Follow Me

Friday, October 23, 2015

Allah-centric

-Muhasabah Diri-

Bismillah.

Allah centric, saat mendengar frase itu apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu? Centric dari kata central atau bahasa indonesianya pusat. Allah centric artinya memusatkan perhatian kita pada Allah. Gitu bukan? Atau, boleh dikatakan istilah "Allah centric" adalah istilah modern dari Allahu ghayatuna (Allah sebagai tujuan kita). Bener ga? Tolong koreksi ya kalau salah

***

"Average people are passion/desire centric, extra ordinary people are Allah centric." -islamicthinking [tumblr]

Allah centric, satu frase yang sederhana dibaca dan ditulis, namun prakteknya? Ya, Cuma orang-orang luar biasa yang bisa menjaga tiap detik, tiap langkah dalam hidupnya untuk terus berpusat pada Allah, titik patokannya Allah. Saat hendak melakukan sesuatu, yang dipikirkan adalah, "Apakah hal ini Allah sukai? Atau justru Allah benci?"

Sulit untuk menerapkan "Allah centric" di kehidupan sehari-hari, kenapa? Karena ada banyak faktor yang membuat kita akhirnya bimbang. Seperti di kutipan sebelumnya, rata-rata orang berpusat pada passion/desire mereka, mereka lebih sering melakukan apa yang mereka inginkan/sukai dan meninggalkan hal-hal yang mereka benci. Atau... Ada juga orang-orang yang "people centric", mereka ngikut kebanyakan orang, melakukan hal-hal yang disukai orang lain, dan meninggalkan hal-hal yang dibenci orang lain.

Akan ada momen-momen saat kita dipaksa berpikir cepat untuk menentukan patokan kita. Apakah akhirnya mengutamakan Allah, keinginan diri atau keinginan orang lain. Momen seperti inilah yang membuat kita tahu posisi kita, apakah Allah centric, desire centric atau people centric.

Di momen ketika ketiga hal tadi searah, kita juga harus tetap mengecek diri, masihkah Allah centric? Meluruskan niatlah istilah sederhananya. Misalnya nih, masuk perguruan tinggi dan lulus, itu bisa jadi memang keinginan kita, keinginan kebanyakan orang, dan bisa juga kita jadikan karena Allah. Ini juga momen sulit bagiku, gimana mengingatkan diri, mengejar kelulusan bukan hanya karena aktualisasi diri, bukan hanya karena tekanan sosial, tapi juga karena Allah. Ya, karena Allah memerintahkan kita untuk berbakti pada orangtua. Ya, karena Allah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu. Ya, karena Rasul-Nya mengajarkan kita untuk bermanfaat bagi banyak orang. Ya, karena.....

Silahkan dilanjutkan titik-titiknya. Bukan hanya pada case di atas, tapi juga pada tiap rutinitas kita. Karena bentuk ibadah, bukan cuma syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Beribadah juga berarti banyak hal lain, bagaimana kita menghambakan diri pada-Nya, menghambakan diri untuk Din-Nya.

Aku jadi teringat salah satu ceramah ustadz NAK yang mengingatkan kita untuk bertanya pada diri, "How I am going to serve Allah?" Bisa cek lengkapnya di video ini.


***

Terakhir, tentang blogwalking. Aku dapet ide menulis paragraf-paragraf di atas setelah membaca blog seorang ukhti yang aku bahkan ga kenal namanya (klik di sini untuk liat blog ukhti ybs). Sebenarnya kebanyakan tulisan di sini memang dipicu oleh tulisan atau ucapan orang lain. Izinkan aku berterima kasih, bukan cuma pada pemilik blog yang membuatku menulis ini, tapi juga untuk semua orang yang pernah membuat aku menulis artikel-artikel lain di blog ini maupun di tempat lain. Jazakumullah khayran katsiraa.. Mungkin kalian tidak mengingatnya, bahkan tidak mengetahuinya.. Namun aku banyak dapat manfaat dari kalian. Satu petikan hikmah kecil, yang membuatku menulis, dan dengan tulisan itu aku berkaca. Ah.. Ga bisa menggambarkan rasa terima kasih lewat kata lain selain doa, semoga Allah memberikan balasan yang lebih-lebih baik lagi. Sekali lagi, jazakumullah khayran katsiraa..

Beneran terakhir hehe, untuk siapa pun yang berkomitmen untuk menulis. Semoga Allah melapangkan dada kita, dan memudahkan kita merangkai kata, memetik hikmah, dan menabur manfaat, meski sedikit, meski hanya satu paragraf dalam sebulan. Aamiin. Semangat blogwalking dan menulis! Fighting!


Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya