Follow Me

Friday, March 9, 2012

Tanggal Lahir : Haruskah Diistimewakan?

Ulang tahun, birthday, milad, tanggap warsa, and whatever you called it.



Bagi kebanyakan orang, hari itu.. adalah hari teristimewa. Hingga akan kita temukan, kebanyakan orang merayakannya, berbagi kebahagian, syukuran, mendapati banyak ucapan selamat, beberapa kado, dan tentunya doa dari orang disekitarnya.

Hari itu (sebuah tanggal di bulan Juli), seorang sahabat mengirimiku message facebook. Isinya tentang sebuah artikel, tentang ulang tahun dan kebiasaan merayakannya.
Sejak kapan merayakan ulang tahun ada?
Pada masa Herodeslah acara ulang tahun dimeriahkan sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 14:6;



Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes, menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz, ditengah-tengah meraka akan menyukakan hati Herodes. [Injil Matius14 : 6]



Dalam Injil Markus 6:21



Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada HARI ULANG TAHUNNYA mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya, perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea. [Injil Markus 6:21]



Orang Nasrani yang pertama kali mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani Romawi. Beberapa batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah kue ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, kue besar dipotong dan lilinpun ditiup. (Baca buku :Parasit Aqidah. A.D. El. Marzdedeq, Penerbit Syaamil, hal. 298)
Cukup berhenti pada paragraf di atas, aku tertegun dan terdiam. Dan kemudian aku teringat tentang Valentine Day, atau April MOP, tentang hari yang diistimewakan tanpa sebelumnya kita ketahui asal-usulnya.

Astaghfirullah.. bukankah kita tidak boleh mengikuti atau melakukan sesuatu yang kita tidak tahu pengetahuan tentangnya (QS 17 : 36)?

Bukankah Rasulullah pernah bersabda:
"Kamu akan mengkuti cara hidup orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk kedalam lobang biawak kamu pasti akan memasukinya juga". Para sahabat bertanya,"Apakah yang engkau maksud adalah kaum Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "(ya) Siapa lagi jika bukan mereka?!".
Benarkah itu sudah terjadi??

Rasulullah juga bersabda:
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka." [HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar]
Relakah jika kita masuk dalam golongan mereka (baca: Yahudi dan Nasrani)? Tentu saja tidak! Tentu saja TIDAK!

Maka, sejak saat itu.. aku mencoba untuk berhenti menganggap hari itu hari spesial. Hingga suatu saat, aku meminum racun dari tanganku sendiri. :(

Kutulis dalam buku harianku:

"Mah.. sungguh aku mencintaimu karena Allah.. Karena melalui rahimmu.. aku mengenal dunia. Karena lewat tarbiyahmu, aku mengenal Allah dan RasulNya.. Karena.. ada banyak sekali kasih sayangmu. Tak sanggup jika harus kusebutkan"
"Tapi ijinkan aku tak perlu menunjukkan rasa terima kasihku, perhatianku padamu.. hanya pada satu atau dua hari bertanggal."

-semoga aku sempat menyampaikan ini untuk wanita terhebat dalam hidupku, mamah-

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya