Perjalanan Menulis Isabella Kirei
Bismillah.
Challange dari kulwap malam itu di grup KMK dan EMC. In syaa Allah saya post di grup KMK saja. Satu saja cukup hehe. (back then in 2018 maybe, I thought if I republished this draft, it will be on that date, but... yaudah sih hehe)
***
Saya pernah baca di blognya Mba Sinta Yudisia, salah satu penulis ternama di Indonesia, kalau membaca dan menulis adalah sepasang kekasih. Aku.. pernah jatuh hati kepada keduanya. Masih jatuh hati, pada salah satunya. Dan sedang berusaha jatuh hati lagi pada kekasihnya juga.
Yang pertama kukenal adalah membaca, baru kemudian aku mengenal kekasihnya, menulis. Aku ingat, bagaimana awal aku belajar membaca karena ingin ikut-ikutan semua aktivitas kakak yang usianya hanya 13 bulan lebih tua dariku. Aku ingat, bagaimana ayah membelikan bundel majalah bobo bekas. Bagaimana bundel yang setebal novel Harry Potter tersebut kuhabiskan dalam satu malam. Semuanya, dari surat pembacanya, komik bobo, nirmala, cerpen di dalamnya, semuanya. Pengalaman pertama begadang karena membaca, ya aku jatuh hati pada membaca.
Duduk di sekolah dasar aku mengenal menulis. Mungkin karena mereka sepasang kekasih, tanpa sadar aku mulai jatuh hati pada menulis juga. Aku rutin menulis di diary, kuhabiskan dua tiga buku, dari yang sederhana, sampai yang bergembok. Aku juga suka menulis puisi, mungkin belum pantas disebut puisi, hanya barisan kata yang terpisah dalam bait. Binder anak seusiaku yang biasanya hanya berisi biodata teman sekelas, kupenuhi dengan puisi kanak-kanakku.
Duduk di sekolah menengah pertama. Aku mengkonsumsi banyak buku fiksi. Lalu terdengar kabar ada seleksi siswa yang akan menjadi perwakilan lomba menulis cerpen. Kuberanikan diri menyerahkan cerpenku pada Bu Budi, guru Bahasa Indonesia yang sangat lekat di memoriku. Dibimbing Bu Budi aku diajarkan menulis cerpen yang baik, juga menulis tangan yang rapi. Karena Bu Budi lebih suka aku menyerahkan tulisanku, bukan hasil cetakan, tapi tulisan dari jemariku langsung. Alhamdulillah pernah menyicip juara 1 lomba menulis cerpen tingkat kabupaten dua kali. Di masa ini juga aku belajar menulis non fiksi, karena pernah bergabung di ekstrakulikuler jurnalistik, yang paling melekat saat belajar pengertian dan cara menulis tajuk dari Pak Agus.
Duduk di sekolah menengah akhir. Aku banyak menulis puisi lagi, bukti bahwa selain pada menulis dan membaca, aku juga pernah merasakan jatuh hati pada manusia. They call it first love, but I'd rather call it, strange feeling inside. Di masa itu aku ikut organisasi Suryakanta1, juga Rohis. Semuanya terkait dengan tulis menulis. Meski tidak mengikuti lomba menulis individu, kami (tim suryakanta1) pernah bertarung membuat mading, dan dapat juara. Di akhir masa putih abu-abu ini juga, aku mulai aktif menulis di blog yang pernah kubuat saat SMP hasil pelajaran TIK.
Kuliah. Banyak menulis di blog. Semua unit kemahasiswaan hampir selalu masuk divisi media. Di sini aku mulai melupakan kekasih menulis. Rasanya membaca tidak ada waktu. Menulisku tetap jalan, karena selain dari membaca, bahan tulisan bisa dari pengalaman, dan informasi yang kutangkap dari ucapan orang-orang sekitar, atau guru-guru kehidupan. Selama masa itu, keinginan menerbitkan buku selalu ada, namun hanya naik turun di level keinginan, belum sama sekali masuk ke level eksekusi.
Pasca kuliah. Aku tahu dan paham kalau menulis di blog adalah zona nyamanku. Aku cukup puas menulis di sana, dibaca oleh orang-orang yang tidak sengaja melintas. Aku tahu dan paham, aku tidak boleh berhenti di sini. Maka aku mulai telusuri lagi, apa yang salah, apa yang tertinggal. Dari sana, aku teringat kekasih menulis. Membaca.
Saat ini. Aku masih berusaha jatuh hati lagi dengan membaca. Draft buku? Sudah ada, bahkan bahannya sudah ada, puluhan tulisan di blog yang bertema senada. Tapi seperti materi yang disampaikan di grup KMK, aku kehilangan poin pertama (strong why) yang bisa membuat keinginanku menerbitkan buku terwujud.
Saat ini. Hanya sebagian kecil dari perjalananku menulis. Doakan aku, semoga jika niat ini baik, semoga Allah menguatkan tekadku untuk merampungkan draft dan segera mengirimkannya ke penerbit.
Terakhir, izinkan aku menuliskan sebaris doa dari Ustadz Fauzil Adhim, yang kubaca dipengantar salah satu buku Ustadz Salim A. Fillah,
Semoga Allah bangkitkan kebaikan dan kekuatan, melalui setiap kata yang mengalir dari ujung jari kita. Sungguh sebuah buku dapat mengubah jiwa manusia dan nasib dunia.. -M. Fauzil Adhim
Isabella Kirei - Purwokerto
Ini tulisanku, mana tulisanmu?
***
Jadi Bel, sudah siap melanjutkan perjalanan menulismu? Atau mau berhenti lama di zona nyaman ini?
Wallahua'lam bishowab.
--end of draft that time
***
Tambahan, waktu sudah berlalu lama sejak materi tersebut aku simak, grup KMK sekarang sudah nonaktif. Aku sudah membuat beberapa e-book, menerbitkan antologi saat memberanikan diri ambil amanah PJ KMO Club, dan sekarang sedang menunggu dan berdoa semoga pengkaryaan guidelight batch 3 segera bisa sampai di tangan. Buku solo? *tiba-tiba teringat, orang-orang yang tidak paham istilah buku solo, karena memang mereka tidak berkecimpung di dunia tulis menulis hehe. Sedihnya, masih sama, strong why-nya masih belum terbentuk. Aku masih terlalu nyaman bersembunyi di sini, sesekali saja mengimport tulisan ke medium, tulisan tentang buku. Keinginan itu memang belum kuat, tapi masih ada, selalu sayup-sayup menggema setiap kali kulihat buku dengan isi dan layout, cover yang ciamik. Aku juga ingin punya yang seperti itu hehe.
Qadarullah juga, beberapa waktu yang lalu pernah sedikit terkejut saat mendengar pertanyaan dari salah seorang anak kecil, yang bertanya apa mimpiku. Dan lebih terkejut lagi saat aku jujur menjawab "penulis". Walaupun sekarang malu sih, karena sudah jarang menulis jika dibandingkan dulu. Lebih sering memilih hal lain yang tidak produktif, dan sama sekali bukan tangga ke 'puncak' yang ingin aku tuju.
Anyway, kupublish ini untuk memotivasi diri lagi. Here's your journey, would you like to level up? Mohon doanya.. TT
Sekian. Maaf banyak cerita tentang diri dan curhat.
Kamu, apa mimpimu? Semoga Allah memudahkan dan memberkahi perjalananmu mewujudkannya yaa~ Semangaat! Bye 5~