Bismillah.
Rekap dan cerita sedikit tentang e-book di iPusnas yang selesai aku baca di tahun 2022, part 2.
3. Max Havelar - Multatuli
“Bencana kelaparan? Bencana kelaparan di Jawa yang kaya dan subur?”—Ya, pembaca, beberapa tahun silam ada distrik-distrik yang kehilangan penduduk akibat kelaparan; para ibu menjual anak mereka untuk mendapat makanan, para ibu menyantap anak mereka sendiri.
Namun, kemudian negara penguasa ikut campur. Di ruang-ruang parlemen Belanda diutarakan keluhan-keluhan, lalu gubernur yang menjabat harus memberi perintah bahwa “perpanjangan dari apa yang disebut sebagai pasar Eropa tidak boleh lagi digenjot sampai mengakibatkan bencana kelaparan”.
“Oh! Parlemen yang baik hati!”
Kalimat ini kutulis dengan penuh kepahitan—menurutmu siapa yang bisa menjelaskan hal-hal semacam itu tanpa disertai kepahitan?
Apa yang ada dalam pikiran para pejabat itu mengenai pengetahuan Havelaar bahwa begitu banyak orang telah meninggalkan Lebak dengan kepahitan dalam hati mereka? Bahwa Havelaar tahu tentang keluarga-keluarga yang telah pindah ke wilayah-wilayah tetangga untuk menghindari kemiskinan yang merajalela di sini, dan bahwa ada begitu banyak penduduk Banten di antara gerombolan yang memberontak terhadap pemerintah Belanda? Apa maksud Havelaar? Apa yang ditujunya? Kepada siapa pertanyaan-pertanyaan itu diajukan?
#daribuku *Max Havelar* - Multatuli, Penerbit Qanita
Dia menjadi batu dan tidak bergerak ketika matahari bersinar ataupun ketika hujan turun.
Lalu, datanglah seorang lelaki yang membawa beliung, pahat tajam, serta palu besar, dan memecah batu.
Batu itu pun berkata, ‘Apa ini? Lelaki itu lebih berkuasa daripadaku, dan memecah batu dari dadaku.’ Dan, dia merasa tidak puas.
Dia berteriak, ‘Aku lebih lemah daripadanya, aku ingin menjadi lelaki itu.’
Lalu, turunlah malaikat dari surga, dan berkata, ‘Terjadilah seperti yang kau katakan.’
Dan, dia menjadi pemecah batu. Dia memecah batu dengan kerja keras dan dia bekerja keras untuk upah yang kecil. Dia merasa puas.”
“Bagus sekali,” ujar Duclari, “tapi kini kau masih berutang bukti bahwa si ‘Upik’ kecil ini tak ternilai.”
“Tidak, aku tidak berjanji untuk membuktikan hal itu. Aku hanya ingin menceritakan kepada kalian bagaimana aku bisa mengenalnya. Ketika sudah selesai dengan ceritaku, aku bertanya, ‘Dan kau, Upik, apa yang kau pilih seandainya malaikat dari surga datang untuk bertanya kepadamu; apa yang kau inginkan?’”
“Pak, saya akan memintanya untuk membawa saya bersamanya ke surga.”
Karena kepada Andalah buku ini saya persembahkan, wahai WILLIAM KETIGA, Raja, Adipati, Pangeran... lebih dari sekedar Pangeran, Adipati, dan Raja... KAISAR dari Kerajaan INSULINDE, yang menakjubkan, yang melingkari khatulistiwa bak untaian zamrud!
Saya bertanya kepada ANDA! Apakah memang kehendak KEKAISARAN Anda sehingga orang-orang seperti Havelaar harus diciprati lumpur oleh orang-orang seperti Slijmering dan Droogstoppel; dan lebih dari tiga puluh juta RAKYAT Anda nun jauh di sana harus diperlakukan dengan buruk dan mengalami pemerasan atas nama ANDA?
What a closing remark, isn't it? Max Havelaar mungkin jauh dari novel yang bagus. Tapi kadang, kita melihat buku bukan cuma dari cara kepenulisannya, tapi juga dari after effect buku tersebut diterbitkan dan ditulis. Bagaimana politik balas budi dibuat setelah itu. Bagaimana beberapa pemuda terpilih disekolahkan di Belanda. Dan dari pemuda-pemuda yang terdidik itu, lahirlah pribadi-pribadi hebat yang mengubah sejarah Indonesia. Wallahua'lam.
4. Sognando Palestina - Randa Ghazy
"Israel tidak pernah menginginkan perdamaian, tapi menginginkan menguasai semua tanah dan mengusir rakyat palestina dari rumahnya, tak peduli meski harus mengobrankan ribuan bahkan jutaan nyawa tak bersalah. Tidak semua orang yahudi setuju dengan apa yang terjadi di palestina, tapi hampir semua negara membuta dan membiarkan penjajahan terus terjadi. Rakyat Palestina kehilangan banyak hal, hampir semua, kecuali iman. Dan dari iman itu keberanian hadir untuk berjihad. Jihad, yang justru dijadikan senjata oleh media untuk mengubah fakta, tentang siapa yang korban dan siapa yang penjahat."
....
"Mengapa kalian menembak kerumunan orang? Tentara itu terbahak lalu berkata, Aku hanya menjalankan perintah."
...
"Dia hanya ingin hidup damai, dia tidak menginginkan bangsa Palestina menaklukan dunia, atau menginginkan negara Palestina memperluas wilayahnya. Dia hanya menginginkan sebuah negara Palestina, tetapi apa yang dia dapat? Sebuah peluru yang bersarang tepat di urat nadi, dua puluh tiga ulang tahun, empat yang terakhir dilalui dengan kesunyian. Itulah perang, yang terkutuk, perang... Ahmad tersungkur."
...
"Pada akhirnya hiburan utama bagi rakyat Palestina yang tanahnya dijajah, dan mayoritas negara internasional tutup mata akan hal tersebut, adalah fokus pada kebahagiaan di akhirat. Karena dunia ini tidak adil. Tapi di akhirat, setiap kezhaliman Israel dihitung dan pasti akan dibalas. Kita (umat muslim) mungkin lupa tentang penderitaan dan perjuangan Palestina, tapi Allah tidak pernah lupa."
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya