Follow Me

Wednesday, September 18, 2013

Seolah Tak Pernah Bersalah


-muhasabah diri-

Bismillah...
Maka, jika ada saudaramu yang tak sependapat denganmu, janganlah engkau menyeringai kepadanya seakan engkau tak pernah bersalah sekali pun. -M. Fauzil Adhim-


Adakah pernah, kau temui aku? menyeringai, seolah tak pernah bersalah sekali pun?
Jika memang pernah.. maaf, maaf, maaf.


***

Aku tak tahu harus menulis apa lagi. Karena jika boleh jujur, aku tahu. Pasti kejadian di atas, Pernah kulakukan. Mungkin bentuknya bukan seringai di wajah. Namun di hati.

Robbighfirlii..


Siapalah diri? Apa kau pikir? Kau tak pernah bersalah sekali pun?


***

Penyimpangan memang tak dapat kita toleransi. Tapi ini kadang terjadi bersebab ketiadaan ilmu atau terhentinya amru bil makruf dan nahy munkar. Maka ingatkanlah mereka, luruskan dan bahkan bila perlu berilah peringatan. Tetapi jangan tergesa-gesa menghakimi mereka. Sungguh amat berat konsekuensi dari tafsiq (menuduh seseorang sebagai fasiq), tabdi' (menghakimi seseorang sebagai ahlul bid'ah), takfir (memvonis kafir), tadhlil (menghukumi sebagai sesat) ataupun melaknati seseorang atau kelompok.
-M. Fauzil Adhim dalam catatannya Bersetia karena Iman
Cuplikan ini, ditulis untuk diri. Agar jika memang diri melihat kesalahan pada seseorang, penyimpangan pada seseorang. Yang dilakukan adalah mengingatkan dan meluruskan. Tanpa tergesa-gesa menghakimi mereka.

Coba baca ini lagi bel!

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya