Follow Me

Friday, June 27, 2014

Jangan Sok Imut!

#fiksi #cerpen

Bismillah.

"Ka, pinjem facebooknya ya,"

Yang ditanya terlalu serius menatap layar di depannya. Pagi ini semifinal Piala Dunia 2014.

"Diam berarti jawab iya" icha setengah teriak.

***

Icha dan Doni memang kakak adik yang ga mengenal rahasia. Rahasia Doni bukan lagi jadi rahasia karena Icha pasti mengetahuinya. Begitu pun sebaliknya.

Mereka sering ngobrol tentang apa saja. Termasuk tentang kriteria istri/suami idaman. Doni begitu protektif terhadap Icha. Setiap ikhwan yang geliat nya terlihat aneh, pasti di kepoin Doni. Tahu dari mana? Dari facebook Icha.

Dan tadi pagi, Icha pinjem facebook Doni untuk alasan yang sama. Meski tahu hampir semua rahasia Doni, untuk akun sosmed ini baru pertama kali ia meminjam dan membuka. Ia sangat menghargai privasi kakaknya,  meski kakaknya hampir setiap hari pinjem akun sosmed nya.

Semua aman, namun sebuah thread di messenger kakaknya membuat ia risih.
***

Tadi siapa yang menang? Ehm.. Ferotania Puspa Sari siapa ka? Ah.. tidak-tidak. Ga boleh berprasangka!!

Icha menepuk pipi kanan dan kiri dua kali. Tapi dua hal itu mengusik dirinya, emoticon senyum, dan kata "siyaap", huh sok imut banget!

***

"Boleh minta alamat blog Doni? Saya lagi ngumpulin referensi, bolehkah? (:"

"Boleh, tapi sekarang lagi di maintainance. Alamatnya akan diganti"

"Ok syukron akh."

"Agak lama. 3 hari lagi pm ingetin ya"

"Siyaap. Jazakallah khayran."

***

"Cha, Isa siapa?"

icha menoleh. "Isabella? Ciyeh.. kenapa?"

"bukan! Isa Cahyadi" muka Doni mengeras. Sifat protektif seketika terlihat meningkat dua kali lipat.

"Oh.."

"siapa?"

Icha memandang situasi ini sebagai kesempatan emas. Kesempatan untuk bertanya juga tentang Ferotania, cewe kecentilan itu. #Eh

"Emang nih perlu ditegur dua duanya" Doni menyimpulkan.

"Dinasehati." Icha meluruskan.

"Aku buat tulisan aja gimana kak? Nanti ka Doni liat dan koreksi, trus kita email ke masing-masing. Ka Doni ke Isa, Icha ke Ka Tania.

Doni mengangguk setuju.

***

Bismillah.

Ka Tania, perkenalkan saya Icha, adik dari Doni Saputra.

Langsung aja kak. Sebelumnya saya mohon maaf. Saya percaya, ka Tania jauh lebih paham mengenai batasan interaksi ikhwan  dan akhawat. Namun saya juga percaya, kalau kita punya kewajiban satu sama lain untuk saling menasihati. Bukankah itu salah satu syarat agar kita tidak merugi?

Tentang komunikasi tak langsung, terutama yang bersifat pm seperti sms, wa, dm, chat fb, dll. Menurut Ka Tania, apakah itu termasuk Khalwa? Cyber Khalwa?


Sebenarnya saya juga masih belajar Ka, sekarang, saya merasa chat sms wa personal tidak apa-apa asalkan yang dibahas adalah penting, tanpa canda dan emoticon. Kenapa? Karena menurut saya, menghindari emoticon, dan menghindari canda dalam pm, adalah bentuk kita tidak merendah-rendahkan suara. Menggunakan bahasa yang baku, menurut Icha juga merupakan cara untuk mengamalkan QS Al Ahzab ayat 32 :

“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al Ahzab: 32)

Bagaimana menurut Ka Tania? Mari perhatikan dengan siapa kita berbicara/chat. Semoga Allah menjaga hati kita, semoga Allah segera menegur kita jika kita lupa dan khilaf.

Mohon maaf dan terimakasih. Jazakillah khayran katsiraan. Mohon koreksi jika saya salah.


Adik kesayangan Doni saputra
-Icha-
***

Ditulis sebagai pengingat diri, karena kita terkadang lupa, bahwa kita tidak sedang berbicara dengan akhawat, atau di forum akhawat. Ada izzah dan iffah yang harus dijaga. Ada hijab, yang harus dipasang, meski itu di dunia maya, meski itu sekedar via sms/wa.


No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya