Bismillah.
Nukil Buku "Yang Belum Usai | Pijar Psikologi"
***
Lanjutan dari bahasan self-awareness dan self-compassion adalah self-acceptance. Bagaimana kita bisa tahu apakah kita sudah melakukan self-acceptance? Atau kita masih perlu waktu dan usaha lebih untuk mencapai itu? Berikut ini disebutkan dalam buku tentang cara mengecek apakah kita sudah menerima diri kita.
Pertama, dengan berbincang dan bertanya pada diri, mencoba menjawab dengan jujur pertanyaan-pertanyaan terkait self-acceptance.
Tanyakan pada diri sendiri di depan cermin terkait hal-hal yang ada dalam diri kita, seperti
"Apakah aku menerima bentuk wajahku?",
"Apakah aku menerima bentuk tubuhku?",
"Apakah aku menerima kemampuan dan keahlianku?",
"Apakah aku menerima emosi-emosiku?",
"Apakah aku sudah menerima diriku yang sebenarnya?",
"Apakah aku sudah bisa menerima apa pun kekuranganku?".
Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan membantu kita dalam memahami sejauh mana penerimaan kita terhadap diri sendiri.
Seseorang yang telah menerima dirinya, tidak lagi mencoba memberikan alasan terhadap hadirnya kekurangan-kekurangan dalam dirinya. Seseorang yang telah menerima dirinya juga sudah tidak merasa perlu memitigasi atau mengacuhkan kekurangan tersebut.
Selain pertanyaan-pertanyan di atas, kita juga perlu bertanya apakah kita sudah menerima luka batin kita. Kenapa kita perlu sadar dan menerima luka batin kita? Karena seringkali, yang membuat kita belum bisa mencapai self-acceptance adalah karena luka batin menghalangi kita dalam menerima diri sendiri.
...penerimaan terhadap diri yang terluka, dengan merangkul luka tersebut hingga kita mampu memulihkannya dan merasa tenang apabila mengingat peristiwa yang melukai kita. Kita telah sepenuhnya menerima diri kita yang terluka, menerima peristiwa yang menyakitkan kita, menerima orang-orang yang telah menyebabkan kita terluka, dan melepas mereka semua hingga kita terbebas dari belenggu derita.
***
Selain lewat dialog jujur dengan diri sendiri. Kita juga bisa tahu kita sudah melakukan self-acceptance dengan melihat sikap/perilaku kita. Sudahkah kita melakukan ciri-ciri ini?
💚 Ketika kita mengalami kegagalan dan menyadari bahwa kita melakukan kesalahan. tapi tidak merasa bahwa diri kita adalah kegagalan (failure)
💚 Menerima apa adanya bentuk tubuh serta menyadari bahwa kita mungkin pernah mengalami gangguan makan dan menyadari kalau kita butuh memperbaiki hal tersebut.
💚 Menyadari bahwa kita tidak ahli di bidang A meskipun kita sangat ingin, dan menyadari kita lebih ahli di bidang B.
💚 Mencoba untuk mencari negative belief dan distorsi kognitif kita serta menyadarkan diri bahwa hal tersebut tidak benar.
💚 Tetap tenang saat kita teringat atau dihadapkan dengan memori terkait luka
***
Terakhir, pengingat untuk diri dan siapapun. Ketahuilah, self-acceptance adalah proses yang panjang. Jadi untuk mencapainya ada banyak anak-anak tangga yang harus kita daki. Nikmati prosesnya dan bersabarlah pada diri. Semoga nanti kita akan merasakan manisnya, saat kita bisa berhenti membenci diri dan mulai menerima diri kita sepenuhnya. Aamiin.
Wallahua'lam.
***
Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya