Follow Me

Thursday, April 22, 2021

3 Buku "Merah Jambu"

Bismillah.

Alhamdulillah aku sudah menyelesaikan baca tiga buku yang warna covernya bukan merah jambu. Tapi isinya sedikit banyak menyinggung topik yang katanya sih warnya pinky gitu. *sejak kapan cinta itu merah jambu? Wkwkwk.

Oh ya tulisan dibawah ini bukan review buku, hanya aliran rasa setelah membaca tiga buku "merah jambu"

1. Menentukan Arah

Sejak awal membaca buku ini, aku jadi banyak bertanya pada diri, "Apa memang sekarang sudah saatnya aku menentukan arah? Terutama tentang ini?"

Buku menentukan arah banyak mengingatkanku tentang esensi pernikahan yang bukan sekedar momen untuk terbebas dari tekanan sosial yang punya standar "seharusnya usia segini sudah menikah".

Tiap babnya sederhana, makna yang diberikan membuka lagi perspektif diri, agar jangan terpaku pada penampakan saja, tapi coba gali maknanya. Buku ini sebenarnya bisa dikebut bacanya, tapi banyak hal yang membuatku memilih baca pelan-pelan saja.

Di halaman-halaman akhir ada banyak quotes pendek. Tapi favoritku justru bukan quotes dari penulis, tapi quotes dari Mba Mutia Prawitasari,

"Berterimakasihlah, kepada yang pernah datang dan mengetuk pintu hatimu. Dia adalah orang baik yang mau memperjuangkanmu bahkan saat kamu tidak percaya kamu layak diperjuangkan.

Berterimakasihlah kepada yang melepaskanmu. Dia adalah orang baik yang tak ingin terus berdiri di depan pintu dan menghalangi yang kelak membukanya."

Oh ya, ada satu lagi. Pengingat dari Mba Apik bahwa baik masih sendiri maupun sudah berkeluarga, masing-masing individu sejatinya sama-sama sedang berjuang, meski di ranah dan zona yang berbeda.

2. Reem

Sebuah novel. Tentang perempuan keturunan Palestina. Hal pertama yang menarikku membaca novel ini, penulisnya, kedua kata "palestina".

Setting ceritanya mayoritas di Maroko, meski beberapa bagian cerita ada juga yang berlatarbelakang Indonesia, Spanyol, juga Palestina.

Gatau kenapa bingung mau nulis apa, takut ngasih spoiler hehe.

Saat membaca Reem, aku belajar berempati bagaimana Reem menghindari Kasim. Atau bagaimana Reem bersikap dingin dengan pertemuan tak terduganya dengan dokter Salman Aziz di Jardine del Triunfo.

Kalau hatinya belum terpatut ke Kasim, aku pikir momen di Jardine del Triunfo bisa jadi pintu pembuka untuk kisah Reem dan dr. Salman.

Plot twist di tengah sejujurnya begitu membuat kaget, aku sampai tidak tahu apakah aku menyukainya atau gak. Tapi lepas dari plot twist, aku suka bagaimana aku melihat sisi lain karakter Alya. Bagiku, Alya jauh lebih dewasa menyikapi situasi tersebut ketimbang Kasim.

Meski banyak berkutat tentang cinta, novel ini menawarkan konten sejarah, pemandangan maroko yang tergambar lewat diksi yang ciamik. Lewat buku ini aku jadi penasaran tentang sejarah Abdurrahman III. Mungkinkah kalau nama lainnya yang disebut, aku bisa sedikit lebih meraba? Bagaimana ia terasing lalu membangun peradaban unggul?

Ending novel Reem meski terkesan "selesai", aku akan dengan senang hati membaca season 2-nya. Aku ingin tahu bagaimana dua muslimah Alya dan Reem menjalani hidupnya.

Oh ya, dari Reem aku belajar untuk lebih semangat lagi menghafal dan murajaah Quran. Beberapa kali ditunjukkan bagaimana Reem menghabiskan malamnya untuk membaca/murajaah Quran. Kagum juga, bagaimana Reem berusaha menjaga wudhu meski kondisinya tidak lagi semudah dulu.

(lanjutan quotes di gambar)
...Rasulullah di tengah hiruk pikuk yaumil akhir. Seperti apa suaranya di tengah padang Mahsyar?

3. #❤ (Rules of Love : Panduan Cinta No Baper-Baper Club)

Buku "Merah Jambu" ketiga yang baru saja aku selesaikan hari ini.

Berbeda dengan buku Serial Cinta yang lebih filosofis dan islami.

Buku ini gak fokus tentang haram-nya pacaran atau bagaimana kita harus menjaga batas-batas pergaulan.

Fokusnya sesuai judul. Bahwa ada hal-hal yang rules general dalam mencintai, diantaranya:

#1 Don't be afraid to fall (deeply) in love
#2 Ask yourself
#6 Be authentically yourself
#7 Be-you-tiful
#11 Don't wait
#12 Be present
#15 Be devoted
#17 Don't cheat
#18 Keep moving on
#19 Forgive (yourself)
#20 Don't forget

Yang paling sesuatu bagiku rules 11, don't wait ^^

Salut sama penulis yang pernah menjadi pejuang #Teladan Khadijah.

Mba Esty mengungkapkan,

"Meski tidak berakhir indah, saya tidak menyesal menjadi bagian pejuang #TeladanKhadijah itu. Rasanya menemukan tujuan untuk pertama kali dan keberanian berjalan menujunya jauh lebih spesial daripada fakta bahwa ternyata kamu salah alamat."

Aku juga suka quotes dari bahasan rules #19.

Ini jugaa....

"The truth is, unless you let go, unless you forgive yourself, unless you realize that the situation is over, you cannot move forward" - Steve Maraboli

***

Sekian tentang tiga buku "merah jambu" yang baru-baru ini selesai kubaca.

Dulu, aku biasa menghindar menulis atau membahas tentang ini. Kecuali sama temen deket ya, itumah biasanya tanpa diundang pun, tahu-tahu topik ini selalu muncul. Hehe.

Sekarang, gatau kenapa rasanya udah pas dan tidak mengapa membahas tentang ini. Aku bahkan sempat kepikiran untuk menulis kumpulan fiksi atau opini terkait ini.

Seperti kata banyak orang, bahasan tentang cinta gak ada habisnya.

***

Terima kasih @menjadi.arketipe dan iPusnas yang jadi support system proses membaca ketiga buku ini.

Terakhir, pertanyaan untuk pembaca, jika diminta memilih tiga buku "merah jambu", buku apa saja yang terlintas? Boleh tulis judul dan penulisnya di komentar ^^

***

Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya