Follow Me

Thursday, July 26, 2012

Lebih Baik dan Lebih Luas



-muhasabah diri-

Bismillah..

Ijinkan kali ini aku mengutip beberapa kata indah, dalam paragraf anggun. Sebuah hadist..

“Siapa yang menjaga kehormatan dirinya
—dengan tidak meminta kepada manusia
dan berambisi untuk beroleh apa yang ada di tangan mereka—
Allah 1 akan menganugerahkan kepadanya iffah (kehormatan diri).

Siapa yang merasa cukup,
Allah
l akan mencukupinya
(sehingga jiwanya kaya/merasa cukup
dan dibukakan untuknya pintu-pintu rezeki).

Siapa yang menyabarkan dirinya,
Allah l akan menjadikannya sabar.
Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik
dan lebih luas daripada kesabaran.

(HR. Al-Bukhari no. 1469 dan Muslim no. 2421)
***


Rasanya, ada getir yang melekat di lidah saat kubaca kata-kata di atas.
Tapi getir ini tak menghalangiku untuk mengulang kembali, membaca, dan mencoba mencerna kembali kata-kata di atas.
 
Menjaga kehormatan diri, merasa cukup, dan menyabarkan diri.. tiga hal yang rasanya sudah asing di telinga. Rasanya sudah asing, mungkin karena aku sudah lama tak menerapkan ketiga hal tersebut.

menjaga kehormatan diri
Seberapapun sulit beban dan masalah yang menghadang. Jangan melulu meminta pada manusia. Menjaga kehormatan diri, berbeda dengan gengsi. Ia tidak hadir karena semata karena pandangan manusia.

merasa cukup
Keinginan manusia memang seringkali tak terbatas. Satu tercapai, masih banyak yang lain menanti diraih. Bukan berarti mebatasi diri untuk berkeinginan apalagi bermimpi, tapi seringkali keinginan dan mimpi itu melalaikan kita dari bersyukur. Sesekali tengoklah keadaan diri, ingat-ingat dan coba hitung nikmat yang sudah kita kecap hingga detik ini. Dan rasakan, bahwa segala hal sudah ada ini sebenarnya cukup. Cukup. Bahkan terlampau melimpah untuk diri yang hina, dan sering bermaksiat kepada-Nya.


menyabarkan diri
Barangkali baru sesekali Allah menguji kita dengan masalah-masalah yang membuat kaki berat tuk dilangkahkan. Barangkali memang sudah beberapa kali Allah menguji kita dengan luka yang tak sembuh sekedar diobati dengan obat merah. Barangkali memang sudah sering Allah menguji kita, dengan kondisi dan situasi yang membuat kita ingin menyerah saja. Tapi coba-lah bersabar. Hentikan keluhmu (TT). Jangan percaya kata orang "sabar itu ada batasnya". Tidak. Sabar itu tak terbatas oleh waktu, pantaskah kita mengaku sabar, padahal baru sejenak saja? Tapi sudah lebih dari tiga tahun? Bukankah Nabi Nuh menyeru selama ratusan tahun? Sabarkan diri.. sabarkan diri. Aku tahu ini tak mudah, at least try to.. karena tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.

Ya Allah, Ya Ghoffur.. Ampuni hamba. Yang sering kali melupakan harga diri. Ampuni hamba. Yang hampir tak pernah merasa cukup atas segala nikmat yang Kau beri (55:55 TT). Ampuni diri, yang sering mengeluh tanpa berusaha untuk menyabarkan diri.

Laa haula wala quwwata illa billah. Segala daya hanya milikMu. Gerakkan hatiku agar terus menyongsong cahayaMu. Tetapkan ia hanya padaMu, hanya padaMu, hanya padaMu.

Wallahu 'alam bishowab.

***
 
*Moku : Seminggu lebih tak menulis, padahal bisa saja kata ini terangkai dan membawa manfaat bagi orang lain. Ayo menulis lagi Bella! Kata A. Fuadi, "Menulis itu adalah cara asik untuk menjadi manusia yang bermanfaat", tidakkah kau tergoda untuk menjadi sebaik-baik manusia?

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya