Follow Me

Wednesday, May 29, 2024

Al Buruj, 2024, Rafah - Palestina

May 29, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

#tadabbur

 

Never would I imagine, that the ayaat from Suratul Buruj will come alive at 2024, in Rafah - Palestine.

 

Allah memulai surat Buruj dengan 3 sumpah, (1) langit yang mempunyai gugusan bintang, (2) hari yang dijanjikan, dan terakhir (3) wa syahidiw wa masyhud, arti literal-nya yang menyaksikan dan disaksikan.

 

Sampai ayat 3 aja, dengan keterbatasanku atas bahasa arab, dan betapa faqirnya ilmuku tentang tafsir. Aku rasanya ingin berhenti.


Aku membayangkan Rafah, siang dan malamnya, bagaimana saat bom dijatuhkan, langit menjadi saksi. Bagaimana orang-orang yang Allah murkai itu merasa tak bersalah seolah apa yang mereka lakukan tidak akan diadili di dunia ini. Mereka tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu, bahwa ada hari yang dijanjikan, saat pengadilan Allah ditegakkan, dan semua kezaliman akan dimintai pertanggungjawaban.

 

Wa syahidiw wa masyhud, mengapa membaca ayatnya saja, tanpa tahu sama sekali tafsirnya membuatku tercekat. Aku memikirkan berapa banyak syahid... berapa banyak syahid yang terbebas dari rasa sakit di tubuhnya yang fana, kembali kepada Rabb-nya dengan senyum di bibir, disambut dengan suka cita oleh penduduk langit. Kemerdekaan dan damai yang seolah cuma ilusi di dunia, kini nyata, senyata-nyatanya setelah syahidnya mereka menjadi bukti kebenaran iman di dalam dada yang tidak bisa dilihat atau diukur oleh mata manusia manapun.

 

Wa syahidiw wa masyhud, mengapa membaca ayatnya saja, tanpa tahu sama sekali tafsirnya membuatku tercekat.  Syahid diterjemahkan "yang menyaksikan". Rasanya seperti ada yang memukul keras hatiku, berusaha membangunkannya dari tidur lamanya. How about you? Did you witness that? Is what happen in Rafah is only a news, or some seconds reels that we can just swipe and scroll fast? Adakah ummat ini bangun dari tidur lelapnya. Adakah aku... masih saja beralibi tenggelam dalam distraksi-distraksi?


***


Menulis ini, sejujurnya takut... aku tahu, aku hanya membaca di permukaan, lalu mencoba menghubung-hubungkan. Aku masih punya PR besar untuk mempelajari Al Quran, Al Buruj, cukupkah hanya dibaca, cukupkah hanya dihafal, cukupkah hanya mengetahui artinya?


Terakhir, let me end this post with ayat 17-20.


Untuk tentara-tentara zalim yang Allah laknat, "Sudahkah sampai kepadamu berita tentang bala tentara Fir'aun dan Samud?"


Pasukan yang menjatuhkan bom di Rafah, di Palestina... mereka bukan pasukan pertama yang akan Allah musnahkan. Kita tahu di media, betapa kerdil mereka, jauh kalah dibandingkan dengan bala tentara Fir'aun dan Samud.


Balilladzina kafaru fi takdzib.. Wallahu miwwaraaihim muhith.


Memang orang-orang kafir itu selalu mendustakan. Dan Allah mengepung dari belakang mereka.


They didn't know yet. That Allah has surround them from behind. They thought the king or president, or goverment of other countries just sit still and can only talk without sending armies to fight them. But they forget, that Allah is the king of the Heaven and the Earth.


ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ شَهِيدٌ

Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. [Surat Al-Buruj (85) ayat 9]


Wallahua'lam bishowab.


***


Keterangan:

Mohon koreksinya jika banyak yang salah.

Sunday, May 26, 2024

Can I ...

May 26, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

-Muhasabah Diri-

 

*warning* lots of selftalk. if you're not me, baca yang lain aja~

 

***

 

It's been a while since I complete the puzzle from @betterword_kirei. Pun di ig @quote.daribuku.

 

Baca juga: Tentang puzzle, dan history-ku dengan instagram 


Sudah lama, sejak aku ingin memulai lagi puzzle di @betterword_kirei. 26 September, sudah sempat mau pindahin tulisan #mencarimakna dari blog ini, untuk jadi konten di @betterword_kirei.



Lalu 7 Oktober 2023. Serangan dadakan dari saudara yang berada di jauh sana, bentuk jihad mereka, setelah entah berapa kali Ramadhan, muslim di Al Aqsa selalu didzalimi, namun tidak ada yang melawan. Keimanan mereka, perjuangan mereka, dan begitu banyak mata yang terbuka, akan sejarah yang selama ini berusaha disembunyikan. Tapi meski ada begitu banyak mata yang terbuka, tidak sedikit pula yang masih tertidur pulas. I hope I am not part of them. I'm afraid though, cause I see "nothing" changes with me. I'm still busy with my life.


Aku ingin ambil bagian juga, lewat pena,.. meski tidak bisa membuat tulisan baru. Minimal share ulang tulisan lama di blog ini tentang palestina. Maka aku membaca-baca lagi tulisan hasil search keyword "palestina". Tulisan pertama, 25 Mei 2012, Kita Di Sini - Mereka Di Sana.


Tapi rencana tertunda.. lebih tepatnya terus ditunda-tunda, seiring iman yang turun, turun tergerus "excuse" distraksi. Padahal kalau tahu bahwa diri ini sering terbawa arus, kalau tahu bahwa diri ini mudah terdistraksi, bukankah seharusnya tidak berhenti menyalahkan kondisi? Bukankah seharusnya mencari solusi? Terus memperbaiki diri dan latihan disiplin? Bukankah seharusnya tidak membiarkan waktu luang direbut oleh hawa nafsu untuk menghibur diri dengan semua distraksi, sehingga bukannya bekerja untuk kehidupan selanjutlah, malah merasa nyaman duduk di rindang pohon, menutup mata dan mimpi di siang bolong? Padahal bekal makin menipis, dan waktu istirahat sudah hampir habis. Bukankah kematian, tidak harus didahului dengan sakit?


Entah berapa kali aku hendak membuat konten dari tulisan lama Kita Di Sini - Mereka Di Sana. Berapa template di canva yang kucoba, dimensi ini, dimensi itu, kurang-kurang-kurang. Lalu saat merasa cukup, download, upload, baru sadar kalau ternyata keterbacaannya buruk, pemilihan font yang tidak tepat. Lalu postingan kuhapus.


Ramadhan, syawal, dzulqa'dah. Aku bertanya-tanya tadi pagi.. pertanyaan yang kujadikan judul "Can I", bisakah aku membuat konten di ig-ku, atau aku memilih untuk sembunyi dan terbawa arus distraksi lagi dan hanya menggunakan instagram sebagai konsumen. Bukankah buku-buku yang kubaca, adalah bentuk keinginan hati untuk menjadi lebih produktif? Bukankah, jika tidak bisa buku, minimal share di sosial media? Bukankah aku ingin ambil bagian lewat menulis dan doa tentunya...


Saat itulah, Allah memberikanku nikmat untuk sekedar menulis judul ini, kemudian berpindah ke web canva, login menggunakan email betterwordforlife@gmail.com dan mulai menulis tulisan yang baru, namun isinya masih menggambarkan tulisan lama. Semangat untuk menulis semakin menjadi, saat aku menyadari, bahwa tulisan Kita Di Sini - Mereka Di Sana, ditulis tepat 12 tahun, ya 12 tahun di tanggal yang sama.


Jujur rasanya malu, melihat 12 tahun berlalu, dan aku masih saja "dihantui" dengan kondisi diriku di tahun itu yang di sisi tertentu jauh lebih baik daripada diriku saat ini. Masa mudaku dulu, saat masih belum meminum "racun", betapa semangat dan mudah menggerakkan jemari untuk menulis. Dan lihatlah diriku saat ini. Jatuh bangun akibat "racun" yang kuminum sendiri. Belum bisa dibilang baik, tapi sudah jauh lebih baik dibandingkan saat aku berada "di gua di dalam jurang". Jadi... mari jangan menyerah. Let's keep fastabiqul khairat, bukan dengan amal kebaikan orang lain, tapi dengan tulisan-tulisan lawas yang pernah kujejakkan di sini.


***


Semoga Allah memberikan nikmat dan kekuatan untuk melanjutkan puzzle. It won't be easy. As I see you hiding, though no one see you. But let's keep doing. Kuatkan azzam, teguhkan kaki, melangkahlah.


Wallahua'lam.untu

Monday, May 13, 2024

Cara Identifikasi Luka Batin

May 13, 2024 1 Comments

Bismillah.

 

Yang Belum Usai

 

Semacam insight atau nukil buku dari "Yang Belum Usai" - Pijar Psikologi, PT Elex Media Komputindo


***


Cara identifikasi luka batin dalam diri kita:

1. Sadari pola berulang dalam dirimu

"Ambil waktu untuk merenungkan pola-pola yang berulang dalam dirimu. Akui dan tuliskan pengalaman-pengalaman tersebut dalam sebuah buku."

2. Sadari kalimat apa yang kamu gunakan saat marah

Kata-kata yang kita gunakan saat marah seringkali merupakan petunjuk atas masalah-masalah yang kita pendam.

3. Kata-kata apa yang sering Anda gunakan saat Anda mengeluh?

Dari kata-kata itu, coba cari tahu...

...dari manakah perasaan itu berasal? Pengalaman apa yang memungkinkan kita meyakini perasaan itu?

Ada banyak sekali kemungkinan jawaban yang bisa muncul. Akan ada banyak sekali memori yang hadir ke kepala kita. Terima memori itu dan catat dalam bukumu.

4. Coba akui siapa orang yang paling kamu benci atau yang paling membuatmu sakit hati

Coba uraikan dan menuliskan, mengapa rasa sakit itu muncul. Kata atau perilaku apa yang menyebabkan rasa sakit itu muncul. Jika orang lain pelakunya, apakah rasa sakitnya sama?

---

Dari catatan-catatan yang sudah kita buat, temui profesional untuk membantumu mengatasinya.


***


Sebelum ke cara identifikasi luka batin, di buku "Yang Belum Usai" dibahas juga tiga hal yang biasanya menjadi penyebab luka batin, yaitu trauma, primal wounds dan unfinished bussiness. Apa beda ketiganya? Penasaran kan? Yuk, baca bukunya. E-book legal-nya bisa dibaca di iPusnas free loh.. ^^ Yang menulis ini juga baru baca bagian awal. baru 25 hal, *gak ada yang tanya yah? Hehe


Terakhir, semangat membaca! Semoga jika ada luka di batin kita, Allah memberikan kesembuhan. Selamat belajar mengenali diri lagi, selamat menikmati proses merawat luka batin masing-masing.~


Wallahua'lam.


***



Keterangan : Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

Bolos 6 Pekan, Belum Di-kick Tapi...

May 13, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

#gakpenting

 

Sebenarnya pekan kemarin udah diingatkan via email oleh admin, atau auto email dari program. Tapi kemarin, gak ada motivasi buat nulis postingan yang layak disetor ke 1m1c.

 

Hari ini, alhamdulillah bisa nulis diary di ms.word, trus buka blog, nulis juga, semacam cerita blogwalking yang link tulisannya gak bisa disimpan.


Trus buka komentar, dan nemu komentar baru dari sesama member 1m1c. Ya, siapa lagi yang baca blog ini, kalau bukan temen-temen 1m1c. Karena selain tulisan yang disetor, jarang banget share tulisan ini ke sosmed. Ke twitter juga share karena 1m1c. Dan twitter kan semacam private sosmed, karena yang follow cuma sedikit dan banyak yang udah gak aktif. Ah, twitter udah ganti nama ya? wkwkwk.


Anyway, aku jadi iseng pengen buka website 1m1c. Bertanya-tanya, masi bisa buka kah?

 

 

Alhamdulillah masih belum di kick tapi... tapi tapi, apakah aku bisa menulis postingan yang layak di setor ke 1m1c? Mohon doanya hehe. Mari coba dulu aja, sertakan dengan bismillah. ^^

Pinned Post

May 13, 2024 0 Comments

Bismillah.

 

Beberapa waktu yang lalu, aku mampir ke profil Medium seseorang, di dalamnya ada sebuah Pinned Post, isinya sebuah tulisan yang ia buat untuk mengenang Ayahnya. Almarhum ayahnya yang sudah berpulang terlebih dahulu.

 

Tulisannya panjang, dan aku baru membaca bagian awalnya. Tapi bagian awalnya saja, sudah membuat mataku panas dan menangis. Tulisan yang sudah kubaca entah berapa hari itu, masih saja membekas dan menggerakkan jemariku. Jujur, ingin lanjut membacanya, tapi sayangnya.. aku tidak menyimpan link-nya, pun tidak mengingat nama penulisnya. TT


Sang Ayah meninggal karena kanker. Menjalar dari paru, hingga sampai ke otak. Begitu jarang mengeluh, sampai baru diketahui di hari-hari terakhir, saat sakitnya sudah benar-benar tidak tertahan.


Aku ingat bagaimana penulis, menulis awal tulisannya... ia menyapa ayahnya, bertanya bagaimana di sana, berprasangka baik sebagai bentuk doa, bahwa alam barzakh ayahnya terang dan luas, pun bertetangga dengan orang-orang shalih.


Aku tidak bisa menyelesaikan membaca, karena saat itu rangkaian perasaan negatif tiba-tiba kelabu. Ada ketakutan-ketakutan. Semoga rasa takut ini mengantarkan diri menjadi makin dekat pada Allah. Bukankah itu, salah satu tujuan Allah menciptakan kematian? Allahumma inna nas-aluka khusnul khatimah. Dan doa-doa lain melintas kala ketakutan akan kematian mencekam. Semoga Allah mewafatkan kita sebagai seorang muslim, tawaffana muslima. Semoga Allah wafat bersama orang-orang yang berbakti.


رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًۭا يُنَادِى لِلْإِيمَـٰنِ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. [Surat Ali-Imran (3) ayat 193]


Di akhir zaman seperti ini, mengingat kematian seharusnya melembutkan hati kita. Tapi jika kita tidak berhati-hati, masa-masa mengingat kematian ini hanya akan bertahan sebentar saja. Kemudian dalam hitungan menit, kita lupa lagi, kita tenggelam lagi dengan kesibukan memikirkan dunia, kita tenggelam lagi dalam arus gemerlap dunia yang melenakan.


***


Terakhir, izinkan kututup tulisan ini dengan ucapan terimakasih. Jazakumullah khairan, untuk yang menulis tulisan tersebut. Ia mungkin hanya menulisnya untuk Ayahnya, atau untuk dirinya. Tapi tulisan yang ia post di Medium tersebut, Allah antarkan untuk sampai padaku, dan dibaca, meski hanya sebagiannya, tidak sampai akhir. Terima kasih telah mengingatkanku tentang kematian.


Satu lagi, terimakasih juga kepada teteh-teteh Qaf.id. Saat menulis ini, dan kemudian mencari ayat "tawaffana ma'al abrar" di lafzi dan menyalin ayatnya ke sini, aku teringat masa-masa belajar bersama di kortim, melingkar dan berbagi insight dari ayat tersebut. Kalau bukan karena study group Qaf.id, aku mungkin tidak akan merasa begitu dekat dengan ayat-ayat di halaman akhir surat Ali Imran. Aku teringat bagaimana teteh-teteh gak cuma berusaha mengkaji ayatnya, tapi juga berusaha untuk menghafalnya. Miss you all.. *cuma bisa nulis di sini tapi, gak berani nyampaiin langsung. Semoga Allah memberkahi dan memudahkan semua teteh-teteh di Qaf.id. Jazakumullahu khairan.

Wednesday, May 1, 2024

Tidak Ada Perempuan yang Pendiam

May 01, 2024 0 Comments
Bismillah.

 

Judulnya kuambil dari sebuah kalimat paling ngena yang ingin kucatat dari sebuah podcast di youtube. Aku lupa, awalnya dari mana. But Allah somehow guide me to watch and listen to that podcast. Sebuah podcast wawancara, narasumbernya Ustadz Bendri Jaisyurrahman.

 


Ada banyak pelajaran yang bisa diambil, banyak reminder, banyak hikmah. Tentang parenting, tentang pentingnya peran ayah, tentang hikmah dan refleksi, barangkali salah satu alasan mengapa amanah itu belum diberikan, karena aku belum siap, harus lebih banyak belajar.

 

Ada banyak pelajaran yang bisa diambil, banyak reminder, banyak hikmah. Tentang pentingnya akhlak. Bahwa ilmu kita, akan sia-sia, kalau kita nggak memperbaiki akhlak kita. Pengingat untuk menjadi terbaik kepada orang-orang terdekat kita, keluarga kita.

 

***

 

Balik ke judul. Di salah satu obrolan, muncul kalimat tersebut. "Tidak ada perempuan yang pendiam, yang ada perempuan yang terluka". Karena akhir-akhir ini lagi tertarik dengan psikologi. Kalimat itu membuatku bertekad untuk menuliskannya di sini. Ini pelajaran yang didapat dari observasi dan pengalaman. Bahwa fitrah perempuan itu cerewet, introvert atau extrovert, fitrahnya tetap cerewet. Bedanya kalau extrovert, dia bisa cerewet ke banyak orang. Sedangkan introvert, biasanya cuma cerewet ke orang-orang yang dia nyaman. Dan kalau ia tidak pernah cerewet sama sekali, begitu pendiam, berarti ada luka di hatinya. Luka yang membuat ia menutup diri dan memilih untuk tidak menggunakan fitrahnya yang suka bercerita, dan kebutuhannya mengeluarkan sekian ribu kata dalam sehari.

 

Kalimat sederhana itu membuatku banyak berpikir. Pertama tentang diri. Aku balik cek lagi, bagaimana dulu pas kecil aku pendiem. Trus SD ketemu temen yang cerewet, belajar jadi cerewet haha. Lalu SMP, masih suka cerewet tapi ke orang-orang tertentu aja. Lalu SMA, Kuliah, masa-masa berat. Lalu lebih nyaman banyak menulis saja. Atau kadang bercerita banyak pada orang asing yang tidak dekat. Lalu kembali ke rumah, belajar ulang lagi untuk ngobrol dengan mamah. Kadang lupa, terlalu banyak cerita sampai lupa mendengarkan. Kadang mendengarkan, tapi masuk telinga kanan keluar telinga kiri.


Kalimat sederhana itu membuatku banyak berpikir. Kedua tentang orang lain. Beberapa perempuan yang menurutku seorang pendiam. Aku bertanya-tanya, apa sisi pendiam itu hanya padaku? Karena aku belum masuk circle orang-orang yang membuat ia nyaman bercerita panjang lebar. Atau memang ada luka di hatinya, yang masih ia simpan, tanpa ada yang tahu satu pun? Jika pun ada luka, semoga Allah menyembuhkannya. Allah, selalu tahu cara yang tepat, skenario yang tepat untuk itu. 


Terakhir, untukmu perempuan-perempuan pendiam. Mari menulis lebih banyak. Kau akan temukan, bahwa meski tetap menjadi pendiam, Allah titipkan penyembuhan lewat menulis. Allah Maha Tahu, bahwa menemukan orang yang mau mendengarkan dan nyaman untuk bercerita itu tidak mudah. Maka Allah ciptakan pena, sebagai salah satu nikmat dariNya untuk yang kesulitan 'menyanyikan' suara hati dalam nada intonasi lisan. Maka menulislah, apapun, abstrak maupun gamblang. Panjang maupun pendek. Jika itu masih kurang, jangan lupa bahwa Allah selalu siap mendengarkanmu. Lewat doa-doamu, dalam bisikan, atau hanya dalam hati. Lewat doa yang tak terucap, tapi coba kau sampaikan lewat lafal-lafal yang diajarkan Nabi dan RasulNya, atau doa yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Allah Maha Mendengar, bahkan hembusan nafas pendek yang terasa begitu berat. Atau satu bulir air yang mengalir sunyi dari kelopak mata kananmu. Saat semua orang tidak mungkin mengerti dirimu, ada Allah, selalu ada Allah Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar, Yang Mengetahui Isi Hatimu.


Wallahua'lam bishowab.


***


Beberapa doa favorit:

- Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fuanna

- Ya Muqallibal qulub tsabbit qalbi 'ala dinik

- Laa ilaha illa anta subhanaka faqina 'adzabannar

- Rabbi inni massaniyadhurr wa anta arhamurrahimin

- Allahummaj'alni minattawwabina waj'alni min 'ibadika shalihin

- satu lagi, doa yang belum dihafal karena lumayan panjang. doa supaya dijadikan Al Quran sebagai musim semi, tapi yang lengkap dari pembukanya. Allahumma inna abiduk banu abidik....


*mohon koreksi jika ada yang salah.