Follow Me

Wednesday, October 21, 2020

Menemukan Makna

Bismillah.


#buku


Nukilan buku "Teman Imaji", Mutia Prawitasari.


Sebuah interview antara Kica dengan Tante Titis (pemilik Rumah Seni).


***


"Kalau cerita itu begitu berharga, kenapa nggak dijadikan film aja, Tan? Supaya lebih banyak yang nonton?"

"Hmm... Kijk, Kica. Di Dunia ini ada dua macam seni. Seni yang populer dan seni yang tidak populer. Teater itu termasuk yang kedua. Sudah dari sananya. Teater hanya bisa dinikmati segelintir orang saja. Tapi itu bukan masalah."

"Kenapa begitu, Tan?"

"Omdat... Sebab yang kami inginkan bukanlah teater menjadi lebih populer, tapi menjadi lebih bermakna. Bahkan saat teater itu tidak ditonton siapa-siapa, asalkan pelakuknya sudah menemukan makna yang lebih dalam, itu tidak apa-apa."

Kica sepakat. Sangat sepakat. Menulis juga sama. Bukan soal berapa banyak yang baca, tetapi berapa dalam si penulis menemukan makna.

"Meskipun, tentu... tidak ada kebahagiaan lebih besar daripada melihat gedung pentas penuh dengan penonton, lalu mereka hun handen klappen standing ovation."

Menulis juga sama. Kebahagiaan terbesar penulis adalah ketika tulisannya dibaca semakin banyak orang, lalu bisa menggerakkan.


***


Ditulis agar tidak lupa. Bahwa yang terpenting dari menulis, adalah saat penulis menemukan makna. Selebihnya bonus.


Menulis postingan ini mengingatkanku saat dulu aku rajin menulis di sini, mayoritas tulisan blogwalking. Aku menulis karena butuh, karena menulis membuatku terhubung. Semoga aku tidak lupa lesson learned dari sana. ^^


Semangat menulis~


Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya