Follow Me

Wednesday, August 7, 2019

QJ Hajj Day 1: The Moon is Beautiful

Bismillah.
#quranjournal


 يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِىَ مَوَٰقِيتُ لِلنَّاسِ وَٱلْحَجِّ ۗ وَلَيْسَ ٱلْبِرُّ بِأَن تَأْتُوا۟ ٱلْبُيُوتَ مِن ظُهُورِهَا وَلَـٰكِنَّ ٱلْبِرَّ مَنِ ٱتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا۟ ٱلْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَٰبِهَا ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.
[Surat Al-Baqarah (2) ayat 189]

***

Orang-orang bertanya tentang bulan sabit kepada Rasulullah. Kata 'ahillah' merupakan bentuk jamak dari 'hilal'. Begitu pula 'mawaaqiit' merupakan jamak dari 'miiqaat' (waktu).

Fungsi hilal/bulan sabit adalah untuk mengetahui waktu bercocok tanam, berdagang, idah wanita, berpuasa, dan haji.

Disebutkan dalam tafsir Jalalain, mawaqitu linnas, diatahafkan atau dihubungkan kepada manusia artinya untuk diketahui waktunya. Karena seandainya bulan tetap dalam keadaan sama, tentulah hal itu tidak dapat diketahui.

Bulan, pada permulaannya tampak kecil tipis kemudian terus bertambah hingga penuh dengan cahaya. Lalu kembali sebagaimana semula. Berbeda dengan matahari yang tetap. Kita bisa mengetahui waktu salah satunya dengan bulan, saat sabit, kemudian setengah, bangkok, full moon, lalu bangkok lagi, setengah, sabit lagi. Begitu, berulang fasenya.

Lalu bagian akhir ayat. Dulu ada kebiasaan di waktu ihram, memasuki rumah-rumah dari belakangnya dengan membuat lubang di belakang rumah untuk keluar masuk. Bukan lewat pintu. Hal itu biasa dilakukan dan dianggap sebagai kebaktian/kebajikan. Allah melalui ayat ini memberitahu kita, bahwa kebajikan itu bukan itu. Kebajikan adalah bertakwa kepada Allah. Orang-orang yang berbakti adalah orang yang bertakwa kepada Allah dengan tidak melanggar perintah-perintahNya. Allah kemudian menyuruh kita untuk masuk ke rumah melalui pintu baik sewaktu ihram maupun pada waktu-waktu lainnya.

Dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

***
"The moon is beautiful"
Siapa sih yang ga suka memandangi bulan? Di zaman sekarang, saat polusi cahaya mewarnai malam, tidakkah ada yang rindu memandangi bulan? Sejak di Purwokerto, aku ngerasain banget nikmat memandang langit malam. Di Purwokerto, lebih mudah, dan sering ditemukan langit malam berhias bulan dan bintang. Beda, waktu dulu aku tinggal di bagian kota Bandung yang polusi cahayanya lumayan tinggi. Pemandangan bulan yang berubah-ubah, dari sabit, half-moon, lalu full moon menyimpan keindahan dan juga sisi misterius. Kalau mau kita perhatikan, ada begitu banyak mitos terkait bulan. Cerita atau kartun. Misal tentang kelinci yang tinggal di bulan. Atau gambar-gambar kartun, seolah bulan sabit tuh jadi tempat duduk. Nah, ayat ini menjawab misteri tentang bulan, mengapa bulan Allah ciptakan memiliki banyak bentuk, berubah sesuai waktu. Ternyata agar kita bisa mengetahui waktu-waktu, baik untuk bercocok tanam, berdagang, perhitungan idah perempuan, termasuk untuk haji. Dulu belum dibuat sistem penanggalan, belum ada jam tangan. Dulu, manusia tahu perhitungan jam dari matahari, yang terbit dan tenggelam, di ufuk timur dan barat-Nya. Allah juga menyediakan tanda untuk mengetahui hitungan hari dalam sebulan, lewat bulan di malam hari. ^^

Kita dulu belajar bedanya penanggalan berdasarkan matahari dan bulan. Kita belajar juga, mengapa satu hari di suatu tempat, jumlah jam malam-nya dan siangnya berbeda, termasuk bagaimana posisi matahari mempengaruhi musim. Kita belajar semua itu, sebagai ilmu yang kemudian tersimpan di otak. Tapi apakah cukup cuma sampai di situ? Banyak yang berhenti belajar hanya dihitung-hitungan, tapi lupa, agar ilmu bisa sampai ke hati dan mengingatkan kita pada yang Sang Pencipta. Jangan sampai kita hafal tahun-tahun berapa saja yang termasuk tahun kabisat, tapi kita lupa tidak mensyukuri bahwa semua itu Allah ciptakan untuk manusia, sebagai nikmat yang Allah berikan. Termasuk tentang bulan sabit yang merupakan membantu kita tahu mengetahui waktu, tidak berhenti disana, tapi bagaimana kita jadi tahu waktu untuk beribadah, salah satunya jadi tahu kapan masuk sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah. Agar kita bisa memperbanyak dzikir dan amal shalih.

Bagian akhir ayat tentang definisi kebaikan/kebajikan. Manusia itu pintar mengada-ada, membuat standar kebaikan sendiri. Termasuk merasionalisasikan keburukan menjadi kebaikan. Misal kisah-kisah di film, semacam robin hood, ya, mencuri, tapi kan untuk diberikan pada yang membutuhkan. Dan hal seperti ini masih sering dipakai di film loh, meski tokohnya bukan bernama robin hood. Seolah kebajikan itu bias. Ga ada standarnya, balik ke masing-masing orang, masing-masing daerah dan negara. Dan lewat ayat ini, Allah menegaskan, bahwa kebajikan itu bukan bentukan manusia. Bukan budaya yang dilakukan berulang oleh manusia dan dianggap sebagai kebajikan, bukan. Kebajikan atau kebaikan itu adalah bertakwa kepada Allah. Dan kalau dirunut kebawah, dibuat detail, kita akan mendapati bahwa kebaikan/kebajikan itu tidak bias.

Bertakwa kepada Allah, takwa.. Bahas tentang ini memang berat sih. Tapi bisa dipelajari. Ramadhan kemarin aku baca buku Silsilah Hidayah-nya Amru Khalid, bab pertama tentang takwa. Disebutkan bahwa takwa itu tidak hanya berkaitan dengan ibadah, tapi juga muamalah / interaksi sosial. Bagaimana takwa disebutkan saat membahas tentang riba, sesuatu yang sangat sulit dihindari. Takwa juga disebutkan saat membahas tentang talak/cerai. Termasuk saat membahas tentang ghibah atau menggunjing. Perintah bertakwa berkali-kali disebutkan dalam Al Quran karena hal itu penting bagi kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang bertakwa. Aamiin.

Allahua'lam bishowab.

***

Keterangan: In syaa Allah kedepannya ngikutin jadwal dari QJ Challange di bawah ini. Semoga bisa rampung sepuluh-sepuluhnya.

Struktur QJ-nya: (1) Ayat dan arti dari lafzi (2) keterangan penjelasan dari tafsir jalalain (3) trus tambahan tulisan dari penulis. Setiap bagian dipisah dengan bintang tiga.

Kalau ada yang salah, jangan sungkan untuk mengoreksi. Masih belajar.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya