Bismillah..
Ya Rabbi,kuatkanlah aku, saat segalanya terasa beratlapangkanlah dada ini, saat segalanya terasa menghimpit
Doa sederhana, yang terlantun dari hati seorang kakak,
seorang teman, seorang yang begitu sabar menjalani hidupnya.
***
Jujur aku takjub, melihat senyum yang hampir selalu terlukis
di wajahnya. Takjub, mengetahui bahwa ia “menyembunyikan” apa yang “menyakitinya”.
Takjub, karena jika saja aku berada di posisinya, aku tak bisa menjamin senyum
akan menghias hari-hariku.
I’m crying now.. just because I know, she should have been
hurt so much.
Aku tak pernah melihat keluh menyeruak darinya. Ia begitu
rapi menyimpan rahasianya. Hingga tak ada yang menyangka. Tak ada yang mengira,
apalagi menerka. Takjub, karena jika saja aku berada di posisinya, aku tak bisa
menjamin keluh kesah akan teredam, pastilah ia menyeruak :(
***
Tentang sifat manusia yang satu ini : keluh kesah. Aku
teringat kepada firman Tuhan kita, Allah subhanahu wata’ala pada QS Al Ma’arij
ayat 19 sampai ayat 35.
“Sesungguhnya, manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” Ayat
19.
Adalah tantangan bagi setiap mukmin, untuk menghindari sifat
di atas. Caranya? Menjadi orang-orang yang memenuhi syarat pengecualian. Ayat
22-34. Disebutkan 3 kali :
“kecuali orang-orang yang mengerjakan
shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,” ayat 22-23
“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” Ayat
34.
Balasannya? Ayat 35
“Mereka itu (kekal) di syurga lagi dimuliakan.”
***
Ukhty, syafakillah.. Hanya doa yang bisa kuberikan. Karena
aku tak bisa melakukan apa pun selain itu. Semoga setiap luka, perih dan sakit
yang kau derita, menjadi penghapus dosamu. Semoga setiap senyum kesabaran, dan keluh
yang tak kau biarkan menyeruak, mendapat balasan dari Allah sebagai amalan yang
baik.
Dan aku tak hendak bertanya lebih banyak. Karena aku pernah
menjadi introvert, dan tahu betapa tak nyamannya ketika orang lain mengetahui
hal yang tak pernah kau ungkap. Dan aku tak hendak bertanya lebih banyak, atau
menampakkan iba. Tidak. Karena sungguh aku tidak iba padamu, aku justru takjub.
Maka maaf, jika aku seringkali hanya bisa sekedar ikut tersenyum,
bertanya kabar seperlunya, menyemangatimu. Maaf, jika mungkin aku akan terlihat
tidak bersimpati, jika kau bandingkan dengan yang lain. Maaf. :( Aku tak pandai mengungkapkan
simpati lewat sikap.
Sekali lagi. Ukhty, syafakillah.. Hanya doa yang bisa kuberikan.
Karena aku tak bisa melakukan apa pun selain itu. Semoga setiap luka, perih dan
sakit yang kau derita, menjadi penghapus dosamu. Semoga setiap senyum
kesabaran, dan keluh yang tak kau biarkan menyeruak, mendapat balasan dari
Allah sebagai amalan yang baik. Aamiin Ya Rabb..
Wallahua'lam.
*just read your poem on your blog. keep on writing ukhty :)
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya