-muhasabah diri-
Bismillah.
Nyolot dan langsung naik pitam. Itu pertama kali responku saat
ada yang mengkritik kalau aku terlalu sensitif. Dari kritik itu juga lah, aku
akhirnya sadar kalau aku terlalu sensitif. Kemudian aku mencoba mengarahkan
sensifitasku agar tak membuat orang lain sebel. Ada label SensiMe yang isinya
tulisan penuh dengan ketidaksantai-anku.
Tapi di prakteknya
aku tetep aja gitu. Seringkali terlalu menganggap sesuatu serius dan ga nyadar
kalau itu bercanda. Atau kalaupun tahu itu bercanda, pasti tetap deh responnya
ga santai. Haha.
Aku inget banget pas
ada forum di Astri, ada yang bercanda saat seseorang telat dateng dan bertanya,
"Udah selesai?". Seseorang astri menjawab, "Udah dari
tadi.". Eh, sedetik kemudian aku menimpali, "Kita baru mulai kok,
baru dua orang yang kebagian bicara"."Yaaaahh.. Ga seru nih!
Bellaaa... Kita kan mau bercanda!" Seperti itu tanggepan selanjutnya.
Bisa dibilang hampir
selalu aku gitu, ada yang nyoba buat bercandaan, eh aku tanggepin serius, kan
jadi nggak lucu lagi.. Wkwkwk. Dan itu terus terjadi berulang kali, sampai
orang-orang bosen kayanya ngingetin aku, "itu kan cuma bercanda bell..."
Di satu sisi, aku
sedih sih, karena suka ga nyadar, sense of humorku ga terlatih, jadi aku
bener-bener ga bisa deteksi dengan cepat kalo itu candaan. Dan ini makin
menjadi, mengingat diri termasuk orang yang seringkali cepat responnya, memilih
langsung menjawab daripada diam dulu. Hhehe. Setelah itu...? Suasana jadi kaku.
Dan aku? Seringkali ga nyadar kalau orang-orang jadi merasa ga nyaman. Wkwkwk.
Namun di sisi lain,
aku tetep seneng sih. Setidaknya, aku biasa aku jadi pengingat, kalau sebuah
forum udah kelewat batas bercandanya. Pengingat untuk balik ke topik, meski
kadang juga terlena dengan canda di rapat tertentu. Juga seneng, karena aku
lebih memilih menjawab yang sebenarnya daripada membiarkan canda yang berbalut
kebohongan. Bukankah Rasul mencontohkan canda yang jujur? *bukan berarti aku
canda-nya jujur, sering bohong juga #bug
***
Untuk yang membaca
ini maaf ya isinya GJ hhe. Dan untuk yang pernah dibuat kesel sama sikap
'terlalu serius' nan 'ga santai' diri, maaf, maaf, maaf. Seriusan.. Aku
biasanya lepas kendali dan ga nyadar sama sekali kalau itu canda. Apalagi kalau
lagi momen mellow, dari hal kecil banget aku bisa nangis lebay pisan hha.
Biasanya di momen mellow, semua tangis dalam sebulan terakumulasi jadi satu/dua
hari. Jadi yang sabar ya.. Kalau aku merusak rencana 'menghangatkan' suasana
darimu. Yang sabar.. Untuk ngingetin diri yang sering membuat suasana jadi
beku. Hhe
Kawan.. Aku memang
termasuk cewek yang terlalu sensi dari cewek yang memang fitrahnya lebih
mengikuti perasaan. Ya begitu, aku sendiri sedang mencoba mengarahkan
kesensianku agar lebih terarah ke hal-hal baik. Agar peka lebih ke lingkungan
masyarakat, atau pohon atau hewan, dan bukan sensi atas kesalahan orang lain.
Aku sedang berusaha, dan mungkin ga bs berubah dengan cepat. Aku butuh
bantuanmu kawan, kalau disuatu momen ada sebuah candaan, dan kau liat
gerak-gerik diri akan menanggapi dengan serius, tolong kasih kode, atau segera
ingetin. Takutnya aku keburu mengucapkan respon serius nan tak santai yang
membuat orang lain sebel dan suasana jadi ga enak.
Terakhir, setiap
orang memiliki syakilat yang berbeda.
Apakah kita ekstrovert, atau introvert, atau pendiam, atau cerewet, atau
humoris, atau seriusis *eh? Hha. Semoga Allah menjadikan sifat unik kita itu
terjaga, agar tidak menjadi penambah atau sumber dosa, tapi justru sebaliknya,
menjadi penambah dan sumber pahala. Aamiin.
Allahua'lam bishowab.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya