Follow Me

Wednesday, July 18, 2012

Menyerang Saat Tertekan

Bismillah

Mendengar pernyataannya, serta merta aku menatapnya sinis. Masih dengan wajah tidak sedap dipandang, kutimpali pernyataannya dengan jawab nan pedas. Serta merta dia-pun terdiam mendengar pernyataanku. Sejenak ia mendiamkanku. Mencerna mengapa sikapku seperti itu padanya.

"I didn't mean that.." ralatmu. Dan seketika aku pun sadar. Ah, I did it again.

***

Jangan ajak aku berdebat, karena saat tanpa sengaja diposisikan untuk berada dalam adu pendapat, yang akan kau dapati hanyalah kelemahanku. Tentangku, yang keras kepala lagi tak mau mendengar. Tentangku, yang selalu menyerang kala tertekan.

Jangan tanya kenapa aku berkali-kali menulis posting yang bercerita tentang diri. Jujur, aku sendiri ragu jawabnya apa. Yang jelas lewat tulisan ini, aku hanya ingin meminta maaf. Pada mereka terutama, yang pernah ku 'serang' saat aku merasa tertekan.

***

Untuk diri :
Jangan terlalu percaya pada tulisan itu! Tulisan yang membuatmu lantas menjadi nyaman menyerang kala tekanan menghimpit. Padahal kepribadian ini, bukanlah karakter. Jikapun ia unik dan menjadi ciri khas diri, bukan berarti ia menjadi alibi untuk terus mengulangi kesalahan. Bukan lantas menjadi alibi, untuk terus melukai perasaan orang lain dengan sikap-mu itu.

***

Aku masih belum menyadari kesalahanku, hingga yang berniat baik terpaksa meminta maaf. Kala niatnya kupertanyakan, dengan sebuah firmanNya. Sungguh, aku tak mengingkari atau meragukan niatnya untuk ber-amar ma'ruf padaku. Tapi saat itu, aku khilaf. Hingga sok tahu-lah diri, berceloteh tentang cara beramar ma'ruf yang benar.


"Pdhal bkn sperti itu amar ma'ruf yg dprintahkan oleh Allah. Cek 16:125."

ah sotak kali kau Bella! Memangnya kau sudah bisa mengamalkan amar ma'ruf yang seperti itu? -.-

***

Ya Allah.. Ampuni diri! Ya Rabb.. Pembolak-balik hati, bantu aku untuk menjaga sikap, agar saat tekanan menghimpit tidak ada hati yang terlukai, tidak ada pihak yang terhakimi.

Well. I know, aku akan lebih sering menyerang saat tekanan menghimpit. Tapi jangan jadikan alibi, untuk terus mengeraskan kepala. Karena adalah hal yang pasti, bahwa diri tak selalu benar. Bisa jadi orang lain lebih tahu banyak.

Kebenaran bisa kau petik dari mana saja. Allah menitipkannya kepada orang-orang di sekitarmu, mulai dari ia yang mencintaimu, sampai ia yang membencimu. Mulai dari ia yang muda, hingga ia yang tua renta. Masih ingin memetik hikmah dari mereka? :)) Stay positive! Jangan mudah tersinggung, jangan mudah menyerang, jangan keras kepala. Cobalah menjadi pendengar yang baik. Allah memberimu dua telinga yang terbuka, isn't that mean something?

Wallahu'alam

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya