Follow Me

Sunday, March 31, 2013

Memecah Belah Umatnya

-muhasabah diri-

Bismillah
Sahabat, lihatlah diri kita, betapa Rasulullah saw. mencetak satu ummat, sedangkan kita sibuk memecah belah ummatnya...
:'( Feeling so hurt reading that sentence above.

***

Perbedaan sebuah fitrah. Normal. Natural. Namun, mengapa harus kita besar-besarkan, sehingga umat yang seharusnya satu, kini terpecah-pecah?

Perbedaan sebuah fitrah. Normal. Natural. Ya, memang selalu akan ada hal-hal yang tidak bisa dipaksakan untuk seragam, satu suara. Ya, memang tidak semua hal harus disepakati. Adalah hal yang indah, jika seseorang memilih warna biru, dan yang lainnya memilih warna hijau.
Tapi ini bukan tentang warna? Ini tentang hal yang seharusnya tidak berbeda : satu dan lurus.



Kembali menegaskan tulisan yang pernah kubuat sebelumnya. Bahwa perbedaan adalah hal yang wajar. Yang harus jadi fokus atas perbedaan yang ada di sekitar kita, adalah cara menyikapinya.

Jika memang kita berbeda.. lalu?
Belajarlah untuk menghargai perbedaan. Belajar... bahwa ada hal yang bisa jadi sesuai menurut diri, namun tidak sesuai menurut orang lain. Belajar... bahwa selera setiap orang itu berbeda, lidah tiap orang itu kesensitifannya berbeda-beda.

Jika memang kita berbeda.. lalu?
Belajar untuk toleransi. Dan toleransi itu, bukan berarti "menganggap semua benar". Belajar... bahwa toleransi yang diajarkan oleh Allah adalah saling membiarkan (QS Al Kafirun 6, QS Al Kahfi 29).

Jika memang kita berbeda.. lalu?
Beropinilah, sampaikan gagasan kita. Dengan cara yang baik tentunya. Terutama jika kasusnya (baca: perbedaan) menyangkut tentang kebenaran (*kan wajib tuh menyampaikan kebenaran?). Beropinilah, berikan landasan yang kokoh. Dengan cara yang baik, tidak menyinggung dan tidak menunjukkan 'merasa benar sendiri'. Hold on your ego, tell them your view. Dengan cara yang baik.

Jika memang kita berbeda.. lalu?
*Yang ini khusus perihal perbedaan yang menyangkut kebenaran.
Sudah disampaikan apa yang benar dengan cara yang baik. Kemudian perbedaan tak bisa dihindari.

Maka sungguh, saat sudah saling menyampaikan dan masih menemui perbedaan. Jangan dilanjutkan dengan debat dengan maksud untuk menghancurkan pendapat mereka. Kiranya cukup kita memaklumi mereka, bahwa mereka hanya belum tahu, belum mengerti. Kemudian mendoakan mereka. Ah, mungkin lebih tepatnya mendoakan diri dan juga mereka. Agar Allah memberikan cahaya-Nya kepada kita.. Sehingga teranglah mana yang haq dan mana yang bathil. (*Do Not Fight! - Isabella Kirei)

***
Sahabat, lihatlah diri kita, betapa Rasulullah saw. mencetak satu ummat, sedangkan kita sibuk memecah belah ummatnya...
Sungguh.. ada perasaan menyesak dada ketika membaca kalimat di atas. Ah, barangkali adalah benar. Bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam mencetak satu ummat, adapun diri? :'(

Ya Allah.. Jangan jadikan hamba menjadi pemecah belah umat Islam. Adalah benar perbedaan adalah sebuah kewajaran. Adalah benar perbedaan adalah takdir darimu. Adalah benar bahwa akan ada 73 golongan. Adalah benar. Namun diantara perbedaan yang ada, bantu hamba untuk menyikapi mereka (baca: perbedaan) dengan cara yang baik. Sehingga kami tidak terfokus pada perbedaan yang memecah belah umat. Namun fokus pada menyampaikan kebenaran dalam rangka menggugurkan kewajiban. Menyampaikan kebenaran dalam rangka saling menasihati.

Wallahua'lam.

*kepada semua pembaca blog ini. Saya minta maaf jika ada perbedaan opini yang saya bawa, namun dengan cara yang tidak baik. Maaf. Sungguh, tidak ada niat diri untuk menyakiti. Hanya ingin berbagi view :)

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya