Follow Me

Thursday, September 26, 2013

Menjawab Komentar Si "Dia"


-muhasabah diri, opini-

Bismillah
Bismillaah,
mau tanya..mudah-mudahan bisa membantu mencerahkanku..

seringkali aku "terjebak" dengan perasaan tidak enak..
misal : ad komen yg tidak penting dan tidak mendesak, namun karena berupa pertanyaan,
segan tidak menjawab..
segan seakan ga mengacuhkan..
segan terlebih misalnya yg komen pun bukan orang-orang biasa, tetapi orang yang mungkin lebih banyaak ilmunya dari aku, orang yang aku rasa ke-Islam-an nya lebih banget2 dari aku..

dan itu sering menjebakku..
akhirnya jadi sekedar basa-basi..
tetapi kadang berlanjut jadi ga penting..

aku ingin hal ini tidak terjadi, tetapi perasaan segan / tidak enak itu selalu meluluhkanku..

ad saran bella??
apa aku harus tegas?? 
- Fathimah Az Zahra

berawal dari satu tanya, semoga bisa menjawab, meski sedikit.


***


Unik memang masalah ini. Ini terjadi di sekitar kita, namun seringkali kita kehilangan kepekaan. Menjadikan hal tersebut wajar, dan akhirnya.... mengabaikan fitrah kita, mengabaikan ilmu kita.

Kita tahu, batasan-batasan interaksi. Namun perasaan "nggak enak", kerap kali menyelimuti kita. Dia bertanya, maka bukankah sebaiknya aku menjawab? Apa lagi dia adalah seorang ikhwan yang ilmu keislamannya lebih banget dari pada kita. Tapi... berawal dari yang penting, seringkali jadi basa-basi dan berlanjut ke hal-hal yang tidak penting.

Jadi bagaimana managemen menjawab komentar? Hehe. *sokiye.
Let me tell you some tips!

***

Bismillah. Ijin menjawab. Hehe. Semoga bisa membantu..

Menjawab komentar tidak penting itu.. sebenarnya bisa dikategorikan menjadi beberapa kondisi :

1. orang yang komentar tahu ilmu tentang bagaimana seharusnya interaksi ikhwan-akhawat.

2. orang yang komentar belum tahu, dan jarang komentar dipostinganmu.

3. orang yang komentar belum tahu, tapi sering banget komentar di postinganmu.


***

Untuk kasus pertama. Untuk dia, yang sudah tahu ilmu tentang bagaimana seharusnya interaksi ikhwan-akhawat.

Kita harus tegas. Mungkin awalnya kita kasih "kode", kalau ini udah diluar konteks. Dengan jawaban pendek dan terkesan cuek. Kalo misal dia nggak paham, baru deh.. message aja ke orang tersebut. Jelasin aja, "maaf, ke depannya.. kalau misal komentar Anda menurut saya kurang penting, saya tidak akan menjawab/membalas komentar. Kita sama-sama tahu, bahwa interaksi antara non-mahram itu ada aturannya. semoga Allah memudahkan kita dalam menjaga interaksi dgn non mahram".

Aku pernah juga kok. menegur seorang ikhwan karena beliau suka komen nggak penting. waktu itu aku bilang, "maaf, kalau memang nggak penting.. lebih baik tidak usah berkomentar". Memang terkesan kejam, tapi menurutku kita memang harus tegas.

Ini tentang menjaga izzah dan iffah. Bukankah di dunia nyata, orang yang sudah paham. seharusnya nggak sembarangan ngajak ngobrol sama non-mahram? cuma berbicara jika perlu dan penting? Nah.. ini harusnya juga berlaku di dunia maya. cuma.. seringkali kita lupa. makanya, harus ada salah satu yang mengingatkan. 

Untuk kasus kedua. Untuk dia yang belum tahu, dan jarang komentar.

Ini agak beda, bukan karena memilih-milih. Tapi karena akan jadi ribet, kalau kita tiba-tiba menasihati/negur tanpa penjelasan. Jawab saja komentar tersebut secukupnya. Terus kalau bisa.. coba kasih tahu orang tadi dengan cara yang baik. agar dia tahu, harusnya bagamana sih interaksi laki-laki dan perempuan di dunia maya maupun dunia nyata?

Kalau aku pribadi, lebih suka lewat tulisan. ya.. seperti ini.. Atau kalau memang nggak bisa langsung, bisa nitip ke ikhwan/laki-laki lain yang kira2 bisa menyampaikan.

Terakhir, kasus yang ketiga. *maaf panjang bgt jawabannya. hehe. Untuk dia yang belum tahu, tapi sering banget komentar. Dia nggak paham tapi sering banget komen nggak penting. Langsung ditegasin aja. message/sms.

"maaf, jujur saya nggak nyaman kalau Anda komentar sesuatu yg kurang penting di postingan saya. Karena saya punya prinsip .... (jelasin)"

Atau kalau mau simpel. Langsung aja message dia. trus kasih link tulisan tentang bagaimana seharusnya interaksi laki-laki dan perempuan, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Cara ini lumayan jitu. terbukti.. kalau misal ada orang yang kurang paham dan sering ngelike/komentar nggak penting di postinganku. Aku tinggal posting cerpen "Bukankah Lebih Nyaman?". Asumsinya, dia pasti baca. Dan bener, besok-besoknya dia nggak ngelike/komen nggak penting di postinganku. Ya.. walaupun ada sih, satu dua orang yang tetep aja bebal. Nggak nyadar. hehe.
***

Selalu ada jalan, kalau memang ada kemauan. Tegas itu memang terkadang beda tipis sama kejam. Sehingga seringkali, ada perasaan tidak enak, saat kita melakukannya kepada orang lain. Dan tentang interaksi laki-laki dan perempuan, terutama di dunia maya, khususnya tentang per-komentar-an. Kita bisa memilih, mau jadi orang yang longgar, atau yang tegas menyatakan batasan-batasan yang menjadi prinsip kita. Jangan takut untuk menunjukkan prinsip kita, meski mungkin kebanyakan orang akan menyernyitkan dahi dan berkata "islam garis keras".

Yang terpenting tentang ini adalah komunikasi. At least, we tell them why. Agar tak ada salah paham, because they can't read our mind. At least, we tell them that this is my choice. Percayalah, mereka akan menghargai pilihanmu. Adapun tentangmu di pikiran mereka, biarlah mereka yang memilih. Bisa jadi mereka menganggapmu 'aneh' atau 'strict' atau apapun. Let them, itu hak mereka. Yang penting kita tahu, bahwa kita memilih prinsip ini, karena Allah. Karena ingin Allah meridhoi setiap langkah kita.

Allahua'lam bishowab.

*still need to be edited

1 comment:

ditunggu komentarnya