-Muhasabah Diri,
SensiMe, Opini-
Bismillah..
Seorang pemuda
bertanya pada seorang gadis yang akan dipinang tiga pertanyaan. Ah, kau pasti
sudah pernah dengar kisah ini.
Pemuda si penanya
adalah seorang pemuda yang menginginkan seorang gadis yang relijius dan
mempraktekkan agamanya dengan baik (shalihah). Setelah mempersilahkan sang
gadis bertanya padanya, dan menjawab semua tanya nya dengan sopan, kini saatnya
ia bertanya.
Pemuda itu mengatakan, baiklah, Saya hanya memiliki 3
pertanyaan. Gadis itu berpikir girang, baiklah hanya 3 pertanyaan,
lemparkanlah.
Pemuda itu menanyakan pertanyaan pertama:
Pemuda: Siapakah yang paling kamu cintai di dunia ini, seseorang
yang dicintai yang tidak ada yang akan pernah mengalahkannya?
Gadis: Ini adalah pertanyaan mudah, ibuku. (katanya
sambil tersenyum)
Pertanyaan ke-2
Pemuda: Kamu bilang, kamu banyak membaca Al-Qur'an, bisakah kamu
memberitahuku surat mana yang kamu ketahui artinya?
Gadis: (Mendegar itu wajah si Gadis memerah dan
malu), aku belum tahu artinya sama sekali, tetapi aku berharap segera
mengetahuinya insya Allah, aku hanya sedikit sibuk.
Pertanyaan ke-3
Pemuda: Saya telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis yang
jauh lebih cantik daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu?
Gadis: (Mendengar itu si Gadis marah, dia mengadu ke
orangtuanya dengan marah), Aku tidak ingin menikahi pria ini, dia menghina
kecantikan dan kepintaranku.
***
Jujur, membaca kisah
ini membuatku merenung. Jika pertanyaan itu hadir untukku sebelum aku membaca
kisahnya, apakah jawabanku?
Pertanyaan pertama.
Dan saat pertanyaan pertama diajukan padaku, bisa jadi aku juga menjawab
jawaban yang sama. Allah.. Jangan biarkan cintaku kepada makhluk-Mu melebihi
atau menyamai cintaku pada-Mu. Aku takut ini menjadi salah satu bentuk syirik
mahabbah terhadap-Mu.
Pertanyaan kedua.
Surat yang aku ketahui artinya... Ucapku sembari mengingat-ingat. Satu surat
yang kuketahui artinya dalam al quran bisa dihitung dengan jari. Hanya sedikit.
Allah.. Engkau Maha Mengetahui betapa kurangnya pengetahuan bahasa arab dan al quran
ku. Bantu hamba menjaga azzam untuk terus belajar bahasa arab dan al qur'an Ya
Muqallibal Qulub..
Pertanyaan ketiga.
Mengapa saya harus menikahikmu? Dan pertanyaan ini sungguh membuatku
terbungkam. Aku kemudian teringat sebuah wawancara yang bertanya pertanyaan
senada, "apa kelebihanmu dibanding yang lain? Apa yang membuatmu lebih
pantas untuk kami pilih?"
Dan aku masih
terbungkam, si penanya mengulangi pertanyaan ketiga. Saya telah dilamar untuk menikah, dengan gadis-gadis
yang jauh lebih cantik daripada dirimu, Mengapa saya harus menikahimu?
Tidak ada. Jika
salah satu dari mereka lebih menarik hatimu, maka pilihlah ia. Aku tidak
mencari seorang pemuda yang membanding-bandingkan gadis satu dan gadis lainnya
secara terang-terangan. Setiap gadis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kau
boleh membandingkan satu gadis dengan gadis lainnya di otakmu, atau dengan
siapa pun. Tapi tidak denganku. Allahua'lam.
***
Akan menjadi hal
yang berbeda, jika pertanyaan yang senada dengan pertanyaan 3 diajukan dalam
sebuah wawancara pemilihan divisi, atau saat apply kerja. Akan berbeda. Karena
sungguh, bagiku pertanyaan senada pertanyaan 3 tak bisa kujawab jika ini
mengenai saudari-saudariku yang pernah tinggal seatap denganku, karena aku mengetahui kelebihan-kelebihan mereka dan kekurangan diri. Karena sungguh, bagiku pertanyaan
senada pertanyaan 3 tak bisa kujawab jika ini mengenai saudari-saudariku yang
juga menunggu lelaki terbaik datang menjemputnya, karena aku tidak tahu apakah
aku lebih baik dari mereka atau tidak.
Dan teruntuk
seseorang di suatu koordinat lintang dan bujur bumi. Jika kau benar-benar ingin
datang menjemputku di sini, kumohon jangan tanyakan padaku pertanyaan ketiga.
Karena sensitifitas hatiku akan bergejolak, entah marah, kecewa, minder, atau
justru campuran beberapa rasa negatif lain. Tanyakanlah hal lain yang jadi
prioritasmu untuk menambah poin plus untuk calon istrimu. Tanyakanlah hal lain.
***
Pemuda itu mengatakan, Pertama aku bertanya
kepadanya, siapa yang paling kamu cintai? dia menjawab, ibunya. (Orangtuanya
mengatakan, "apa yang salah dengan itu?") pemuda itu menjawab, "Tidaklah dikatakan Muslim,
hingga dia mencintai Allah dan RasulNya (shalallahu'alaihi wa sallam) melebihi
siapapun di dunia ini". Jika
seorang wanita mencintai Allah dan Nabi (shalallahu'alaihi wa sallam) lebih
dari siapapun, dia akan mencintaiku dan menghormatiku, dan tetap setia padaku,
karena cinta itu, dan ketakutannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, dan kami
akan berbagi cinta ini, karena cinta ini adalah yang lebih besar daripada nafsu
untuk kecantikan.
Pemuda itu berkata, kemudian aku bertanya, kamu
banyak membaca Al-Qur'an, dapatkan kamu memberitahuku arti dari salah satu
surat? dan dia mengatakan tidak, karena belum memiliki waktu. Maka aku pikir semua manusia itu mati, kecuali
mereka yang memiliki ilmu. Dia telah
hidup selama 20 tahun dan tidak menemukan waktu untuk mencari ilmu, mengapa Aku
harus menikahi seorang wanita yang tidak mengetahui hak-hak dan kewajibannya,
dan apa yang akan dia ajarkan kepada anak-anakku, kecuali bagaimana untuk
menjadi lalai, karena
wanita adalah madrasah (sekolah) dan guru terbaik. Dan seorang wanita yang tidak memiliki waktu untuk Allah, tidak akan
memiliki waktu untuk suaminya.
Pertanyaan ketiga yang aku tanyakan kepadanya, bahwa
banyak gadis yang lebih cantik darinya, yang telah melamarku untuk menikah,
mengapa Aku harus memilihmu? itulah mengapa dia mengadu, marah. (Orangtua si
pemuda mengatakan bahwa itu adalah hal yang menyebalkan untuk dikatakan,
mengapa kamu melakukan hal semacam itu, kita harus kembali meminta maaf). Si
pemuda mengatakan bahwa Nabi
(shalallahu'alaihi wa sallam) mengatakan "jangan marah, jangan marah,
jangan marah", ketika ditanya
bagaimana untuk menjadi shalih, karena kemarahan adalah datangnya dari setan.
Jika seorang wanita tidak dapat mengontrol kemarahannya dengan orang asing yang
baru saja ia temui, apakah kalian pikir dia akan dapat mengontrol amarah terhadap
suaminya?
***
Untuk diri, yang
masih sering menulis post dengan label #SensiMe. Ingatlah sabda Rasulullah
shalallahu'alaihi wassallam, "jangan marah, jangan marah, jangan
marah".
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya