Jika Anda ingin berjalan lebih cepat, berjalanlah sendirian; jika Anda ingin berjalan lebih jauh, berjalanlah bersama orang lain"Ada yang pernah membuktikan pepatah Afrika tersebut?
***
Beberapa hari ini, blog sengaja aku ganti setting-nya, hanya bisa dilihat sendiri. Bukan karena sesuatu yang besar, hanya saja, aku ingin menantang diriku untuk menyelesaikan suatu kewajiban yang kutunda-tunda. Alhamdulillah malam ini sudah selesai. Masih ada satu lagi sih, tapi minimal, untuk pekan ini sudah cukup.
Aku belum menulis 1m1c, maka dengan sisa waktu yang tidak banyak, tapi cukup untuk bercerita, aku membuka setting blog menjadi bisa dibaca public lagi. Berniat menyetorkan satu cerita untuk 1m1c. *oke, bagian ini kita hide aja ya, langsung bahas ke pepatah.
Aku dulu pernah ragu untuk mengikuti grup-grup yang mengharuskan laporan setiap hari. Tapi semenjak memaksakan diri ikut karena merasa tidak dapat berjalan sendiri, aku jadi bisa melihat sisi lainnya.
Dulu, aku takut akan niat yang mudah berbelok. Jangan sampai aku melakukan sesuatu hanya untuk menunaikan tugas, supaya bisa laporan di grup. Selain itu, godaan untuk sombong sering muncul, apabila kita termasuk yang rajin laporan di awal, atau ga pernah bolong laporan, dll.
Sampai aku tiba di suatu kondisi, dimana aku tidak sanggup berjalan sendiri. Aku butuh teman dan fasilitas yang memaksa diriku untuk disiplin melakukan suatu hal. Aku butuh lingkungan dan teman yang suportif untuk membangun habit yang baik. Entah itu menulis, membaca, atau hal lain.
Aku tadinya suka was-was, akan kondisi hati yang tidak baik-baik saja. Menjaga niat bukan hal mudah bukan? Tapi perspektifku berubah setelah menjalani program laporan tiap hari di beberapa tempat. Aku jadi paham, bahwa sebenarnya tidak ada yang peduli dengan orang lain. Semua sibuk dengan pencapaiannya masing-masing. Rasa ingin ria atau sumah bisa dengan mudah ditepis lewat perpektif tersebut. Semua orang sibuk melaksanakan targetnya, ketika tiap orang laporan, tidak ada yang fokus melihat pada orang lain. Siapa yang membaca paling banyak halamannya, atau siapa yang skor quiznya selalu diatas 90. Tidak ada, semua sibuk dengan dirinya. Beberapa bahkan kesulitan untuk mencapai targetnya.
Tentu saja, masalah niat dan godaan untuk sombong itu selalu ada. Setan memang begitu giat membisikkan was-was, baik saat kita jalan sendiri maupun bersama. Fokus kita bukan merasa takut, tapi kita cuma perlu membangun benteng yang lebih kuat untuk menjaganya. Harus sering-sering muhasabah, harus setiap hari memohon perlindunganNya.
***
Ada yang ingin punya habit membaca tiap hari? 12 Agustus yang lalu, saya buat grup laporan baca buku tiap hari. Membernya cuma 8 orang, oh ya ini girls only. Barangkali ada yang mau gabung bisa chat ke telegram saya (t.me/isabellakirei), sebutkan nama dan alasan ingin gabung ya. Cuma untuk yang mau komitmen.
Sistemnya tiap hari laporan baca, dengan kirim kutipan dari buku yang kita baca (boleh foto atau diketik ulang), sama sebutin judul buku, penulis dan penerbitnya. Gak perlu lapor baca berapa halaman. Selain itu, bukunya bebas, boleh tiap hari ganti. Mau satu buku terus sampai khatam juga boleh.
Jujur, setelah berinisiatif membuat grup ini, aku makin merasakan kebenaran pepatah tersebut. Kita bisa saja, membaca satu buku sekali duduk. Tapi untuk istiqomah baca tiap hari, kita perlu teman yang mengingatkan. Karena kalau belum jadi habit, kita sering lupa, sering tidak memprioritaskan.
***
Untukmu yang merasa sepi berjalan sendiri, sinih! Kita jalan bareng. Kadang kita yang perlu terlebih dahulu membuka pintu, mengucapkan sapa dan salam. Diiringi doa tentunya. Selanjutnya, Allah yang akan mempertemukan kita, dengan orang-orang yang membersamai kita berjalan bersama memperbaiki diri.
Saat berjalan bersama, perlu kesabaran memang menyamakan ritme melangkah. Kadang kita perlu berhenti, meski kaki kita masih kuat berlari. Karena ada momen saat kita harus menguatkan yang ingin menyerah dan berbalik arah. Tidak jarang juga kita harus memikul beban yang lebih berat. Tapi semua itu, nanti akan terbayar. Saat kita melihat seberapa jauh kita berjalan. Kita akan tersenyum dan menyadari, bahwa jika berjalan sendiri, aku tidak akan sampai ke titik ini.
Allahua'lam. ^^
***
Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya