#blogwalking
Tanpa link. tanpa keseluruhan konteks. Cuma tentang satu kalimat yang menggerakkan jemariku untuk menyalinnya di sini.
***
She didn't write it for me. Clearly she delivered that sentence to someone she refers as 'guy friend', and I'm definitely a girl. But there's one sentence that struck me. It makes me want to write it here, as a mirror to myself. Btw, is it because she wrote it in English, so i write here in English also? hahaha
Ganti mode bahasa indonesia aja ya hehe. abaikan paragraf di atas.
***
Sebuah kalimat yang bukan ditujukan padaku malam ini menjelma menjadi kaca. Dan kini, aku membayangkan menanyakan hal yang sama pada diriku.
I mean, didn’t you get some life lesson for these years?
Salah satu blog di daftar bacaan-ku akhirnya update juga. Setelah sekitar sebulan berteman sepi. Seperti biasa, isinya memang bukan narasi panjang seperti di sini. Biasanya hanya beberapa paragraf. Atau sebuah kutipan singkat. Atau seperti kali ini, beberapa kalimat berbahasa inggris.
Aku membacanya cepat sekali. Kemudian mengulanginya. Yang kedua ini, yang akhirnya membuatku terhenti di sebuah kalimat tanya.
Ia bertanya-tanya, 'didn’t you get some life lesson for these years?'
Ia heran, mengapa seseorang masih 'mengkhawatirkan' hal yang sama seperti yang dilakukannya beberapa tahun yang lalu. Ia heran, mengapa tidak terlihat adanya perubahan, sedangkan beberapa tahun telah berlalu.
Penulis kalimat tersebut jelas bukan bertanya padaku. Aku yakin 100%. Tapi kalimatnya itu, menjelma menjadi cermin di hadapanku. Aku jadi melihat refleksi diriku. Aku rasa, aku juga perlu bertanya kalimat yang sama pada diriku.
Hai Bella! Bukankah beberapa tahun telah berlalu? Tidakkah kamu belajar sesuatu?
***
Alhamdulillah pertanyaan itu tidak diajukan padaku. Aku tidak tahu harus menjawab apa, jika orang lain melemparkan kalimat itu padaku. Mungkin aku hanya bisa terdiam, lalu berbalik badan dan masuk ke tempat persembunyian.
Atau mungkin aku akan terbawa emosi dan balik bertanya, 'Who are you? That kind of question? I don't think you deserve to know the answer. *sensiMe banget hahahaha
Alhamdulillah pertanyaan itu tidak dilemparkan padaku oleh siapapun. Pertanyaan itu dikirim dengan lembut lewat skenario yang lembut. Kalimat itu tidak ditujukan padaku bagai panah, tapi hadir sebagai cermin. Berbeda dengan panah yang jika tepat sasaran akan meninggalkan bekas, cermin hanya menghadirkan refleksi. Jika kita ingin jejaknya terekam, kita yang harus membenahi diri dan kembali becermin.
Kini, pertanyaannya tak lagi sama. Aku sudah melihat di cermin ada sebuah coreng di wajahku. Aku tidak tahu apa itu dari tinta, atau cat, atau coklat, atau hitam arang. Yang aku tahu, aku harus membersihkannya. Perlu air, sabun, mungkin minyak, kapas? kain? Aku tidak tahu pastinya. Yang jelas, aku harus bergerak dan segera membersihkannya, sebelum corengan tersebut menempel lebih erat dan menyatu dengan kulit.
Years had passed, yet I still see myself struggling with the same battle. Is it the lack of strength? Is it the lack of strategy? Or maybe I still haven't learn the right lesson.
Beberapa tahun memang sudah berlalu, dan pertanyaan itu membuatmu terdiam sejenak. Ada perasaan kelam melingkupi. Tapi cuma sebentar. Karena kamu berbeda dengan dirimu di masa lalu. Jika dulu kamu tenggelam dalam gelap. Kini kamu selalu segera beranjak tiap gelap menghampiri. Kamu memang masih belajar di ujian yang sama, hasilnya belum tampak di depan mata. Tapi keyakinanmu bahwa Allah melihat proses membuat hatimu tenang. Tugasmu hanya berusaha, dan berdoa. Sisanya serahkan pada-Nya. Dan hatimu tenang karena itu.
Karena kamu menyerahkan hasilnya, pada Ar Rahman, pada Zat yang mencintaimu melebihi cinta ibumu kepadamu. Karena kamu menyerahkan akhirnya, pada Yang Maha Adil, pada Zat yang tidak pernah menzalimi hamba-Nya.
Famayya'mal mitsqala dzarratin khairayyarah. Wamayya'mal mitsqala dzarratin syarrayyarah.
Allahua'lam.
***
PS: Tulisan ini ga ada sangkut pautnya sama pemilik blog. Cuma tentang kalimat, dan bagaimana kalimat tersebut membuatku tergerak untuk menulis.
Btw, the one who wrote that sentence is someone I'd love to engage in conversation with, but I just don't know how to connect again after a long time. I'll just write the initial (s.h.).
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya