Bismillah..
"Kenapa kita nggak sholat di
sini aja?" tanya seseorang kepada temannya.
Saat itu, adzan sedang
berkumandang. Tak heran tempat wudhu akhwat padat dan sesak. Suara-suara
berbaur, membuat bising sekitar. Tapi percakapan dua orang teman tadi, menebal
dan menguat frekuensinya di telinga. Dan aku tertarik untuk mengetahui jawaban
temannya.
“Jangan di sini!”
“Kenapa?” tanya temannya heran.
Pertanyaan sama yang berteriak dalam hati, hingga mengerutkan keningku.
“Lama”
***
-muhasabah diri-
Sesungguhnya ingin hati, mendengus keras di hadapan si penjawab. Kesal bukan main mendengar jawabannya. Tapi basuhan air wudhu, membuatku sejenak ingin berkaca. Pada diri, yang bisa jadi lebih hina dina daripada orang di atas.
Lima kali sehari. Bukankah hanya itu sholat yang di wajibkan pada kita? Masihkah kita mau menawar? Tak lebih dari 15 menit, sungguh bahkan tak lebih dari 10 menit. Tapi 15 menit itu, tapi 10 menit itu.. kau anggap menyita hidupmu. Kau anggap menyita waktumu. Sok sibuk kali dirimu, hingga tak kau ikhlaskan 10 menit lima kali dalam sehari untuk bertemu Tuhanmu, Penciptamu, Allah subhanahu wata'ala.
Wahai diri! Sebenarnya siapa yang menciptakanmu? Siapa yang berkuasa atasmu? Hingga dirimu lebih suka mengurusi dunia, ketimbang bertemu, menyapa, ruku', sujud dan khusyuk dalam munajat padaNya.
Lupakah diri? Ataukah sengaja kau lupakan? Tujuan hidup yang telah terukir jelas di kitabNya?
***
Jika tujuan itu sudah kau ketahui.. Lalu apa masalahmu? Hingga dirimu misuh-misuh tak jelas, masih saja mengeluh dan berusaha mengurangi jatah waktu sholat?
Engkau tidak diciptakan di dunia untuk bersenda gurau, atau sekedar belajar dan bekerja lantas kaya dan mati. Engkau tidak diciptakan di dunia untuk tenggelam dalam kelakar tawa, bersenandung biru, bergalau ria, atau berbaris, push up, lari dan mati.
Masihkah kau berpikir untuk menghindari sholat berjamaah? Hanya untuk segera pergi dan berlari, karena kewajiban sudah kau gugurkan? Serendah itukah kau tempatkan sholat di hidupmu?
Cobalah kembali baca ini, lalu biarkan benih-benih cinta itu tumbuh dan mengakar. Bukankah ia (baca: sholat) memang seharusnya dicintai? Karena di sanalah, seorang hamba dapat 'bertemu' dengan Rabbnya. Mengeluh, mengadu, bersyukur, meminta tolong, tersungkur dalam khusyuk sujud kepadaNya, kepada Allah , Robbal Alamin. :))
Wallahu'alam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya