#buku
Nukil Buku "Silsilah Hidayah" | Amru Khalid
***
"Beragama Islam artinya, seluruh jiwa Anda dipenuhi dengan perasaan cinta kepada agama Islam dan berharap seluruh manusia memiliki hubungan yang kuat dengan Allah. Maka pada gilirannya, ayat-ayat al-Qur'an sendiri pun akan menanamkan cinta beragama ke dalam jiwa Anda. Apakah Anda cinta kepada agama Anda, atau cukup melaksanakan shalat, ibadat dan air mata yang bercucuran? Apabila yang penting bagi Anda adalah shalat, ibadat dan air mata yang bercucuran, namun Anda tidak merasa bahwa Islam adalah seluruh wujud Anda, maka shalat, ibadah dan air mata yang Anda cucurkan itu tak ada gunanya bagi Islam. Sekiranya masjid-masjid penuh sesak dengan orang-orang yang shalat, menangis dan penuh kekhusyukan, namun Anda tidak merasakan cinta kepada Islam dan tidak ingin mengajak manusia untuk mencintai Islam seperti Anda mencintainya, maka ketahuilah bahwa semua itu tak ada gunanya bagi Anda dan tidak pula bagi Islam. Kondisi kaum muslimin tidak akan berubah tanpa orang-orang yang mencintai Islam sebagaimana mereka mencintai anak-anak dan keluarga mereka.
Perhatikan contoh orang-orang yang mencintai Islam! Simaklah kisah tentang seorang laki-laki yang hidup di sebuah kampung kecil, tempat di mana Allah mengirim dua orang utusan yang kemudian ditambah lagi dengan utusan ketiga, sebagaimana yang diceritakan dalam surah Yasin. Barangkali Anda semua hafal ayat berikut ini,
"(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepada kalian.'" (QS Yasin: 14)
Di kampung tadi terdapat tiga orang rasul. Tapi coba renungkan ayat berikutnya, "Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki dengan bergegas-gegas." (QS Yasin: 20)
Perlu kami tegaskan, al-Qur'an tidak pernah memakai kata-kata berlebihan yang tidak ada faidahnya. Setiap kata yang dipakai al-Qur'an memiliki makna tertentu. Oleh karena itu, kalimat "dari ujung kota" adalah kalimat kunci yang menjelaskan kepada kita bahwa laki-laki yang diceritakan al-Qur'an tersebut tidak hanya diam dan tidak bisa diam.
"Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki dengan bergegas-gegas, ia berkata, 'Hai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu! Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepada kalian, dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kalian akan dikembalikan? Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya, jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemudharatan terhadapku niscaya syafaat mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhan kalian.'" (QS Yasin: 20-25) Ia pun mulai mengarahkan ucapannya ke ketiga orang nabi itu, "Saya bersama kalian. Dan saya setuju atas apa yang kalian katakan."
Coba Anda renungkan apa yang dirasakan laki-laki itu! Setelah berbicara dengan kaumnya ia berkata kepada para nabi itu, "Sesungguhnya aku beriman kepada Tuhan kalian" (QS Yasin:25) lalu ia melemparkan pandangan ke arah penduduk kampung, dan berkata, "Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku ini." (QS Yasin: 25) Ini adalah ungkapan isi hati. Dengan kata-kata ini, laki-laki itu ingin mengumumkan isi hatinya pada seluruh orang.
- Amru Khalid, Silsilah Hidayah***
Sebuah pengingat untuk diri, agar tidak hanya merasakan indahnya islam sendiri, tapi juga membagikannya dan mengajak orang untuk merasakannya, sebagai bukti bahwa kita mencinta Islam.
Semoga Allah jadikan kita orang-orang yang mencintai Islam, dan menebarkan harumnya pada orang di sekitar kita. Meski cuma satu ayat. Meski hanya sedikit. Aamiin.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya