Follow Me

Tuesday, December 23, 2014

Do You See The Truth?



taken from nakindonesia.tumblr.com

Do You See The Truth?

If I was going with a bunch of young men and women on a bus. And we drove by a beautiful mansion. It’s 
just a gorgeous house on top of a hill, on the outside there is the ocean. Just an absolutely beautiful stunning house. And the drive way into the house, there’s a gorgeous car parked outside. And on the back of the house there’s this incredible back yard, and a swimming pool and all of it. O, i mean, whatever you can imagine is there. It’s like a piece of jannah on earth. And you see the guy walking into his house. We’re driving on this bus and we see this guy walking into his house. And I ask these young men and women,

"Do you think that guy successful?
Do you think he’s successful?”
Overwhelmingly, what is going to be the response?


Yeah.. Pretty successful.
The guy, look at him. Look at what he’s accomplished in life? Hey. That’s a pretty successful person. Okay.
When you take a picture of someone graduating from college. They’re shaking hands with the president of the university. They’re being handed their diploma. And somebody asks you,

"Do you think that’s successful?"

What are people gonna say?
You know, it’s gonna be muslim and non-muslim . Everybody is gonna say that.. That is a kind of what? Success.
When somebody gets a job, is that a kind of success? Sure.
We congratulate people when they get a job.
When somebody buys a house, when somebody starts a business,  when somebody gets a new car, when somebody gets married, when people accomplish things in life, we celebrate them. Because these are different kind  of small and big successes, isn’t that true?

So the bus keeps driving. And we see a man, a homeless man. Who is living in a card board box on the street. And he looks like he’s wearing clothes from a couple of years (ago).  And you don’t wanna go close to him, because of the smell. And I ask my students,

"Do you think that guy’s successful?"

What do they say? They say he’s not successful. Now imagine if I was riding in this bus, but in this bus, there were not muslim boys and girls. But they were christian boys and girls, or jewish boys and girls, or atheist boys and girls, or agnostic  boys and girls, or buddhist  boys and girls. And I ask them the same exact question. Do you think their answers will be the same? Yep, their answers will be the same. THAT’S THE PROBLEM.

The problem is the way we think about success, and the way we think about failure. For muslim it’s supposed to be different. All human beings can see it a certain way, that’s fine. They have the apparent view of success and failure. But us, muslim, Allah has given us CLEAR GLASSES. And once you look at reality through these glasses, you see something other people cannot see. You see something other people cannot see. So when you put those glasses on, then you start thinking about the book of Allah.
And you realize that one of the most beautiful, captivating, magnificent homes, that was ever built was the castle of Fir’aun. It was one of the most amazing homes ever built. And if our bus was riding by the castle of Fir’aun, and he was walking into his house. And I asked my muslim children,

"Is that successful? Is that guy successful?"
What would their answer be?
"Fir’aun is not successful"

He’s one of the worst losers in all of human history! Isn’t that the case? What was the second kind of person we ran into? There was one guy walking into a mansion, what was the other guy?

It was a homeless guy. Okay.  Ibrahim ‘alaihi salam was kicked out of his house. He was told to leave the house, so he’s homeless. But was he successful? He was. Actually one of the most successful human beings that ever lived.

Now the Quran is teaching me that a homeless man is successful, and an incredibly wealthy man is what? A failure. You know what the Quran is teaching me? The Quran is teaching me that success has nothing to do with wealth. And failure has nothing to do with poverty. Success and failure is different concept for us that they are for everybody else.

 —-

Apakah Kamu Melihat Kebenaran?

Jika saya pergi bersama sekumpulan pemuda dan pemudi di sebuah bis. Dan kami melewati sebuah rumah besar. Rumah yang indah di puncak bukit, di luarnya terdapat lautan. Sebuah rumah indah yang begitu menarik perhatian. Dijalan masuk menuju rumah tadi, sebuah mobil mewah terparkir di luar. Dan di bagian belakang rumah, terdapat halaman belakang yang sangat indah, dan sebuah kolam renang, dan semua hal lainnya. O, maksudku, apapun yang dapat kamu bayangkan ada di sana. Itu layaknya sebagian surga di bumi. Dan kamu melihat seorang laki-laki berjalan memasuki rumahnya. Ketika kami berada di dalam bus yang berjalan lalu kami melihat laki-laki tadi masuk kedalam rumahnya. Dan saya bertanya kepada pemuda dan pemudi ini,

"Apakah menurutmu ia adalah orang sukses?
Apakah ia orang sukses?”

Mayoritas, apa yang akan menjadi respon?
Yeah.. Cukup sukses.
Laki-laki itu, lihatlah dia. Lihat apa yang telah ia dapatkan di dunia? Hei. Dia adalah orang yang cukup sukses. Oke.
Saat kamu mengambil foto seseorang yang lulus dari universitas. Mereka berjabat tangan dengan rektor universitas. Mereka mendapatkan gelar sarjananya. Dan seseorang bertanya padamu,

"Apakah menurutmu itu adalah kesuksesan?"
Apakah yang akan orang-orang katakan?

Kamu tahu, baik muslim maupun non muslim. Setiap orang akan mengatakan bahwa itu adalah jenis dari apa? Kesuksesan.
Saat seseorang mendapat pekerjaan, apakah itu sebuah kesuksesan? Tentu.
Kita memberi selamat kepada orang-orang ketika mereka mendapatkan pekerjaan.

Ketika seseorang membeli sebuah rumah, ketika seseorang memulai sebuah bisnis, ketika seseorang memiliki mobil baru, ketika seseorang menikah, ketika seseorang mencapai suatu hal di kehidupannya, kita memberikan ucapan selamat kepada mereka. ini adalah berbagai jenis kesuksesan yang kecil dan besar, apakah itu benar?

Lalu bis terus berjalan. Dan kami melihat seorang laki-laki, laki-laki tunawisma (tidak memiliki rumah). Yang tinggal di sebuah rumah dari kardus di jalanan. Dan ia terlihat memakai baju yang sudah dipakainya sejak beberapa tahun (lalu). Dan kamu tidak ingin mendekat kepadanya, karena bau badan laki-laki itu. Dan Saya bertanya kepada murid-murid saya,

"Menurutmu apakah laki-laki itu sukses?"

Apa yang mereka katakan? Mereka mengatakan bahwa ia bukan orang yang sukses. Sekarang bayangkan, Jika saya berada di dalam Bus ini, tetapi di Bus ini, tidak ada pemuda-pemudi muslim. Tetapi mereka pemuda pemudi kristen, atau pemuda pemudi yahudi, atau pemuda pemudi atheis, atau pemuda pemudi agnostik, atau pemuda pemudi budha. Dan saya bertanya kepada mereka pertanyaan yang persis sama. Menurutmu, apakah jawaban mereka akan sama? Yup, jawaban mereka akan sama. INILAH MASALAHNYA.

Permasalahannya adalah cara kita berpikir tentang kesuksesan, dan cara kita berpikir tentang kegagalan. Untuk umat Muslim, seharusnya itu berbeda. Semua manusia dapat melihat itu (kesuksesan dan kegagalan) dalam cara tertentu, itu hal yang lumrah. Mereka memiliki pendangan yang jelas tentang sebuah kesuksesan dan kegagalan. Tetapi kita sebagai umat Muslim, Allah telah memberikan kepada kita KACAMATA yang JELAS. Dan ketika kita melihat realita melalui kacamata ini, kita akan melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang lain. Kamu akan melihat sesuatu yang orang lain tidak dapat lihat. Maka saat kamu memakai kacamata itu, maka kamu mulai memikirkan kitab Allah.

Dan kamu sadar bahwa salah satu rumah yang paling indah, paling menarik hati, paling bagus, yang pernah dibangun adalah istana Fir’aun. Itu merupakah salah satu rumah paling bagus yang pernah dibangun. Dan jika bis kami melewati istana Fir’aun, dan ia (Fir’aun) sedang berjalan menuju rumahnya. Dan saya bertanya kepada anak-anak muslim,

"Apakah itu kesuksesan? Apakah laki-laki itu seorang yang sukses?"
Apakah yang akan menjadi jawaban mereka?
"Fir’aun bukan seseorang yang sukses"

Ia adalah salah satu pecundang terburuk di sejarah manusia! Bukankah itu keadaannya? Seperti apa orang kedua yang kami temui di jalan? Sebelumnya ada seorang laki-laki berjalan memasuki rumah besarnya, seperti apa laki-laki yang lainnya?

Ia adalah laki-laki tunawisma. Oke. Ibrahim ‘alaihi salam diusir dari rumahnya. Ia diperintahkan untuk meninggalkan rumah, maka ia seorang tunawisma. Tetapi, apakah ia seorang yang sukses? Ya. Sebenarnya ia adalah salah satu manusia sangat sukses yang pernah hidup dalam sejarah.

Jadi, Al Quran mengajarkan saya bahwa seorang tunawisma adalah orang yang sukses, dan seseorang yang kaya raya adalah apa? Seorang yang gagal. Tahukah kamu apa yang Al Quran ajarkan kepada saya? Al Quran mengajarkan saya bahwa kesuksesan tidak ada hubungannya dengan kekayaan. Dan kegagalan tidak ada hubungannya dengan kemiskinan. Kesuksesan dan kegagalan adalah konsep yang berbeda bagi kita layaknya konsep itu bagi orang lain.

See full lecture/ceramah lengkap : What is Victory

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya