Follow Me

Thursday, July 3, 2014

Cerita Lain KP - Rezeki dari Allah

Bismillah.

Kisah ini, kudapat dari perjalanan menuju tempat KP.

Tentang jumlah penumpang bagi seorang supir Angkutan Kota Kalapa - Dago.

***

Namanya Kalapa - Dago, atau sering juga bertulis Abdul Muis - Dago.

`
image taken from : bandungportalsite.blogspot.com



Jika saatnya tiba untuk berangkat KP, aku berjalan menuju depan Boromeous, sebuah Rumah sakit yang terletak di Jalan Ir. Juanda, tepatnya di dekat pertigaan Jalan Ganesha. Di depan Boromeous ada beberapa angkot yang lewat, namun yang berwarna hijau hanya ada dua. Stasion - Dago, dan Kalapa - Dago.

Ketika Kalapa - Dago lewat, penumpang yang melambaikan tangan ingin naik, tidak selalu diambil. "Mau muter lagi," begitu kata supirnya. Namun tak jarang juga, angkot ini nge-tem di sana dan menunggu penumpang.

Awal masa KP, semua aman, maksudku angkot yang kunaiki selalu langsung meluncur. Namun sekitar pekan kedua, aku pernah dua kali diturunkan dari angkot, dan diminta untuk naik angkot Kalapa - Dago. Sebagai penumpang wajar ada rasa sebel, kesel. Awalnya aku bertanya-tanya, mengapa?

Setelah mengamati, dan sempat mendengar obrolan antar supir, "minimal lima lah, baru jalan." Atau pernah juga, "wah.. kok bisa masih penuh dari Kalapa?" nada bercanda, namun kulihat ada berkas iri disana. Bukan bermaksud su'udzon, namun setiap supir angkot manapun, pasti berlomba untuk mendapatkan penumpang yang banyak.

Mendapat penumpang yang banyak adalah kontradiksi dari menyuruh penumpang pindah ke angkot lain. Namun tidak ada pilihan lain. Bagi mereka, lebih baik berputar lagi ke jalur sebelumnya, daripada mengangkut hanya satu dua penumpang menuju Kalapa yang terbilang jauh.

Setiap orang Allah beri rezeki, tidak akan tertukar atau terampas orang lain. Rezeki dari Allah, yang bentuknya tidak selalu uang, bukan selalu banyaknya penumpang, namun juga kesehatan, kemampuan untuk berpuasa meskipun 'narik' dan lain-lain.

Dan diantara para supir yang memilih berputar ulang, ternyata ada juga, yang tetap mengantar penumpang sampai tujuan. Meski hanya satu, dan menuju kalapa itu jauh. Mungkin ia mengerti konsep rezeki dari Allah, sehingga ia tidak khawatir harus berputar atau terus mengantar penumpang. Pilihan berputar ulang dan meminta penupang untuk naik angkot lain, mungkin juga bagian dari takdir Allah. Bahwa bukan rezekinya, namun rezeki angkot lain. Namun pilihan untuk tetap mengantar, juga takdir-Nya, tanpa hendak mengurangi rezeki yang IA beri.

***

Hai Diri! Jika kau menjadi mereka, Apakah yang kau pilih?

Hai Diri! Jika kau seperti mereka, Apakah kau masih akan berpuasa #Ramadhan ini?

***

give butterfly, give happiness : taken from moptopmaven.blogspot.com

"Ramadhan tahun lalu ada ta'jil gratis dibagiin di jalan," ujar seorang supir, ke supir angkot di sebelah kanannya, saat mereka berpapasan di lampu merah.

Kemudian memoriku beranjak ke tahun lalu, atau dua tahun lalu. Aku memang tidak ikut, hanya menonton dari video yang di share di grup. Saat itu senja beranjak, siap berganti dengan malam. Lalu mereka membagikan air sirup hijau di dalam plastik kepada supir angkot, dan kepada sesiapa yang ada di lampu merah kala itu.

Ah.. rindukah aku? Pada mereka, yang kataku aku bukan bagian dari mereka?

Ah.. tidak bolehkan rindu jika berbeda jalan? tidak bolehkanh rindu jika berbeda pendapat?
Bukankah rindu bisa hadir karena Allah? Bukankah cinta karena Allah terwujud karena iman, dan bukan harakah?

Aku rindu. Ya, aku rindu pada senyum saudariku. We might be different today, but this iman inside our heart, may Allah keep it, and let we meet again later in His Jannah. Aamiin.

***

Allahua'lam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya