You're not Expected to Save Gaza neither Indonesia nor The World
Bismillah.
I stumble upon this videos on @thefutureofcongo, and I am moved to write the transcript of the video.
***
Since when did "small" means useless?
With the current genocide that is taking place in Gaza… the famine and the war in Sudan, the continuous suffering of innocent people in Congo and the situation of all opressed people around the world--
there's this feeling a lot of us get. that we are supposed to do something huge. That if what we do doesn't end the war or feed thousands of people, then there's no point.
I think the problem is that, we have been taught to judge things purely based off of result, and that is a very problematic framework. Because nowhere in the Quran, nor the Prophetic tradition are we told that Allah Subhanahu wa ta'ala judges us based on what we accomplished.
But Allah does say in the Quran that, "There is nothing for man, except for what he strives for".
So the point is effort, not accomplishment. This might be harsh to say, but you're not expected to save Gaza -- nor are you expected to end the war in Sudan, or rebuild the Congo.
But you are expected to care, you are expected to try, and you are expected to do something-- even if it seems little or insignificant.
We act not because we are guaranteed results-- but because there's a moral and spiritual obligation. Even if you don't see the fruits of your seeds.
The Prophet Sallallahu 'Alaihi Wasalam says that if the day of judgement is established, and a person has a sapling in his hand, and he is able to plant it… then he should plant it. It’s the day of judgement!! You will probably not see the fruits of what you've just planted, but you are still commanded to do so.
Hajar 'alaihi salam did not find Zamzam water by sitting down and crying. She ran through Safa, and Marwa multiple times looking, and seeking for water. And Allah Subhanahu wata'ala blessed her with water, not through her running, but because of it. That is sa'y-- that is effort.
Maryam 'alaihi salam during childbirth, was commanded by Allah Subhanahu wata'ala that she should shake the trunk of the tree towards her-- realistically speaking, not a single human being much less a woman in labour would be able to shake a trunk of a tree to the point that dates would fall from it… the point of the command was not the shaking of the tree, it was about the effort, it was about obeying Allah Subhanahu wata'ala, and most importantly trusting him.
I highly recommended that everybody looks up the concept of Sa'y in Islam, it’s really profound and beautiful. One of the other dillemas we fall into in this regards is we feel discouraged when we don't see an immediate result in the things that we do. But the question is; Are you serving the cause or are you just addicted to seeing the results of your actions? Because I'm sorry to say bro, but.. It's not about you!!
Sumaya radhi Allahu anha never got to see Medina.
The companions who died during the Battle of Badr and the Battle of Uhud never got to see the Conquest of Mecca.
Does that mean that they failed? Definitely not! We look up to them, we name our children after them, and we say about them radhi Allahu anhum. Because it's never about the accomplishment, it's about the effort.
I say to you: "Share that post to your story, repost the video, talk about it in your school, try and bring as much awareness as you can about all these situations and many others and know that if you died trying, you died successful!
***
Aku juga coba nerjemahin transkrip di atas, tapi manual dan banyak kekurangan. Barangkali ada yang mau baca, boleh juga dikoreksi kalau ada yang salah.
***
Sejak kapan hal kecil berarti sia-sia?
Dengan kondisi genosida terkini di Gaza… kelaparan dan perang di Sudan, dan penderitaan berpanjang pada penduduk di Kongo dan situasi dari semua rakyat yang tertindas di seluruh dunia--
Ada hal seperti ini yang banyak dari kita rasakan. Bahwa kita seharusnya melakukan sesuatu yang besar. Bahwa jika apa yang kita lakukan tidak menghentikan perang atau memberi makan ribuan orang, maka semua sia-sia.
Masalah utamanya adalah, kita terbiasa diajarkan untuk menghakimi sesuatu hanya berdasarkan hasil, dan itu adalah kerangka pemikiran yang sangat bermasalah. Karena tidak ada dalam Al Quran atau sunnah Rasulullah yang mana kita diberitahu bahwa Allah subhanahu wata'ala menghakimi kita berdasarkan pencapaian kita.
Tapi Allah menyebutkan dalam Quran bahwa, "Seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya". (An Najm ayat 39)
Jadi poinnya adalah usaha/ikhtiar, bukan pencapaian. Dan ini mungkin agak kasar untuk dikatakan, tapi kamu tidak diharapkan untuk menyelamatkan Gaza -- (atau Indonesia -pen) atau diharapkan untuk mengakhiri perang di Sudan, atau membangun Kongi.
Tapi kamu diharapkan untuk peduli, kamu diharapkan untuk berusaha, dan kamu diharapkan untuk melakukan sesuatu-- bahkan jika itu terlihat kecil atau tidak signifikan.
Kita melakukan sesuatu bukan karena kita punya jaminan akan hasilnya-- tapi karena ada kewajiban moral dan spiritual. Bahkan jika kamu tidak melihat buah dari benih yang kau tanam.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam bersabda bahwa jika hari kiamat terjadi, dan seseorang memiliki biji/benih di tangannya, dan ia mampu untuk menanamnya… maka ia harus menanamnya. Padahal itu hari kiamat!! Kamu mungkin tidak akan melihat buah dari apa yang baru kau tanam, tapi kamu masih diperintahkan untuk melakukan itu.
Hajar 'alaihi salam tidak menemukan air Zamzam dengan duduk diam dan menangis. Ia berlari di antara Safa dan Marwa beberapa kali untuk mencari air. Dan Allah Subhanahu wata'ala memberikan rahmat padanya dengan air, bukan melalui larinya, tapi karena itu. Itulah yang disebut sa-i -- itu adalah usaha.
Maryam 'alaihi salam saat proses melahirkan, ia diperintahkan Allah Subhanahu wata'ala untuk menggoyangkan batang pohon ke arahnya -- jika bicara realistis, tidak ada seorang manusia, lebih lagi seorang wanita yang sedang melahir dapat menggoyangkan batang pohon sampai buah kurma jatuh darinya… poin utama dari perintahnya bukan menggoyangkan pohon, ini tentang usaha, ini tentang menuruti perintah Allah Subhanallah wata'ala, dan yang terpenting percaya dan yakin pada-Nya.
Saya sangat merekomendasikan setiap orang untuk mencari tahu dan memahami konsep Sa-i dalam Islam, konsep ini sangat mendalam dan indah. Salah satu diantara berbagai dilema yang kita tenggelam di dalamnya adalah kita merasa putus asa saat kita tidak melihat hasil langsung/hasil yang segera pada hal yang kita lakukan. Tapi pertanyaannya adalah; apakah kamu melakukan sesuatu untuk tujuan tertentu, atau untuk melihat hasil dari apa yang kamu lakukan? Karena, maaf untuk mengatakannya, tapi ini bukan tentangmu!!
Sumaya radhiyallahu anha tidak pernah melihat Madinah.
Para sahabat radhiyallahu anhum yang syahid dalam Perang Badar dan Perang uhud tidak pernah menyaksikan peristiwa Penaklukan Mekah.
Apakah itu artinya mereka gagal? Tentu saja tidak! Kita mencontoh mereka, kita memberi nama anak-anak kita dengan nama mereka, dan kita menyebut mereka radhiyallahu anhum. Karena ini tidak pernah tentang pencapaian/hasil, ini tentang usaha/perjuangan.
Saya katakan padamu: "Bagian postingan itu di storymu, repost videonya, bicarakan tentang itu di sekolahmu, dan usahakan dan berikan awareness/kesadaran sebisa mungkin tentang situasi-situasi ini (Gaza, dll) dan ketahuilah bahwa jika kamu mati saat sedang berusaha, kamu mati dalam keadaan sukses."
***
Terakhir, penutup. Teruntuk setiap orang yang sering putus asa karena merasa tak berdaya, yang merasa usahanya terlalu kecil, yang masih begitu peduli melihat berbagai kejadian dan peristiwa di dunia dan Indonesia, tapi juga ragu apa yang harus dilakukan dan sering tergilas arus dan lupa untuk konsisten dalam usaha dan dosa sekecil apapun itu di matamu/di mata orang lain. Semoga Allah memudahkan kita untuk menjadi bagian dari yang berjuang dan berusaha, sungguh lebih baik menjadi debu, pasir, yang semoga jadi adonan semen yang baik untuk membangun peradaban. We might not see the result, but Allah never ignore any effort even the smallest and the hidden one.
Wallahua'lam bishowab.