Follow Me

Saturday, September 16, 2023

Emosi yang Mengaburkan Memori

Bismillah.

 

Aku lupa persisnya dimana, tapi yang jelas aku mendengar kalimat serupa judul postingan ini. Sederhana tapi cukup untuk membuatku berpikir. Emosi yang mengaburkan memori. Kalimat itu membuatku menilik ulang tahun-tahun saat aku sendiri tidak bisa mengingat jelas apa saja yang terjadi di sana. Seolah emosi kuat yang menenggelamkan, menyeleksi memori sehingga yang muncul hanya sebagian saja. Memori-memori yang tidak bisa disebut indah, tapi aku tidak hendak menyebutnya buruk juga. Karena toh dari hal-hal tersebut aku tersadar dan menjadi aku yang saat ini.

 

Mungkin, itulah mengapa penting untuk memiliki hati yang bersih. Bersih dari kabut emosi. Saat hati bersih, otak kita bisa lebih jernih mengingat apa yanag terjadi. Kita jadi bisa mengambil pelajaran lebih mudah. Kita bisa melanjutkan hidup lebih ringan.


***


Untuk siapapun, yang masih dihantui memori tertentu.

 

Untuk siapapun, yang merasa kesulitan mengingat-ingat hal-hal baik pada suatu waktu dalam hidupmu.

 

Barangkali yang perlu kita lakukan, adalah memetakan dan membersihkan emosi kita terlebih dahulu. Jika ada yang tersumbat di sana, mungkin itu yang membuat kita sulit melihat dan mengingat.

 

Jika sulit, dan tidak tahu harus memulai dari mana. Jangan takut dan malu untuk minta bantuan. Tidak mengapa datang dan melakukan konseling. Juga jangan pernah merasa begitu jauh, sampai enggan untuk berdoa dan bersimpuh pada-Nya.


Oh ya, coba biasakan menulis dan mencatat, barangkali itu bisa menjadi alat yang membantumu untuk mengingat kembali, memori yang dikaburkan oleh emosi. Karena itu yang lagi dan lagi kutemukan, setiap membaca tulisan-tulisan lama di blog ini. It's easy to label a certain time as a dark era. But if we're careful enough to remember, we'll find that even in that dark era, we'll find many light moment (bukan ringan, tapi cahaya hehe). It might not shine bright, but it glows in the dark. Waiting for us, to take the lesson from it. Maaf tiba-tiba pindah bahasa. My bad habit, kalau tiba-tiba bicara hal-hal personal.


Mari menulis, mari mencatat. Semoga suatu hari, kita bisa tersenyum dan menertawakan lagi tulisan lama kita. Semoga saat kita membaca lagi, kita akan bersyukur dan berterima kasih, pada diri di masa lalu yang menyempatkan menulis meski menulis itu tidak selalu mudah.


Wallahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya