Bismillah.
sumber foto: pikiran rakyat.com |
Sejak tahun lalu, aku mengantri membaca novel trilogi Negeri 5 Menara-nya A. Fuadi di iPusnas. Hingga sampai saat ini, belum juga selesai kubaca novel kedua dan ketiganya.
Pertama kali aku mencari keyword A. Fuadi, karena sedang ingin membaca novel islami. Aku ingat saat membaca Novel Negeri 5 Menara saat berlibur di Depok di rumah saudara. Setahuku, trilogi novel ini memang populer, dan sudah di film-kan. Tapi meski populer, aku masih belum membaca maupun menonton filmnya.
Seperti buku populer lain di iPusnas, jarang sekali untuk bisa meminjam. Harus mengantri. Dan aku, tidak terlalu suka dengan fasilitas button antri. Jadi kadang, kalau lagi ingin baca, aku coba cek ketersediaannya, kalau ada, aku pinjem. Kalau tidak ada, aku anggap memang belum rezekinya untuk baca.
***
Mei 2022, aku meminjam Rantau 1 Muara. Ini buku ke 3. Aku tahu agak meloncat dari buku. But it's okay. Dari 12 halaman pertama, aku mencatat kutipan ini..
"Jangan gampang terbuai keamanan dan kemapanan. Hidup itu kadang perlu beradu, bergejolak, bergesekan. Dari gesekan dan kesulitanlah, sebuah pribadi akan terbentuk matang." - Kiai Rais
#daribuku *Rantau 1 Muara* - A. Fuadi, GPU
Rantau 1 Muara bercerita tentang Alif saat hendak mencari kerja. Bagaimana ia mulai membandingkan dirinya dengan teman lain. Bagaimana akhirnya ia memilih untuk mencari kerja di bidang menulis. Aku jadi sedikit tahu behind the scene dari pekerjaan seorang wartawan.
Masih di bulan yang sama, aku melihat novel yang kedua, Ranah 3 Warna bisa dipinjam. Akhirnya aku pinjam juga, dan memilih untuk fokus baca yang kedua dulu.
Seperti flashback, aku kini melihat kisah Alif setelah lulus dari Pesantren Pondok Madani. Bagaimana kesungguhannya belajar supaya bisa kuliah, belajar materi SMA yang diajarkan 3 tahun, dalam waktu yang lebih singkat, dan itu pun, belajar mandiri. Sungguh diperlukan kedisiplinan dan semangat yang kuat.
Kali ini, aku diingatkan tentang mimpi, dan semangat untuk meraihnya. Beberapa kutipan yang kudapatkan dari halaman-halaman awal novel...
"Singsingkan lengan baju dan bersungguh-sungguhlah menggapai impian
Karena kemuliaan tak akan bisa diraih dengan kemalasan." -Sayyid Ahmad Hasyimi
juga ini.
....kita tidak boleh meremehkan orang lain, bahkan tidak boleh meremehkan impian kita sendiri, setinggi apa pun. Sungguh Tuhan Maha Mendengar.
#daribuku *Ranah 3 Warna* - A. Fuadi, GPU
***
Sudah setahun lebih, tapi belum juga aku selesai membaca keduanya. Sebenarnya alasan "mengantri" adalah excuse. Karena saat kita bisa meminjam, ada waktu beberapa hari, e-book tersebut di rak kita. Bisa, selesai dalam masa sekali pinjam. Karena aku pun pernah, dulu, menyelesaikan membaca buku dalam 1-3 hari. Balik lagi ke prioritas dan fokus.
Aku.. belum bisa membaca buku seperti dulu aku membaca buku saat di SMP atau SMA. Aku lebih sering memilih kegiatan lain, konten lain yang lebih menarik, ketimbang membaca. Itulah mengapa, aku masih butuh support system untuk membaca. Sekedar grup laporan. Atau bagus lagi, kalau tergabung di komunitas baca. Tapi dengan segala kekuranganku kini, aku masih ingin menjadikan membaca hobiku. Aku tahu, aku pernah 'jatuh cinta' dengan membaca. Dan bukan tidak mungkin, untuk menumbuhkan kecintaan itu lagi.
Juli 2023. Aku kini memasuki halaman ke 70-an di Novel Ranah 3 Warna. Sedikit mencicipi kisah awal mula Alif belajar menulis artikel. Membaca kisahnya, membuatku teringat masa lalu diri. Saat itu, aku magang di DPP Salman, dan bertemu Teh Tristi, dan ada mentor nulis lain. Aku masih menikmati membaca tulisan beliau di instagram @tristiul atau di Medium-nya (tristiul.medium.com), betapa mentor mempengaruhi kita. Aku belajar untuk menulis #nukilbuku juga karena ide dari beliau. Masih berusaha konsisten membagikan sedikit banyak dari apa-apa yang kubaca, meski aku belum menyelesaikan buku tersebut.
Untuk Rantau 1 Muara, aku baru masuk halaman 80-an. Seingatku terakhir bercerita tentang Alif yang bertemu perempuan dengan wajah familiar, namun saat itu ia belum berjodoh untuk bertukar sapa. Oh ya, salah satu yang membuat trilogi ini menarik menurutku, selain karena semangat awal yang bercerita tentang mimpi, adalah gaya kepenulisannya yang diselingi hal-hal lucu. Untukmu yang butuh rehat dari baca buku-buku "berat dan kaku", cocok lah. Rehat baca buku, dengan baca buku. Ini idealnya. Walaupun seringnya, kebalikannya. It's easier to scroll and watch videos rather than reading, isn't it?
Terakhir, untuk siapa pun yang sepertiku. Masih mencari-cari cara agar lebih sering membaca dan lebih menikmati membaca, jangan menyerah! Semoga Allah memudahkan kita untuk lebih banyak membaca. Coba gali ulang lagi niat membacamu. Semakin akarnya dalam tertanam, semakin kuat juga batangnya berdiri. Last question, buku apa yang ada di daftar antrianmu?
Wallahua'lam.
***
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya