Follow Me

Wednesday, November 6, 2013

Jumlah = Parameter Baik - Tidak Baik ?


-Muhasabah diri, SensiMe-

Bismillah..

Alkisah, berita sebuah acara dipost di sebuah group. Seseorang, sebut saja B, bertanya pada penghuni, yang punya waktu luang untuk menghadiri acara tersebut, diminta untuk komentar di thread tersebut. Hasilnya? Kosong. Sore-nya, seseorang komentar di thread tersebut,
A : ini tadi gmn? maaf nggak bisa hadir. Ada acara X dari jam 7 sampai jam 11.
B : Jadinya...... Apresiasi untuk C. Sebagai perwakilan tunggal dari namaGroup. Thank you so much C
Membaca jawaban B, si A merasa bersalah. Dari 50-an anggota grup tersebut, ternyata hanya satu yang hadir. Dan parah-nya lagi.. tidak ada yang komentar di thread tersebut untuk menyatakan alasan tidak bisa hadir. Sebuah 'like' ia berikan di komentar terakhir si B.
B : Emmm
Terima kasih A sudah bertanya
A : sama-sama B. Maaf, cuma bisa nanya. *kemarin juga ga nyempetin konfirm ga bisa hadir.
B : Kallem
Nggak sedikit koq yang nggak konfirm
Haha
***


Yang membuatku memutuskan menulis ini. Adalah kalimat terakhir dari si B. "Kallem. Nggak sedikit koq yang nggak konfirm. Haha"

Ini baru masalah "baik" dan "tidak baik", namun seolah tidak konfirm menjadi hal yang wajar, hanya karena banyak yang tidak konfirm. Hm. Seharusnya sikap si A yang meminta maaf, tidak terasa janggal, tidak terasa berlebihan.

Ini baru masalah "baik" dan "tidak baik", belum masalah "benar" dan "tidak benar". Namun kita, seolah lupa bahwa parameter "baik" dan "benar", bukan tentang banyak/sedikit orang yang melakukannya.

***




Allah.. aku takut melihat fenomena semacam ini. Aku lemah ya Rabb, tidak bisa dengan mudah membedakan mana yang benar, mana yang salah, jika bukan karena bimbinganMu.
"Karena bisa jadi, ia berada tidak jauh darimu. Ia duduk disebelahmu, bahkan berbincang-bincang denganmu. Tapi tak sedikitpun kau merasa, bahwa ia, adalah sebuah kesalahan, sebuah hal yang tidak seharusnya begitu akrab denganmu"
Ijinkan aku bertanya pada diri.. apakabar iman? apakabar hati? Masih-kah ia peka mengenali yang benar dan yang salah?

“Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan itu adalah apa-apa yang tenteram jiwa padanya, dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yang syak dalam jiwa, dan ragu-ragu dalam hati, meski orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkanmu.” (HR Muslim).

Ya Allah, tunjukkanlah yang haq sebagai yang haq dan jadikan kami orang yang mengikutinya; dan tunjukkanlah yang batil sebagai yang batil dan jadikan kami orang yang menjauhinya.

Allahua'lam bishowab.

2 comments:

ditunggu komentarnya