Follow Me

Sunday, September 29, 2013

Mengingat Kondisi Iman


-muhasabah diri-

Bismillah..

Ini sengaja ditulis, agar diri.. tidak hanya berhenti pada tulisan, namun melanjutkannya ke amal. Bukankah setiap hari kau berdoa agar tidak seperti mereka yang dimurkai Allah?

***

Sebuah momen......

"bel, aku pernah lihat di facebook, ada yang ganti foto cover-nya.. campur gitu ikhwan-akhwan." sampai di kalimat itu, perasaanku masih tak menentu.

"di situ ada aku nggak?" tanyaku khawatir. Ia menggeleng, dan aku menghela nafas tenang.

"kayanya acara ............ (menyebutkan sebuah nama acara besar beberapa pekan yang lalu)".

atau momen yang lain......

"yang waktu itu foto bareng nggak Bel? Iya, aku sengaja kabur duluan. Soalnya kemarin pas (menyebutkan nama acara yang serupa tapi tak sama) juga iya.". Aku mengangguk. Hatiku meringis, menahan sakit.

atau momen yang lainnya...........

"yang sama ....... (menyebut nama orang) bukan Bel?" --nocomment,felt so guilty about this. hiks

atau momen yang lainnya....

"aku juga pernah, ngeliat orang pake PP yang ada foto kamu Bel."
"cewek atau cowok?", tanyaku kaget..
"akhawat." jawabnya pendek. aku manggut-manggut, kembali teringat peristiwa itu. dan perasaan tak bernama ini menguat.

***


Dan hari itu, saat orang-orang sudah siap berdiri di posisinya masing-masing. Dan hari itu, saat aku cuma bisa membenci dengan hati. Berceletuk perih 'bahkan jarak, hanya tinggal hitungan senti'.

Lantas aku teringat, tentang hari-hari sebelumnya. Sebut saja ssdk, atau wawancara osjur adik kelas, atau tubes stima.

my heart keep questing me the same question?
dan aku... bagaimana aku bisa menjawabnya??

"khaifa imanuki?"
***

Ini tentang foto bersama non-mahram, laki-laki yang bukan mahram kita.

ijinkan aku menyalin ini :
Tapi kondisi dan lingkungan, sebenarnya bukan hal utama yang membuat jejak air muncul dan menghilang. Bukan itu perkara utamanya. Yang membuat ia semakin sesak adalah... ia semakin sadar diri. Bahwa kondisi imannya saat ini, sungguh masih selemah-lemahnya iman.

Takdir memang belum tertulis, sikap dan prinsip masih bisa ia pilih dan coba nyatakan. Tapi hari ini, ia meragukan imannya.

Khaifa imanuki? khaifa imanuki?
Bukankah membenci dengan hati adalah pertanda selemah-lemahnya iman?
Bukankah membenci dengan hati adalah pertanda selemah-lemahnya iman?

dan setiap pertanyaan itu diulang, sebuah jejak air kembali muncul, mengering kemudian hilang. Ia takut, takut untuk mengakui bahwa imannya saat ini, adalah selemah-lemah iman. Sungguh, kalau boleh.. jika diizinkan, ia lebih suka pergi, seperti anak kecil yang pergi menjauhi apa-apa yang tidak disukai.

Allah.. please strengthen my imaan..
Isabella Kirei - Tentang Foto Bersama "Dia"

***

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka ubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (Riwayat Muslim)

Allahua'lam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya