-muhasabah diri-
Bismillah...
Hijab itu memperbaiki, lirihku. Bukan menunggu telah baik baru berhijab, tapi dengan hijab itu biarkan ia memperbaiki diri. - Mentari Pagi***
Seketika embun seperti menyapa kedua bola mataku. Sungguh, membaca keseluruhan tulisan kutipan diatas (klik di bagian Mentari Pagi), menimbulkan perasaan tak bernama di sini.
Entahlah.. aku seperti kembali menemukan arti hijab. Aku, seperti.. diajak untuk terus memperbaiki diri. Diajak, untuk menghadapi dunia yang sebenarnya. Bahwa nanti, akan kita temui fenomena mirip kejadian di tulisan itu. Bahwa kelak, akan ada yang heran lantas bertanya. Maka siapkah kita, -meski terbata- mencoba untuk menjawabnya. Agar pandangan dunia tentang hijab, tak lagi sesempit kata 'terorisme'.
***
Asa itu*, seperti melambung lagi.. menemukan tambahan helium untuk terbang menjauh dari bumi.
Sambil tersenyum dia berkata sulit untuk melihatku karena wajahku hanya terlihat selingkaran kedua jarinya, ia memperagakan dengan menyatukan ujung-ujung jemarinya dan menempelkan tangannya ke wajah, tidak lupa ia ucapkan "I'm sorry" tetap sambil tersenyum. Aku pun membalas tersenyum. Ya memang begini aku biasa terlihat dan hanya dengan begini aku boleh dilihat.
Allahua'lam. Allahumma yasirli wala tu'assir..
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya