. Syukuri. Semoga pekan depan karena kita bersyukur, Allah tambahkan nikmatnya. Karena kita tahu, tujuh ayat itu bukan hasil usaha kita, tapi kemudahan yang Allah berikan.

***
"Muslim seharusnya tidak mengenal stress"
Ia membagikan nasihat dari gurunya. Saat suatu siang kami berpapasan dan wajahku yang ditekuk membuatmya bertanya. Saat itu aku bertemu sebuah kerikil kecil, yang membuatku terkepung pikiran buruk. Kemudian kalimat darinya membuatku kembali bersemangat. Kalimat itu adalah pengingat bahwa seorang muslim seharusnya tidak stess, kau tahu mengapa? Karena iman di hatinya. Karena keyakinan yang seharusnya tertanam kokoh. Bahwa setiap kesulitan ada kemudahan-kemudahan yang menyertainya. Bahwa setiap beban, Allah berikan kita kekuatan untuk memikulnya. Bahwa Allah selalu menginginkan kebaikan untuk hamba-Nya, bahwa rencana-Nya adalah yang terbaik untuk kita. Jika iman sudah bersemi di hati, maka kita akan bisa menjalani hidup tanpa stress atau tekanan. Ya, hidup memang pahit. Memang penuh kesukaran. Tapi lepas dari itu, kita punya Allah tempat bersandar dan meminta pertolongan.

***
"Lancar in syaa Allah"
Saat aku ragu dan mengatakan tidak tahu apakah bisa lancar atau tidak. Ia segera meyakinkanku, sekaligus berprasangka baik padaku. Lancar in syaa Allah. Ia mendoakanku lewat kalimat baik yang diucapkannya. 

***

Dari dua ukhti shalihaat tersebut aku menyadari bahwa aku perlu banyak belajar untuk positif. Mindset positif mereka, optimisme, dan kalimat baik yang mereka ucapkan memberi kesan indah di hati. Sebuah pengingat untukku. Agar mengucapkan kalimat baik, karena perkataan akan menjadi doa. Dan pikiran baik, optimisme mampu membuat kita melihat sesuatu lebih jelas dan terang. Kita bisa melihat hal-hal indah di setiap momen.

Bertemu dengan mereka juga membuatku bertanya dan menjawab sendiri. Aku bertanya darimana mindset positif itu tumbuh? Bagaimana membiasakan selalu optimis dan mengucapkan kalimat yang baik? Aku mengingat kesamaan keduanya, mereka penghafal al quran, setiap hari mereka membaca kalamNya meraih kemanisan dari firmanNya. Yang mereka dengarkan yang mereka baca adalah kalimat-kalimat terbaik, yang menyimpan makna dan hikmah yang baik juga. Mungkin... Karena itulah mereka menjadi seperti sekarang. Karena telinga mereka terjaga dari kalimat dan kata-kata negatif. Mata mereka disibukkan dengan membaca ayat-ayatNya. Maka mindset itu terbangun dan terjaga, mindset positif, sikap optimis dan kebiasaan mengucapkan kalimat yang baik.

Dari keduanya aku belajar. Untuk bisa memiliki mindset positif kita harus memfilter mata dan telinga kita. Agar yang masuk ke otak dan hati kita adalah kalimat baik yang menumbuhkan pola pikir dan perasaan positif. Agar kita tidak terbawa arus informasi yang dipenuhi hal-hal buruk dan prasangka negatif. Salah satu cara menyaringnya, adalah dengan menyibukkan diri kita dengan membaca, mendengarkan, menghafal dan mempelajari Al Quranul Karim.

Terakhir, semoga Allah menjadikan Al Quran musim semi di hati kita, cahaya di dada, dan pelipur lara. Aamiin.


Allahua'lam.

***

Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya