Follow Me

Thursday, September 25, 2014

Jawaban Pertanyaan Ketiga




-Muhasabah Diri, SensiMe, Opini-

Bismillah..

Seorang pemuda bertanya pada seorang gadis yang akan dipinang tiga pertanyaan. Ah, kau pasti sudah pernah dengar kisah ini.

Pemuda si penanya adalah seorang pemuda yang menginginkan seorang gadis yang relijius dan mempraktekkan agamanya dengan baik (shalihah). Setelah mempersilahkan sang gadis bertanya padanya, dan menjawab semua tanya nya dengan sopan, kini saatnya ia bertanya.

Pemuda itu mengatakan, baiklah, Saya hanya memiliki 3 pertanyaan. Gadis itu berpikir girang, baiklah hanya 3 pertanyaan, lemparkanlah.

Pemuda itu menanyakan pertanyaan pertama:

Pemuda: Siapakah yang paling kamu cintai di dunia ini, seseorang yang dicintai yang tidak ada yang akan pernah mengalahkannya?

Gadis: Ini adalah pertanyaan mudah, ibuku. (katanya sambil tersenyum)

Pertanyaan ke-2

Pemuda: Kamu bilang, kamu banyak membaca Al-Qur'an, bisakah kamu memberitahuku surat mana yang kamu ketahui artinya?

Gadis: (Mendegar itu wajah si Gadis memerah dan malu), aku belum tahu artinya sama sekali, tetapi aku berharap segera mengetahuinya insya Allah, aku hanya sedikit sibuk.

Pertanyaan ke-3

Pemuda: Saya telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis yang jauh lebih cantik daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu?

Gadis: (Mendengar itu si Gadis marah, dia mengadu ke orangtuanya dengan marah), Aku tidak ingin menikahi pria ini, dia menghina kecantikan dan kepintaranku.

***

Jujur, membaca kisah ini membuatku merenung. Jika pertanyaan itu hadir untukku sebelum aku membaca kisahnya, apakah jawabanku?

Pertanyaan pertama. Dan saat pertanyaan pertama diajukan padaku, bisa jadi aku juga menjawab jawaban yang sama. Allah.. Jangan biarkan cintaku kepada makhluk-Mu melebihi atau menyamai cintaku pada-Mu. Aku takut ini menjadi salah satu bentuk syirik mahabbah terhadap-Mu.

Pertanyaan kedua. Surat yang aku ketahui artinya... Ucapku sembari mengingat-ingat. Satu surat yang kuketahui artinya dalam al quran bisa dihitung dengan jari. Hanya sedikit. Allah.. Engkau Maha Mengetahui betapa kurangnya pengetahuan bahasa arab dan al quran ku. Bantu hamba menjaga azzam untuk terus belajar bahasa arab dan al qur'an Ya Muqallibal Qulub..

Pertanyaan ketiga. Mengapa saya harus menikahikmu? Dan pertanyaan ini sungguh membuatku terbungkam. Aku kemudian teringat sebuah wawancara yang bertanya pertanyaan senada, "apa kelebihanmu dibanding yang lain? Apa yang membuatmu lebih pantas untuk kami pilih?"

Dan aku masih terbungkam, si penanya mengulangi pertanyaan ketiga. Saya telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis yang jauh lebih cantik daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu?

Tidak ada. Jika salah satu dari mereka lebih menarik hatimu, maka pilihlah ia. Aku tidak mencari seorang pemuda yang membanding-bandingkan gadis satu dan gadis lainnya secara terang-terangan. Setiap gadis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kau boleh membandingkan satu gadis dengan gadis lainnya di otakmu, atau dengan siapa pun. Tapi tidak denganku. Allahua'lam.

***

Akan menjadi hal yang berbeda, jika pertanyaan yang senada dengan pertanyaan 3 diajukan dalam sebuah wawancara pemilihan divisi, atau saat apply kerja. Akan berbeda. Karena sungguh, bagiku pertanyaan senada pertanyaan 3 tak bisa kujawab jika ini mengenai saudari-saudariku yang pernah tinggal seatap denganku, karena aku mengetahui kelebihan-kelebihan mereka dan kekurangan diri. Karena sungguh, bagiku pertanyaan senada pertanyaan 3 tak bisa kujawab jika ini mengenai saudari-saudariku yang juga menunggu lelaki terbaik datang menjemputnya, karena aku tidak tahu apakah aku lebih baik dari mereka atau tidak.

Dan teruntuk seseorang di suatu koordinat lintang dan bujur bumi. Jika kau benar-benar ingin datang menjemputku di sini, kumohon jangan tanyakan padaku pertanyaan ketiga. Karena sensitifitas hatiku akan bergejolak, entah marah, kecewa, minder, atau justru campuran beberapa rasa negatif lain. Tanyakanlah hal lain yang jadi prioritasmu untuk menambah poin plus untuk calon istrimu. Tanyakanlah hal lain.

***

Pemuda itu mengatakan, Pertama aku bertanya kepadanya, siapa yang paling kamu cintai? dia menjawab, ibunya. (Orangtuanya mengatakan, "apa yang salah dengan itu?") pemuda itu menjawab, "Tidaklah dikatakan Muslim, hingga dia mencintai Allah dan RasulNya (shalallahu'alaihi wa sallam) melebihi siapapun di dunia ini". Jika seorang wanita mencintai Allah dan Nabi (shalallahu'alaihi wa sallam) lebih dari siapapun, dia akan mencintaiku dan menghormatiku, dan tetap setia padaku, karena cinta itu, dan ketakutannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan kami akan berbagi cinta ini, karena cinta ini adalah yang lebih besar daripada nafsu untuk kecantikan.

Pemuda itu berkata, kemudian aku bertanya, kamu banyak membaca Al-Qur'an, dapatkan kamu memberitahuku arti dari salah satu surat? dan dia mengatakan tidak, karena belum memiliki waktu. Maka aku pikir semua manusia itu mati, kecuali mereka yang memiliki ilmu. Dia telah hidup selama 20 tahun dan tidak menemukan waktu untuk mencari ilmu, mengapa Aku harus menikahi seorang wanita yang tidak mengetahui hak-hak dan kewajibannya, dan apa yang akan dia ajarkan kepada anak-anakku, kecuali bagaimana untuk menjadi lalai, karena wanita adalah madrasah (sekolah) dan guru terbaik. Dan seorang wanita yang tidak memiliki waktu untuk Allah, tidak akan memiliki waktu untuk suaminya.

Pertanyaan ketiga yang aku tanyakan kepadanya, bahwa banyak gadis yang lebih cantik darinya, yang telah melamarku untuk menikah, mengapa Aku harus memilihmu? itulah mengapa dia mengadu, marah. (Orangtua si pemuda mengatakan bahwa itu adalah hal yang menyebalkan untuk dikatakan, mengapa kamu melakukan hal semacam itu, kita harus kembali meminta maaf). Si pemuda mengatakan bahwa Nabi (shalallahu'alaihi wa sallam) mengatakan "jangan marah, jangan marah, jangan marah", ketika ditanya bagaimana untuk menjadi shalih, karena kemarahan adalah datangnya dari setan. Jika seorang wanita tidak dapat mengontrol kemarahannya dengan orang asing yang baru saja ia temui, apakah kalian pikir dia akan dapat mengontrol amarah terhadap suaminya?

***

Untuk diri, yang masih sering menulis post dengan label #SensiMe. Ingatlah sabda Rasulullah shalallahu'alaihi wassallam,  "jangan marah, jangan marah, jangan marah".

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya