Follow Me

Saturday, November 1, 2014

Masa Tua Kita, Kelak Dimana?

-muhasabah diri-

Bismillah..




27 Mei 2014, Penghuni Asrama Salman ITB 2013/2014 berkunjung ke Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi, Bandung.  Panti sosial ini dihuni oleh 28 nenek dan beberapa pengurus panti. I know it's too late.. A very late story to tell. Tapi tidak mengapa, karena kisah lama, bisa jadi baru kita petik hikmahnya sekarang. Ya, sekarang. Saat kita diwajibkan "pemanasan" menulis non fiksi.

***



Masa Tua Kita, Kelak Dimana?

Pertanyaan di atas adalah sebuah pertanyaan yang kudapati setelah berkunjung ke panti jompo. Setiap orang mempunyai jatah umurnya masing-masing. Dan jika masa tua kita alami, kiranya kelak dimana kita menjalani hari-hari? Di rumah, sendiri, dan anak-anak kita berada di luar kota, sibuk mengurus ini itu. Atau bahkan di panti, karena mereka tidak sanggup merawat kita dan menitipkan kita ke tempat berkumpul orang-orang tua. Atau kita dirumah, dan anak-anak kita silih berganti menemani kita. Mereka memahami kewajibannya sebagai anak, untuk merawat kita, saat kita sudah beranjak tua, pikun dan semakin seperti kanak-kanak.
 
Masa Tua Mereka, Kelak Dimana?

Sekarang pertanyaannya kita balik. Mari kita ajukan pertanyaan sama namun kita berperan sebagai anak. Kita adalah anak orang tua kita, ada diantara kita adalah anak tunggal, anak pertama, anak bungsu, anak perempuan satu-satunya, anak laki-laki satu-satunya dan lain-lain. Mari bertanya sejenak, saat ini bagaimana kabar ibu dan ayah? Bagaimana kabar hubungan kita dengannya? Hangatkah? Atau dingin? Dekatkah atau jauh?

Kita mungkin tidak menyadari, bahwa hari demi hari berlalu, kita sibuk dengan segala macam hal.  Kita tidak menyadari, bahwa berlalunya hari demi hari, juga berarti kedua orang tua yang semakin tua. Wajah mereka tidak sesegar seperti sewaktu dulu kita digendong, di antar ke sekolah. Wajahnya kini mulai dipenuhi lekukan-lekukan. Rambut mereka kini tidak sehitam sewaktu kita diajari mereka membaca, mengaji alif ba ta tsa. Rambutnya kini mulai didominasi warna putih dan kelabu.

Dan saat itu terjadi.. Bagaimana sikap kita? Dan jika waktu terus berlalu, mereka semakin menua, dan sedikit demi sedikit kemampuannya menjadi lemah. Matanya mulai tidak bisa melihat sejernih saat ia melihatmu masuk SMA favorit. Telinganya, mulai tidak bisa mendengar getaran gelombang suara yang terlalu lemah. Otaknya mulai tidak bisa mengingat banyak hal. Ia mungkin akan bertanya hal yang sama berkali-kali dalam rentang waktu puluhan detik.

Dan saat itu terjadi. Dimana kelak kita memposisikan mereka? Masihkah mereka menetap di hati kita, sehingga tidak ada sedikit pun sepetik rasa ingin menjauhkan mereka dari kehidupan kita. Adakah saat itu, kita rela tetap berada dekat dengannya, meski ia kini tidak bisa ke kamar mandi sendiri. Kita harus menuntunya, dan merawatnya seperti saat ia merawat kita saat masih bayi?

***
Masa Tua Kita, Kelak Dimana?
Masa Tua Mereka, Kelak Dimana?

Dan sebelum kita menjawab  pertanyaan di atas, mari kita sejenak tadabbur sebuah firman Allah.

( 23 )   Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

QS Al Isra ayat 23

"Over and over again. One thing after the next, after the next, after the next about parents, parents, parents, parents. Just one thing about Allah. And several things about parents. And just imagine how serious this matter is. But still, the thing to appreciate is Allah mention Himself name first. And one of the lesson in that is.. You're really not gonna be able to be good to your parents if you're not trully a slave & a worshipper of Allah. If you're not doing that first part, you're gonna be failing the next part. So any of you are messing up with your relationship with your parents. What is that tell you? It tells you're not really slave of Allah yet. You haven't really done that DO yet. Because the later would be easier for you, if you fulfill the former." - Nouman Ali Khan*

"Berkali-kali. Dari satu hal ke hal berikutnya, berikutnya dan berikutnya tentang orang tua, orang tua, orang tua, orang tua. Hanya satu hal tentang Allah (kalimat pertama ayat 23) . Dan beberapa hal tentang orang tua. Bayangkan betapa pentingnya hal ini. Namun perhatikan, satu hal yang berharga adalah Allah menyebut nama-Nya pertama kali (di awal). Dan salah satu pelajaran dari hal tersebut adalah. Kamu tidak dapat berlaku baik kepada orang tuamu jika kamu belum menjadi hamba Allah yang sebenar-benarnya. Jika  kamu tidak melakukan bagian pertama, kamu akan gagal melakukan bagian selanjutnya. Maka siapa pun dari kalian yang hubungan dengan orang tua-mu kacau. Hal itu menunjukkan apa? Hal itu menunjukkan kamu belum menjadi sebenar-benarnya hamba Allah. Kamu belum benar-benar melakukannya. Karena tahap selanjutnya akan lebih mudah untukmu, jika kamu dapat memenuhi tahap sebelumnya.

Ah.. Mungkin sebelum kita bertanya tentang bagaimana hubungan kita dengan orang tua. Sebelum bertanya tentang bagaimana sikap kita selama ini kepada mereka. Mari kita menjawab pertanyaan di bawah ini.

Khaifa imanukunna? Apa kabar iman kita?

Allahua'lam bishowab

*diambil dari Video NAK berjudul : Respect Your Parents - Nouman Ali Khan- Quran Weekly


No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya