Follow Me

Saturday, April 20, 2019

Better Day with Quran

Bismillah.

Langit gelap, namun titik-titik hujan masih belum juga turun. Rencana harimu berantakan, berniat untuk produktif, namun pagi sudah dikacaukan karena kau tertidur lagi setelah shubuh. Perasaanmu kusut, seperti raut wajahmu yang muram.

Saat aku menulis dengan pronoun kamu, bukan berarti aku bicara tentangmu. Ini tentangku, juga tentang orang-orang di luar sana.

***


Sejak mendengar penjelasan urutan ayat di surat Al Hadid (ayat 16-17), ayat sebelumnya tentang hati yang mengeras, kemudian selanjutnya tentang Allah yang menghidupkan bumi dari matinya (melalui hujan). Aku selalu berharap hujan turun, saat kondisi pikiran dan hati sedang tidak baik. Bukan, aku bukan ingin menangis di dalam hujan. Bagiku, saat hujan turun, ia seolah bisa mendinginkan hati dan pikiranku. Selain itu, hujan mengingatkanku untuk berdoa.

Saat ada dinding tinggi yang menghalangi langkahku, hujan mengingatkanku, bahwa aku bisa berdoa terlebih dahulu, agar diberi kekuatan melompati dinding tersebut, atau bahkan menghancurkan dinding tersebut. Saat segala hal terasa berjatuhan, dan aku tidak tahu harus melakukan apa, hujan mengingatkanku, bahwa selemah apapun aku, ada Allah Al Aziz. Saat tatapan mata orang-orang terasa menyakitiku, hujan mengingatkanku, bahwa ada Allah yang mengerti rasa yang tak bisa dieja dengan kata tersebut.

Ya, ini baru tentang hujan asli, hujan yang denotatif. Hujan air. Tapi kata hujan bisa berarti konotatif. Sebuah perumpamaan. Aku seringkali lupa, bahwa ada hujan lain, yang bisa 'menyelamatkan' hariku. Awan mungkin masih kelabu, atau mungkin justru tanpa awan, hanya sinar matahari terik yang menyengat. Saat rintik air belum mengetuk genting dan dedaunan, kita bisa menghadirkan hujan lain. Hujan yang juga bisa menghidupkan kembali, hati yang mati, hati yang mengeras, hati yang penuh noda dosa. Hujan itu bernama Al Quran, Al Huda, Al Furqan, An nur.

***

Having a bad day? A bad mood? A bad situation? A bad mindset?


Make it better with Quran. Perlahan, sedikit demi sedikit. Kamu bisa memulainya dengan membacanya, sekedar membacanya. Atau bisa dengan membaca atau mendengarkan penjelasan tentangnya. Atau bisa... mencari doa di dalamnya. Kamu juga bisa mengajak otakmu menggali memori tentangnya. Sesekali mungkin terpaku pada satu atau bahkan penggalan ayat terntentu kemudian merenunginya, merefleksikannya pada hidupmu. Semoga dengan interaksi kecil itu, hari kita menjadi lebih baik. Terutama saat kita menyadari, bahwa kita tidak sendiri, bahwa Allah mengirimkan surat cinta ini untuk kita, melalui manusia terbaik yang pernah ada. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam.

***

Tetap semangat!!

Sebentar lagi Ramadhan~ Semoga Allah izinkan kita mereguk rahmat dan ampunannya di bulan Ramadhan. Aamiin.

Allahua'lam.

2 comments:

  1. Semoga senantiasa terbawa kebiasaan baik dengan al quran hingga usai Ramadhan dlm keseharian kita

    ReplyDelete

ditunggu komentarnya