Bismillah.
-Muhasabah Diri-
Prolog gak penting. Tadinya postingan ini ingin kuberi judul "Though Everything Seems Messed Up". Entah sejak kapan, tapi aku sering, membuat judul bahasa inggris, hanya untuk menemukan tulisan isinya full bahasa indonesia. Pernah juga sebaliknya, judul bahasa indonesia, kemudian di dalamnya malah menulis bahasa inggris. Jujur, aku ingin belajar nulis bahasa indonesia full. Bukan campuran kaya bahasa jaksel gini. Tapi tidak mudah membuat tulisan full bahasa indonesia yang apik, kalau aku sendiri masih belum banyak membaca buku semacam itu. Karena bacaan mempengaruhi gaya menulis kita. *I'll just hide this.
Anyway, mari mulai saja. Ini sebuah kontemplasi setelah hampir sebulan mengalami fase panik dan stress melihat angka 30.
***
Alhamdulillah, diberi kesempatan hidup sampai hitungan usia ini. Tapi jujur, reaksi pertamaku bukan rasa syukur, tapi berbagai perasaan kompleks yang menyatu padu. Mulai dari takut, kecewa, tertekan, marah, ingin lari, dll. Akibatnya, banyak hal yang terbengkalai, sampai hari ini. Semua seolah berantakan.
Jujur, aku takut melihat diriku saat ini, yang sangat jauh dari standar baik diriku. Kecewa, atas betapa aku belum benar-benar belajar, dari sekian banyak ujian yang Allah sajikan agar membimbingku menjadi lebih baik. Tertekan, karena memikirkan harapan dan pikiran orang lain tentangku yang usianya tidak mencerminkan pribadiku. Marah pada diri karena aku tahu persis bahwa pihak yang salah adalah diri. Tidak ada orang lain, atau situasi, atau excuse yang bisa kujadikan kambing hitam. Dan meski semua perasaan itu hadir mengepungku, aku masih saja memilih jalan keluar yang salah: lari kepada hal lain selain Allah.
(sumber gambar) |
Semua terlihat berantak, ya memang begitu. Tapi... aku tidak boleh menyerah dan memilih hidup berantakan kan? Bukankah kesempatan hidup, adalah nikmat yang begitu besar? Allah masih memberikan kita kesempatan untuk kembali pada-Nya, kesempatan untuk "menggarap ladang dunia", berharap bisa memanennya nanti di akhirat.
Jadi, meski semua tampak berantakan. Mari usir sejenak semua perasaan negatif di otak dan mulai membereskannya satu persatu.
1. Tenangkan dan bersihkan dulu hati
Caranya dengan terhubung dengan Allah, dzikir, shalat, quran. Lakukan semua hal yang kamu mampu untuk kembali dan memilih berlari pada Allah.
2. Coba cari ujung kemrawutan-nya
Seperti benang kusut, atau kabel yang saling terkait. Cara mengurainya adalah menemukan ujungnya dulu. Sisi mana, yang bisa kita perbaiki lebih dahulu. Jangan kalah oleh rasa stress sebelum benar-benar melakukan kerja. Ketakutan dan kekhawatiran adalah teman/musuh hidup yang selalu ada di sisi. Abaikan sejenak, dan fokus pada langkah kaki kecilmu dan kerja tanganmu.
3. Bersabar tapi tetap tegas pada diri
Bersabar pada diri, saat satu dua kali menemukan benturan, halangan, salah langkah. Bersabar, yang benar. Bukan kemudian melakukan justifikasi dan memilih berada di zona nyaman, memilih malas ketimbang menyelesaikan satu demi satu masalah di hadapan kita.
4. Jika lelah, istirahatlah sembari menilik kembali tujuan/niat dalam hati
Istirahat itu boleh, bahkan perlu. Tapi bukan istirahat yang melalaikan, sampai kita lupa kalau perjalanan kita masih panjang. Istirahat, tapi sembari melihat kembali niat dalam hati. Barangkali kita lelah, karena kita lupa hal tersebut. Dan lupa tersebut, membuat kita menghabiskan energi untuk hal, yang sebenarnya bisa kita kesampingkan.
***
Semua mungkin masih tampak berantakan. Tapi jangan terburu-buru mengeluh, jangan terlalu cepat menyerah. Saat Allah masih memberikan kita kesempatan hidup, artinya masih ada kesempatan untuk kita membereskannya satu per satu. Jika terlalu berat dikerjakan sendiri, jangan ragu untuk meminta bantuan. Jika tidak tahu siapa yang mau capek-capek membantu kita, mungkin kita perlu mengingatkan diri lagi. Bahwa sebelum bertanya pada manusia, ada Allah yang selalu membuka pintu, menunggu kita untuk bercerita dan meminta bantuan-Nya.
Terakhir. Semoga Allah memudahkan dan memberikan berkah untuk setiap dan semua urusan kita. Aamiin.
Wallahua'lam.
***
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya