Follow Me

Sunday, August 18, 2013

Tentang Foto Bersama "Dia"

#fiksiku

Bismillah..

"fotonya harus satu ya.. jangan pisah-pisah" ujar seorang laki-laki di depan kelas dengan nada iseng, kelas pun riuh. Tapi tidak dengan seorang perempuan yang duduk di baris ketiga dari depan. Ia tercekat, diam dan sesak.

Yang ia rasakan saat itu adalah perih. Belum sebuah tulisan tentang hal tersebut hendak ia publish di blognya. Memang belum sempat di publish, karena masih perlu beberapa editan di sana-sini. Tapi mendengar kalimat tadi, ia merasakan getir tapi bukan di lidah, melainkan di hatinya.


***

Jejak air tercipta, kemudian mengering dan hilang. Sebentar kemudian kembali tercipta, kemudian mengering dan hilang di wajahnya. Ia tahu, kondisi sekarang tak ideal, tak seperti yang ia harapkan. Ia tahu, lingkungan di sana, memang akan banyak hal yang membuat ia merasa sesak dan seringkali berpikir untuk pergi saja. Menjauh. Seperti anak kecil, yang jika tidak menyukai sesuatu, maka ia akan pergi menjauh.

Tapi kondisi dan lingkungan, sebenarnya bukan hal utama yang membuat jejak air muncul dan menghilang. Bukan itu perkara utamanya. Yang membuat ia semakin sesak adalah... ia semakin sadar diri. Bahwa kondisi imannya saat ini, sungguh masih selemah-lemahnya iman.

Takdir memang belum tertulis, sikap dan prinsip masih bisa ia pilih dan coba nyatakan. Tapi hari ini, ia meragukan imannya.

Khaifa imanuki? khaifa imanuki?
Bukankah membenci dengan hati adalah pertanda selemah-lemahnya iman?
Bukankah membenci dengan hati adalah pertanda selemah-lemahnya iman?

dan setiap pertanyaan itu diulang, sebuah jejak air kembali muncul, mengering kemudian hilang. Ia takut, takut untuk mengakui bahwa imannya saat ini, adalah selemah-lemah iman. Sungguh, kalau boleh.. jika diizinkan, ia lebih suka pergi, seperti anak kecil yang pergi menjauhi apa-apa yang tidak disukai.

Allah.. please strengthen my imaan..

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya