-Muhasabah Diri-
Bismillah..
Judul asli: Gulir Waktu di ITB, Perlombaan Mahasiswa ITB dengan Waktu
Ditulis tanggal: 30 April 2013
Untuk: Draft G-Newsletter April 2013
***
“Jika dahulu aku berteman dengan
waktu, maka sejak berada di ITB, waktu
adalah rivalku.”
My rival: Time |
Satu demi satu
langkah yang kita ambil saat pendaftaran ulang mahasiswa baru Institut
Teknologi Bandung, kemudian mengantarkan kita ke dunia yang berbeda. Dunia,
dimana waktu bukan lagi menjadi teman kita, ia adalah rival. Mulai saat itu,
sadar atau tidak sadar, suka atau tidak suka, kita berlomba dengan waktu.
Tahun Pertama
Adapun waktu saat TPB, ia berjalan cepat. Sehingga
tidak begitu sulit bagi mahasiswa ITB, untuk menyeimbanginya.
Berbeda dengan
kampus lain, dimana setiap mahasiswa baru sudah mendapat jurusan. Di ITB setiap
mahasiswa baru, harus merasakan tahun pertama yang sering di sebut TPB (Tahun
Persiapan Bersama). Fungsinya sesuai dengan kepanjangannya, mempersiapkan
mahasiswa baru sebelum nantinya akan masuk ke jurusan. Beberapa materi dasar
seperti kalkulus, fisika dan kimia di berikan di tahun pertama ini. Selain itu,
ini adalah masa mahasiswa ITB untuk mencoba mengikuti banyak unit. Mereka
bilang, tahun pertama ini.. “Tahap Paling Bahagia” di ITB.
Tingkat 2
Di Tingkat 2, waktu mulai berlari kecil. Di masa ini,
mahasiswa ITB ada yang ikut berlari kecil mencoba menyeimbangi, ada pula yang
tidak sadar sehingga saat jarak terlanjur tercipta, mereka mulai terengah untuk
menyeimbanginya.
Setelah mengisi tiga
kuisoner penjurusan dan mendapat dua buah IP (Indeks Prestasi), akhirnya
mahasiswa ITB mulai masuk salah satu ke jurusan di Fakultas/Sekolahnya. Pada
masa ini, kita baru mengenal bagaimana mengisi rencana studi, memilih
dosen/matakuliah “paket A”, dan mengenal FRS. Kehidupan akademik tingkat dua
jauh berbeda dengan TPB. Ada banyak hal baru yang dipelajari. Di tingkat ini,
mahasiswa mulai memegang jabatan di unit, dan juga mulai belajar berhimpun.
Tingkat 3
sumber gambar dari sini |
Di Tingkat 3, beberapa mahasiswa baru mulai terengah,
sebagian lagi mulai menyeret-nyeret kakinya. Lalu sebagian lagi, melupakan
perlombaannya dengan waktu.
Beban akademik yang
semakin tinggi, begitu pula beban amanah (posisi di himpunan/unit). Bagi mereka
yang tak bisa berlomba dengan waktu, mau tidak mau mereka harus mengorbankan
salah satunya. Pola hidup mulai tidak teratur, tidak jam tidur, tidak jam makan,
apalagi jam mandi. Anehnya, masih ditemui mahasiswa yang merasa tidak sedang
berlomba dengan waktu. Merasa kuliah sarjana hanya sekali, baiknya dipakai
untuk bersenang-senang.
Tingkat Akhir
Masa ini, adalah masa terberat. Waktu mulai tampak
begitu jauh dan sulit untuk di kejar. Harus ada banyak effort untuk memenangkan
perlombaan dengan waktu.
Dua huruf yang akan
menjadi pengingat mahasiswa tentang perlombaannya dengan waktu adalah T dan A.
Bukan singkatan dari Tingkat Akhir, namun singkatan dari Tugas Akhir. Ada batas
usia yang harus dijaga, agar bisa keluar dari ITB lewat Sabuga lagi. Enam tahun.
Di masa inilah, akan ada banyak pilihan. Menunda, mempercepat.
***
“Jika dahulu aku berteman dengan
waktu, maka sejak berada di ITB, waktu
adalah rivalku.”
Sadar atau tidak
sadar, suka atau tidak suka, kita sedang berlomba dengan waktu. Adakah kita
telah jauh tertinggal?
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya