Follow Me

Friday, February 18, 2022

Preface

Bismillah.

Ada buku-buku yang kita hanya berjodoh untuk membaca pendahuluannya saja. Penggunaan diksi "jodoh" mungkin gak tepat. Karena kalau dipikir-pikir, sebenarnya itu pilihan pembaca. Pilihanku.

Aku bertemu sebuah buku di iPusnas, tertarik saat membaca sinopsisnya. Sudah dipinjam, sudah dibaca sampai halaman 20. Lalu kemudian kuputuskan untuk dikembalikan, dan gak akan lanjut baca.

Aku pikir aku sudah tidak terlalu 'takut' membaca buku, tapi nyatanya ketakutan itu masih ada. Ingin rasanya berkilah, aku memilih berhenti membaca karena memang sudah tidak tertarik lagi membaca. Tapi buat apa membohongi diriku sendiri, bahwa ada faktor lain yang menjadi penyebab utama aku mengembalikan buku tersebut.

Nope. I didn't write this to tell you the reason. Aku menulis ini karena ingin menulis jejak. Bahwa dari buku yang kita cuma baca pendahuluannya pun, ada pelajaran yang seharusnya diambil.

Ada kutipan, yang kusalin, yang sayang kalau disimpan saja. 

***

#daribuku Spirit Iqra' - Hernowo, Mizania

"Dalam proses pemelajaran, para pemelajar harus diberi waktu agar hal-hal baru ini betul-betul terjadi ri kedalaman dirinya. Apabila tidak diberi kesempatan untuk berproses, tentu saja tidak akan ada yang melekat, tidak ada yang benar-benar dipelajari. Sekali lagi, pemelajaran adalah perubahan. Apabila tidak ada waktu untuk berubah, berarti tidak ada pemelajaran yang sejati."

***

I've always been anxious about this. Reading books are fun. Learning is also fun. But sometimes it hurts when you see no change in yourself.

Butuh bersabar memang mendidik diri. Hmmm. Teringat ungkapan air hujan yang bisa membuat batu menjadi cekung. Inginnya segera saja batu itu pecah, berharap keluar air dari sana.

Untukku. Take time to process, to learn and practice.

I've lost word to myself. Bukan karena tidak ada. Justru karena ada begitu banyak. Aku takut menuliskannya kemudian menjadikan tulisan itu sebuah kebohongan. Hmmm.

Ya Rasulullah... ajarkan aku untuk menjadi pribadi yang jujur. Yang gak cuma menulis kata-kata indah tapi juga benar-benar mengamalkannya.

Aku ingin menuliskan, aku mencintaimu Ya Rasulullah, tapi aku takut kata-kata itu kosong. Aku berharap hatiku dipenuhi kecintaan padamu, hingga kelak diperbolehkan masuk surga karena setiap orang akan bersama yang dicintainya.

Baru pernah aku tiba-tiba tergerak untuk menulis seakan berbincang denganmu Ya Rasulullah.

Aku malu karena aku masih sedikit sekali bershalawat untukmu. Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala alihi wa shahbihi wattabi'in.

It's not even Jumu'ah. Tapi ini hari Kamis...

***

Izinkan ku akhiri tulisan ini. Sebelum meluas dan meluber lagi tanpa arah.

Izinkan kututup dengan doa.

Allahumma shalli wa salim wa barik 'ala Muhammad.

Wallahua'lam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya