Follow Me

Thursday, December 5, 2019

Ragu Itu di Hati

Bismillah.



Menyembunyikan blog ini, mudah. Ya semudah mengganti setting public menjadi private. Semudah itu. Dan terkadang, aku ingin terus menggunakannya untuk bersembunyi, entah dari siapa. Mungkin bahkan, dari diriku sendiri.

Pernah dengar atau baca nasihat Ibunda Imam Atsauri pada putranya? Tentang menulis dan melihat bagaimana efek setelah menulis pada diri kita.
"Wahai anakku, jika engkau telah mampu menulis sepuluh huruf maka lihatlah dirimu. Apakah bertambah baik cara berjalan, kelembutan dan ketenanganmu?"
Jika tidak?
"Jika tidak, maka ketahuilah sesungguhnya ilmu itu tidak memberi manfaat padamu."
Beberapa bulan ini sebenarnya aku menulis lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Tapi dari yang sedikit itu, aku ragu.... apakah yang tulisan-tulisan tersebut menambah kebaikan padaku, pada jalanku, apakah menambah kelembutan, juga ketenangan? Aku... ragu, apa tulisan yang kuberi label #untukku benar-benar untukku? Apa aku menulis kemudian berusaha mengejawantahkannya dalam keseharianku? Atau sebaliknya?

***

Sejujurnya, aku ingin bersembunyi saja, seperti beberapa hari ini, saat blog ini tidak bisa dikunjungi orang lain selain diri. Lebih mudah begitu. Tapi... tidak semua yang mudah itu baik kan?

Jadi, hari ini.. aku ingin berhenti bersembunyi. 

Aku masih ragu, tapi aku bisa berhenti bersembunyi sembari mencari jawaban akan keraguan tersebut. Bukankah aku tidak tahu, tapi Allah Mahatahu? Bukankah yang ragu itu hati, dan hatiku ada di dalam genggaman-Nya?

Allahua'lam.

1 comment:

  1. kak Kirei.. semoga Allah menghapuskan keraguan kak kirei. Aku mengagumi tulisan kak kirei, yang senantiasa mengingatkan aku akan kebesaran Allah. Aku butuh inspirasi, salah satunya dari blog kakak. Karena aku sadar imanku masih jauh dari kata baik..semangat terus kak

    ReplyDelete

ditunggu komentarnya