Follow Me

Thursday, December 5, 2019

Kuesioner LMD

Bismillah.



Aku sebenarnya tidak terlalu suka mengisi kuesioner, jadi saat di sebuah grup ada yang share link-nya, sengaja aku mengabaikan. Kuesionernya ditujukan pada alumni LMD 165-200. LMD, akronim dari Latihan Mujahid Dakwah, aku sebenarnya tidak yakin, huruf M sekarang kepanjangan untuk Mujahid atau Mujtahid. Yang jelas, waktu aku jadi peserta LMD 166, masih Mujahid. LMD itu daurah kepemimpinan yang diselenggarakan di alam, oleh Masjid Salman ITB.

Waktu berlalu, aku pikir aku tidak akan pernah mengisi kuesioner tersebut, sampai sebuah broadcast masuk. Nomer hpku saat ini dan yang tercatat di database LMD masih sama, begitu ucapku dalam hati. Aku akhirnya memutuskan untuk mengisinya.

Kuesionernya lumayan panjang, banyak membuatku mengerutkan kening, sebagian karena aku dipaksa membuka memori lama yang sudah terlupakan.

Apa yang paling kamu ingat dari LMD? - aku menjawab dua kata. cuma itu. berusaha mengingat lebih banyak, tapi ternyata cuma itu yang paling melekat. 

Penilaian kamu terhadap metode pencarian dan penyusunan Kartu? - angkatanku juga ada kah? sepertinya belum, atau sudah, aku lupa. aku ingat saat jadi panitia sih, membuat alur penyusunan kartu, menentukan tempat dimana kartu tertentu diletakkan, sesuai gambaran besar yang dibuat Bang Aad. Tapi sebagai peserta, aku benar-benar sudah lupa. Apa aku berhak memberikan angka penilaian, padahal aku tidak ingat? 

Apa yang pelu dikembangkan dalam LMD untuk bisa menjawab kebutuhan generasi saat ini? - sulit, sungguh sulit pertanyaannya.

Tapi dari sekian pertanyaan, ada juga yang memojokkanku untuk mengambil hikmah.

Seperti pertanyaan esai agar menyebutkan 7 nilai Salman. Aku belum pernah menghafalkannya, dulu sering mendengarkannya, tapi saat ini, sudah banyak lupa. Aku memang harus googling, membaca dari web salmanitb.com, menyalinnya serta menyantumkan sumbernya. Pertanyaan itu cukup membuatku berpikir dan berusaha mengambil hikmah, sudahkan 7 nilai itu ada pada diri? Terutama yang pertama, ada yang tahu nilai pertama Salman?

Menurut kamu orang yang Merdeka itu seperti apa? Jelaskan dengan menyebutkan 3 frasa/kata kunci tentang merdeka

Ya, itu pertanyaan berikutnya, untuk menguji pemahaman nilai pertama salman, merdeka. Ternyata isi kuesioner LMD tidak mudah. Hmm.. Aku dibuat banyak berpikir sebelum menjawab. Bahkan sekarang... membaca pertanyaan itu membuatku berpikir, "Sepertinya, aku tahu mengapa merdeka dipilih sebagai nilai pertama salman". Karena kata 'merdeka' akan menggiring kita pada nilai tauhid. Bahwa kita di dunia ini... adalah seorang hamba. Dan untuk menjadi merdeka, kita harus menghamba pada Allah semata. Karena selain itu, kita tidak akan bisa merdeka. Bahkan bisa jadi kemerdekaan manusia tidak 'diambil' orang lain, atau hal-hal di luar diri. Bisa jadi, justru kemerdekaan diri, dihalangi oleh penghambaan pada hawa nafsu diri. hmm.

Dua pertanyaan lagi yang saling terkait dan ingin kusalin di sini.
Kamu merasa kapasitas diri kamu meningkat nggak sih selama satu tahun ini? 
Pilihan ganda. (a) Ya sangat meningkat (b) Ya tapi meningkat sedikit (c) Engga, sama sama aja kaya dulu (d) menurun daripada sebelumnya
Jika meningkat, apa kapasitas diri kamu yang meningkat?
I've been so sensitive about that question actually. I can't count how many times I wrote about it here. The feeling of stuck, the question 'when will I change my life', and other things. And these two questions above knocking on my 'nearly broken door'. Mungkin aku benar-benar harus berkaca dan berbenah. Mungkin aku terlalu sering menutup mata dan telinga, berpura-pura kalau aku sudah melangkah jauh, padahal kenyataannya.....

***

To sum it up, it's a good quetionnaire. Saya ucapkan terimakasih untuk siapapun yang membuat pertanyaan-pertanyaan kuesioner, juga yang membuat formulirnya, sehingga ga bisa asal ngisi, termasuk di pertanyaan tentang IPK **kuesionernya melanggar SARIP emang wkwkwk. Trus jadi inget, kok jawabanku tentang pertanyaan IPK terakhir ga kerekam ya? Bisa ya, disetting agar tanggapan yang dikirim ke email pengisi kuesioner cuma sebagiannya aja?

Anyway.. Terimakasih juga untuk yang kirim pesan broadcast. Mungkin ia cuma menjalankan jobdesk, tapi pesan itu, yang membuatku memutuskan untuk mengisi kuesioner, setelah sebelumnya berpikir bahwa satu orang sepertiku mungkin tidak akan mengurangi apapun, toh yang lain banyak yang mengisi. Cuma satu pesan yang dikirim ke banyak nomer memang, tapi aku jadi tahu... bahwa bukan 'mereka' yang membutuhkanku mengisi kuesioner tersebut. Bisa jadi, justru aku, yang membutuhkan pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Allahua'lam.

***

PS: Aku pikir aku juga akan menuliskan tentang pilihan mengikuti LMD 166, konflik sebelumnya, dan keputusan akhirnya. Ternyata memang lebih baik fokus ke kuesionernya saja. Memori yang lain, biarlah tersimpan di diary saja. Aku bisa membacanya lagi, jika aku ingin. Toh masih tercatat di sana, setia menunggu untuk dibaca lagi, juga rela untuk tidak dibaca siapapun dan terlupakan.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya