Follow Me

Saturday, November 6, 2021

Kutipan dari Buku Emotional Healing Therapy

Bismillah.


sumber foto


Nukil buku "Emotional Healing Theraphy | Irma Rahayu"


***


Aku pertama tahu buku ini karena buku ini dihadiahkan untuk temanku. Ia mengirimkanku foto covernya, lalu memberitahuku bahwa Teh A memberinya buku tersebut. Setelah itu, aku menemukan bukunya di iPusnas dan tidak ragu untuk segera meminjamnya *meski bacanya pelan-pelan banget hehe.


Dari sedikit halaman yang sudah kubaca di buku ini, aku jadi tahu bahwa emosi kita bisa mempengaruhi kondisi fisik kita. Di awal buku, bahkan dituliskan list penyakit fisik dan kemungkinan penyebabnya kalau dari sisi emosi.


Dari buku ini, aku belajar untuk lebih mengelola energi negatif, karena saat energi negatif tidak disalurkan dengan baik, maka bisa menimbulkan sakit di tubuh kita.


"Mengakui sebuah ketakutan bukanlah dosa, mengalami kekhawatiran bukanlah aib, dan menyatakan sebuah keraguan bukan berarti salah. Akan jauh lebih salah bila kita menyimpan semua dalam diri rapat-rapat dan membiarkannya membusuk, dan akhirnya pelan-pelan menghancurkan dari dalam." -Irma Rahayu dalam buku Emotional Healing Theraphy


Lalu, bagaimana cara menyalurkan energi negatif? Tentu bukan lewat cara yang salah ya. Di buku ini dijelaskan beberapa jenis self-healing theraphy, meski disebutkan juga bahwa jika emosinya begitu besar sudah terpendam lama, ada baiknya meminta bantuan praktisi.


Nah, salah satu cara mudah, yang mungkin terdengar klise, tapi perlu banget untuk diingatkan terus adalah dengan tersenyum dan bersyukur.


"Melakukan senyum berarti Anda ikhlas dalam semua peristiwa, secara otomatis mengubah energi negatif di dalam dan di luar untuk lebih ramah dan halus pada kita. Bersyukur pada Tuhan adalah rumus tercanggih untuk mengubah energi negatif ke energi positif secara powerful dan meningkatkan level energi Anda." -Irma Rahayu dalam buku Emotional Healing Theraphy


Apa itu saja cukup? Ternyata tidak. Energi negatif dalam diri kita, ternyata sebuah sinyal juga agar kita tidak diam, agar kita bergerak dan melakukan perubahan. Bahwa ada masalah/kondisi yang sebenarnya harus diperbaiki.


"Intinya energi marah, sedih, dan kecewa itu bukan untuk kemudian ditelan sendiri dan menyiksa hingga menjadi sebuah penyakit yang mematikan. Energi negatif itu menjadi sebuah tanda bahwa ada yang tidak beres dengan diri dan kondisi hidup kita. Sebagai tanda bahwa kita harus bergerak, berpindah, dan membuat perubahan dengan cara yang baik dan benar." -Irma Rahayu dalam buku Emotional Healing Theraphy


Beberapa contoh real yang disebut di buku ini, adalah kasus seorang istri yang 'menerima' hubungan yang toxic dengan suaminya. Dan efeknya, selain emosi yang dipendam terus, juga berdampak pada kanker usus.


Itu satu, kalau penyebabnya dari luar. Tapi kalau aku pribadi, saat membaca kutipan diatas. Aku langsung teringat bahwa bisa jadi saat ada energi negatif (marah, sedih, kecewa), itu juga pertanda bahwa ada yang tidak beres dengan diri dan kondisi hidup kita. Bahwa ada kebiasaan buruk yang harus dihancurkan. Karena jika kita yang tidak menghancurkannya, kelak kebiasaan buruk tersebut yang akan menghancurkan hidup kita.


Dan proses mengelola energi negatif itu, bukan proses instan. Kita perlu bersabar. Healing is not linear.


Terakhir, untuk siapapun yang sedang dalam fase healing, semoga Allah memudahkan prosesnya. Mari perbanyak senyum dan membangun mindset agar selalu bersyukur. Seperti yang tercermin dalam doa Nabi Ayyub 'alaihisalam, Rabbi innii massaniyadh dhur wa Anta Arhamurrahimin.


Allahua'lam.


***


PS: Oh ya, pengingat juga untukku. Tetaplah menulis, itu juga salah satu cara menyalurkan energi negatif. Seperti yang kau tulis di postingan ini:


"Semoga saat hatiku sakit, aku tak berhenti menulis. Tidak harus di sini. Boleh di secarik kertas, dengan tulisan tangan yang sulit dibaca bahkan oleh diri. Tidak mengapa. Karena Allah Maha Mengetahui apa yang ada di hatiku. He knows. But He still wants to hear our voice. Romantic, isn't it?

Tetaplah berdoa, dalam bisikan kecil. Dalam bahasa kalbu. Dalam tulisan-tulisanmu." -kirei


Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.





No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya