#matrikulasinakid #nakindonesia
Kebayang ga? Hehe. Pilihan grammar yang Allah gunakan, mubtada, selain membuat kita penasaran, trus siapa lagi? trus mereka kenapa? Selain itu, posisi grammar ini membuka pintu lebar. Jadi Allah tidak hanya sedang memberi tahu kita satu kelompok dengan 10 deskripsi. Tapi Allah memberi tahu kita 10 kelompok dengan 10 deskripsi.
Beda dengan Al Ashr. Penjelasan pengecualian orang-orang merugi itu bukan mubtada, tapi khabar. Jadi kata 'dan' maknanya mengharuskan keempat ciri tersebut harus semuanya ada di orang tersebut. Baru orang itu termasuk yang selamat dari kerugian.
*mohon koreksinya ya kalau saya salah ^^
Humble, down to earth, gak arogan. Tahunya dari mana? Kan rendah hati itu bisa juga 'topeng'.
Allah kasih ujian tanda kelulusannya, yaitu yang kalau ketemu orang jahil dan orang tersebut ngajak debat, marah-marah, dan ngerendahin kita, maka kita dengan tenang menanggapinya.
Ada beberapa kata bahasa arab yang perlu dicatat, agar kita bisa memaknai ayatnya lebih tepat.
Pertama kata idza, artinya pasti terjadi. Akan ada saat kita akan diuji, apakah kita bisa termasuk deskripsi yang pertama ini.
Kedua kata jahil, jahil di sini kebalikan dari aql. Jadi jahil bukan cuma mencakup orang yang bodoh. Termasuk di dalamnya orang yang berkata tanpa dipikir. Kalau terlintas kata-kata buruk, cercaan, celaan bahkan sumpah serapah, mereka langsung mengatakannya tanpa mikir. Ustadz Nouman kasih contoh misal di jalan raya, trus terjadi sesuatu, ada yang turun marah-marah dan bahkan sampai ngomong kata kasar ke kita. Itu salah satu contoh wa idza khatabahumul jahilun
Ada tiga surat, yang isinya memberitahu kita kualifikasi manusia yang baik. Ketiganya beda level. Dari yang standar, di surat Al Ma'arij. Lalu setingkat di atasnya, di surat Al Furqan. Dan yang tertinggi, di surat Al Mu'minun.
Nah, materi ke 5 ini membahas tentang 'ibadurrahman, yang ada di surat Al Furqan. Ada yang sudah pernah baca/denger?
Untuk yang belum, cek video di atas ya, sudah ada subtitle indonesianya. Yang sudah pernah, let's refresh our memory again.
Frase 'Ibadurrahman
Sebelum bahas siapa saja yang termasuk kelompok 'ibadurrahman, ustadz Nouman membahas frase 'ibadurrahman yang istimewa.
Bahasa arabnya hamba adalah 'abd, bentuk jamaknya ada dua 'abid dan 'ibad. Bedanya apa?
'Abid diperuntukkan untuk seluruh hambaNya, baik yang beriman maupun yang tidak beriman. Seperti dalam surat Fushilat,
مَّنْ عَمِلَ صَـٰلِحًۭا فَلِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّـٰمٍۢ لِّلْعَبِيدِ
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya. [Surat Fusshilat (41) ayat 46]
Sedangkan 'ibad, itu untuk hamba-hambaNya yang spesial.
Spesial? Hm... aku bukan dong? Eits jangan depressed dulu, jangan pesimis dulu. Karena nanti ada penjelasannya juga. Meskipun spesial, tapi Allah tetap membuka banyak pintu yang lebar, agar kita bisa termasuk golongan 'ibadurrahman.
Lanjut bahas frase 'ibadurrahman. Allah menggunakan nama Ar rahman, meski ada banyak nama Allah yang lain.
Rahman artinya Yang Memberikan kasih sayang extremely dan immediately. Kasih sayang-Nya ekstrim, begitu besar dan banyak, serta.. segera diberikan.
Siapa yang tidak mau menjadi orang-orang yang diberikan rahmat besar dan segera oleh-Nya?
Incomplete Sentence
Sebelum masuk ke deskripsi siapa saja yang termasuk 'ibadurrahman. Ada satu hal yang perlu kita tahu. Jadi... kata ustadz Nouman kalau dilihat secara seluruhan, ternyata deskripsi-deskripsi yang disebutkan itu ibarat kalimat majemuk bagian subjeknya. Mubtada ceunah hehe. Jadi kaya kalimat yang belum sempurna, yang membuat kita penasaran dengan ending-nya.
Contohnya gini, ada pengumuman di sekolah:
"Kepada siswa-siswa kesayangan sekolah, yang ranking 5 besar di kelasnya, dan yang tidak pernah terlambat, dan yang kalau ketemu guru selalu salim, dan yang..."
Kebayang ga? Hehe. Pilihan grammar yang Allah gunakan, mubtada, selain membuat kita penasaran, trus siapa lagi? trus mereka kenapa? Selain itu, posisi grammar ini membuka pintu lebar. Jadi Allah tidak hanya sedang memberi tahu kita satu kelompok dengan 10 deskripsi. Tapi Allah memberi tahu kita 10 kelompok dengan 10 deskripsi.
Beda dengan Al Ashr. Penjelasan pengecualian orang-orang merugi itu bukan mubtada, tapi khabar. Jadi kata 'dan' maknanya mengharuskan keempat ciri tersebut harus semuanya ada di orang tersebut. Baru orang itu termasuk yang selamat dari kerugian.
*mohon koreksinya ya kalau saya salah ^^
Who Are They?
1. Orang-orang yang rendah hati
Humble, down to earth, gak arogan. Tahunya dari mana? Kan rendah hati itu bisa juga 'topeng'.
Allah kasih ujian tanda kelulusannya, yaitu yang kalau ketemu orang jahil dan orang tersebut ngajak debat, marah-marah, dan ngerendahin kita, maka kita dengan tenang menanggapinya.
Ada beberapa kata bahasa arab yang perlu dicatat, agar kita bisa memaknai ayatnya lebih tepat.
Pertama kata idza, artinya pasti terjadi. Akan ada saat kita akan diuji, apakah kita bisa termasuk deskripsi yang pertama ini.
Kedua kata jahil, jahil di sini kebalikan dari aql. Jadi jahil bukan cuma mencakup orang yang bodoh. Termasuk di dalamnya orang yang berkata tanpa dipikir. Kalau terlintas kata-kata buruk, cercaan, celaan bahkan sumpah serapah, mereka langsung mengatakannya tanpa mikir. Ustadz Nouman kasih contoh misal di jalan raya, trus terjadi sesuatu, ada yang turun marah-marah dan bahkan sampai ngomong kata kasar ke kita. Itu salah satu contoh wa idza khatabahumul jahilun
Ketiga kata salam, salam di sini, bukan cuma berarti kita mengucapkan salam, ketika berhadapan dengan orang jahil. Ini juga berarti berbicara dengan tenang, damai (peacefully), tidak menyakiti dan juga tidak membuat orang lain marah.
Ciri pertama ini, seharusnya kelak menjadi pengingat diri kita. Saat kita dihadapkan dengan situasi berat yang mendesak kita untuk terbawa emosi. Tapi keinginan kita untuk termasuk dalam golongan 'ibadurrahman, membuat kita menenangkan diri sendiri dan memilih untuk "berkata salaman". Entah yang kita hadapi bos kita yang super galak, atau pasangan kita, anak kita, murid kita, atau bahkan orang asing yang tiba-tiba melampiaskan kenegatifan dalam dirinya pada kita.
"You have to calm down when you deal with people. You'll meet all kind of people, all kinds of temperament."
Ciri pertama ini, seharusnya kelak menjadi pengingat diri kita. Saat kita dihadapkan dengan situasi berat yang mendesak kita untuk terbawa emosi. Tapi keinginan kita untuk termasuk dalam golongan 'ibadurrahman, membuat kita menenangkan diri sendiri dan memilih untuk "berkata salaman". Entah yang kita hadapi bos kita yang super galak, atau pasangan kita, anak kita, murid kita, atau bahkan orang asing yang tiba-tiba melampiaskan kenegatifan dalam dirinya pada kita.
2. Orang-orang yang mendirikan qiyamul lail
Mereka yang malamnya diisi dengan sujud dan berdiri.
Yang menarik, mengapa ciri ini disebutkan nomor dua? Padahal biasanya kalau kita menyebut seseorang sangat dekat dengan Allah, pasti orang tersebut rajin tahajud. Tapi ayat ini memberitahu kita bahwa hal pertama yang menunjukkan kedekatan seseorang dengan Allah, bukan tahajud, tapi seseorang yang rendah hati dan mampu mengendalikan emosinya.
Seorang muslim seharusnya paham itu, bahwa ia tidak menginginkan jahannam baik itu sebentar ataupun lama. Dan pemahaman tersebut yang mengantarkannya untuk selalu berdoa memohon perlindungan Allah, serta selalu hati-hati dalam setiap perilaku dan apa yang akan dikerjakannya.
Ada situasi dimana orang akan merasa sulit untuk tidak melakukan ketiganya. Mungkin karena lingkungannya, keluarga dan tempat ia tinggal tidak ada yang menyembah Allah. Negara/daerah konflik dimana pembunuhan seolah menjadi 'hal yang wajar'. Juga pintu zina yang terbuka lebar, lebih mudah untuk mendekati zina dengan pacaran daripada jadi jomblo fi sabilillah. Tapi meski kondisi dan lingkungannya sangat sulit, mereka tetap mempertahankan imannya. Tidak menyekutukan Allah, tidak membunuh dan tidak berzina.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang masuk ke jurang dosa ketiganya? Mereka yang sudah sangat jauh dari Allah. Apa berarti hidup mereka 'selesai'? Ayat berikutnya Allah membuka pintu kembali untuk mereka.
Mereka yang berdosa melakukan ketiganya, kemudian bertaubat. Bukan cuma taubat, tapi beriman (lagi) dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan amal shalih. Bukan cuma 'amilu shalihan. Ada penekanan dengan tambahan kata 'amalan'. Wa 'amilu 'amalan shalihan.
Seorang muslim yang tahu bahwa menyekutukan Allah, membunuh dan berzina itu dosa tapi tetap melakukannya, akan diberi hukuman dua kali lipat. Tapi mereka yang mau bertaubat, Allah akan ubah dosa mereka menjadi kebaikan.
Saat ada hal-hal yang mengingatkan kita kepada Allah, entah itu bentuknya kajian di masjid, atau video islam di youtube, tulisan tentang ayat quran di IG, mereka tidak mengabaikan pengingat tersebut. Tidak hanya mereka membaca/mendengarkannya, tapi mereka bertekad dan berusaha untuk mengamalkannya.
Aamiin.
Allahua'lam.
Yang menarik, mengapa ciri ini disebutkan nomor dua? Padahal biasanya kalau kita menyebut seseorang sangat dekat dengan Allah, pasti orang tersebut rajin tahajud. Tapi ayat ini memberitahu kita bahwa hal pertama yang menunjukkan kedekatan seseorang dengan Allah, bukan tahajud, tapi seseorang yang rendah hati dan mampu mengendalikan emosinya.
3. Orang-orang yang memohon agar dilindungi dari api neraka
Ada orang-orang yang dicintai Allah hanya karena mereka selalu memohon agar dilindungi dari api neraka. Mereka paham bahwa hukuman masuk neraka tidak sangat berat.
Sebagai orang yang beriman, normal kalau kita tidak ingin masuk neraka. Tapi... ada saja orang-orang yang meremehkan neraka seperti yang dilakukan Bani Israil. Mereka mengira bisa mengatasi hukuman neraka, kalau itu sementara. "Toh, nanti masuk surga karena masih islam". Na'udzubillah. Semoga Allah melindungi kita dari mentalitas tersebut.
'Ibadurrahman tidak ingin berurusan dengan neraka, baik itu sementara, atau selamanya. Bahkan meski hanya satu detik. Karena mereka paham betapa lemah dirinya, dan betapa dahsyat siksa di neraka.
Allah mendeskripsikan dalam Surat Anbiya ayat 46, ada orang yang bahkan belum masuk neraka, ia baru mencicipi nafha, 'udara dingin' api neraka. Mereka bahkan tidak merasakan lafha, 'udara panas' api neraka.
وَلَئِن مَّسَّتْهُمْ نَفْحَةٌۭ مِّنْ عَذَابِ رَبِّكَ لَيَقُولُنَّ يَـٰوَيْلَنَآ إِنَّا كُنَّا ظَـٰلِمِينَ
Dan sesungguhnya, jika mereka ditimpa sedikit saja dari azab Tuhan-mu, pastilah mereka berkata: "Aduhai, celakalah kami, bahwasanya kami adalah orang yang menganiaya diri sendiri". [Surat Al-Anbiya (21) ayat 46]
"Nafha is used, you know when you close the door and some hot air comes in, as you close the door, the air that comes in or out, that's called nafha.
Allah said, those people will taste a nafha, air, not even inside Jahannam, where? Outside. They haven't even gone in yet. And they didn't taste fire, they taste lava, they didn't eat anything, they're just exposed to air, and not even hot air. Which kind of air? Cold air, nafha. And it touched them barely, massathum." -Nouman Ali Khan
Mereka berkata, "Ya wailana". Bahkan 'udara dingin' tersebut membuatnya merasa begitu celaka, seolah-olah ia merasa mendapatkan hukuman terberat di neraka.
Seorang muslim seharusnya paham itu, bahwa ia tidak menginginkan jahannam baik itu sebentar ataupun lama. Dan pemahaman tersebut yang mengantarkannya untuk selalu berdoa memohon perlindungan Allah, serta selalu hati-hati dalam setiap perilaku dan apa yang akan dikerjakannya.
4. Orang-orang yang membelanjakan uangnya dengan bijak
Tidak boros dan tidak pelit. Mereka bertanggung jawab terhadap pengeluarannya. Tidak asal membeli sesuatu atau berhutang hanya karena tuntutan gaya hidup, atau supaya terlihat keren.
"Quran is teaching us, that when you spend money, don't spend money that's not in your pocket. Don't take a loan, don't be addicted to your credit card. Don't be like that. Spend within your means, spend within your budget." -Nouman Ali KhanSaat kita memiliki uang berlebih, bukan berarti kita selalu menghabiskannya untuk diri kita. Kita bisa menggunakan uang itu untuk orang-orang yang lebih membutuhkan.
"Your money can do other good things, instead of just buying yourself things." -Nouman Ali Khan
5. Orang-orang yang tidak menyekutukan Allah, tidak membunuh dan tidak berzina
Penjelasan tentang ini sayang banget kalau ga denger langsung. Kalau mau denger langsung bisa cek di sini.Ada situasi dimana orang akan merasa sulit untuk tidak melakukan ketiganya. Mungkin karena lingkungannya, keluarga dan tempat ia tinggal tidak ada yang menyembah Allah. Negara/daerah konflik dimana pembunuhan seolah menjadi 'hal yang wajar'. Juga pintu zina yang terbuka lebar, lebih mudah untuk mendekati zina dengan pacaran daripada jadi jomblo fi sabilillah. Tapi meski kondisi dan lingkungannya sangat sulit, mereka tetap mempertahankan imannya. Tidak menyekutukan Allah, tidak membunuh dan tidak berzina.
Lalu bagaimana dengan orang-orang yang masuk ke jurang dosa ketiganya? Mereka yang sudah sangat jauh dari Allah. Apa berarti hidup mereka 'selesai'? Ayat berikutnya Allah membuka pintu kembali untuk mereka.
Mereka yang berdosa melakukan ketiganya, kemudian bertaubat. Bukan cuma taubat, tapi beriman (lagi) dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan amal shalih. Bukan cuma 'amilu shalihan. Ada penekanan dengan tambahan kata 'amalan'. Wa 'amilu 'amalan shalihan.
Seorang muslim yang tahu bahwa menyekutukan Allah, membunuh dan berzina itu dosa tapi tetap melakukannya, akan diberi hukuman dua kali lipat. Tapi mereka yang mau bertaubat, Allah akan ubah dosa mereka menjadi kebaikan.
This is arrahman, Allah is telling us, the people who are furthest from Allah,...... the people furthest from Allah, the people who lost their iman, the people who do shirk, the people who killed another person -innocent person-, the people who commit zina. They are furthest from Allah. And Allah said, "Even if they are so far away from me, they turn back towards me, I will forget all of their crimes and I will convert their crime into good deeds for them on judgment day. Subhanallah"
"I will make them 'ibadurrahman to me, cause they come back. They were so far away and they still come back to me." That's what Allah wants.
6. Orang-orang yang menghindari 'zuur'
Zuur means false testimony, it also means company that are useless, doesn't have benefit, it's bathil.
Dan mereka menghindarinya dengan cara yang terhormat. Saat dihadapkan pada situasi atau orang-orang yang melakukan hal buruk atau tidak bermanfaat, ia bisa pergi dengan cara yang pintar. Tidak dengan cara mempermalukan mereka.
Kenapa kita memilih menghindari 'zuur'? Karena kita tahu bahwa dosa besar berawal dari dosa kecil, dari langkah-langkah kecil. Maka saat kita dihadapkan dengan orang-orang yang melakukan hal buruk atau haram, kita dihadapkan pada kegiatan yang tidak bermanfaat, kita menghindarinya. Jika kita bisa, kita memang seharusnya mengajak orang lain untuk tidak melakukan hal buruk tersebut. Namun jika kita tidak bisa, kita menjauh, menjaga jarak untuk menjaga diri dan iman kita.
One thing you should do is trying to get them out of it, and if you can't, you should distance yourself. Save yourself. You're not going to go save them, you'll get messed up with them.
7. Orang-orang yang tidak berpaling, tidak menuli dan tidak membuta dari ayat-ayat Allah
Saat ada hal-hal yang mengingatkan kita kepada Allah, entah itu bentuknya kajian di masjid, atau video islam di youtube, tulisan tentang ayat quran di IG, mereka tidak mengabaikan pengingat tersebut. Tidak hanya mereka membaca/mendengarkannya, tapi mereka bertekad dan berusaha untuk mengamalkannya.
You listen to a podcast, you listen to an MP3, you listen to a youtube video, you listen to a dars like this sitting over here, and when you walk out of it, you said, "I will not forget this lesson, these are lessons for my life. This isn't just a speech on a program, this is not just a program. This reminding myself of the ayat of my Rabb, what He told me to do, so I have to become one of this people."
8. Orang-orang yang berdoa "Rabbana hablana min azwajina....
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍۢ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. [Surat Al-Furqan (25) ayat 74]
Doa meminta diberikan hadiah tak terduga, agar pasangan dan anak keturunan kita sebagai qurrota a'yun. Yang dengan melihat mereka, mata kita jadi menangis karena bahagia. Karena keimanan mereka, karena amal shalih yang mereka lakukan.
Doa ini menunjukkan bahwa mereka peduli pada keluarganya, mereka memikirkan keluarganya, dan doa ini, artinya mereka berusaha agar menjadikan keluarganya bukan cuma selamat dari api neraka, tapi juga agar dapat menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa.
The crisis of the ummah is not economic, is not politic, is not education, is not corruption, that is not the crisis of the ummah. The crisis of the ummah is that the family unit is being destroyed. People don't know how to raise kids anymore. People don't know what it means to be parent anymore. Husbands don't know what it means to be husband anymore. Wife doesn't know what it means to be wife anymore. Children don't know what it means to be children anymore. That is being destroyed by the modern context we live in. And when we learn this du'a, we learn that one of the thing that will protect us, will save us, save our ummah, is that we protect our family, we protect that unit. - Nouman Ali Khan
The Complete Sentence
Masih ingat kan, kalau penjelasan deskripsi orang-orang yang termasuk 'ibadurrahman itu cuma mubtada, belum ada khabar-nya. Masih incomplete sentence. Kalimat majemuknya, baru bagian subjeknya. Trus lanjutan apa? Predikat dan keterangannya apa?
Allah berfirman,
أُو۟لَـٰٓئِكَ يُجْزَوْنَ ٱلْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا۟ وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةًۭ وَسَلَـٰمًا
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, [Surat Al-Furqan (25) ayat 75]
خَـٰلِدِينَ فِيهَا ۚ حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّۭا وَمُقَامًۭا
mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. [Surat Al-Furqan (25) ayat 76]
Allah akan memberikan balasan berupa surga level atas, karena kesabaran mereka. Ustadz Nouman menjelaskan bahwa kesabaran di sini berarti, mereka menjadikan kualifikasi tersebut sebagai gaya hidup/habit, konsisten dijaga dalam kesehariannya.
All of these qualities requires what? Sabr. What is sabr means, sabr does not just mean patients, it means constancy. - Nouman Ali Khan
Hasunat mustaqarraw wa muqama. Surga itu sebaik-baik tempat untuk menetap sementara dan selamanya. Kenapa disebutkan mustaqarra, padahal bisa saja hanya menggunakan kata muqama? Ustadz Nouman menjelaskan ini berarti ada kemungkinan orang-orang tersebut bisa naik level ke surga yang lebih tinggi.
This home you have in jannah, as awesome as it is, might be temporary cause Allah is about to upgrade you.
***
Terakhir, aku tutup resume kali ini dengan quotes dari ustadz Nouman.
I share this ayat because I want to encourage you and your family to be 'ibadurrahman. Allah did not tell us "you have to do all of this", He said, "at least do one of this, give me one of this so I have a reason to call you 'ibadurrahman". Give Allah a reason to be called 'ibadurrahman. Give Allah a reason.
He is so loving and kind, that instead of setting high requirement, He lowers the requirement. He keep, "Oh you can do that one? How about this one? How about this one?" Subhanallah. There's so many He gaves us.
May Allah azza wajall truly make us 'ibadurrahman.
Aamiin.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya